Masih trauma, sejumlah warga di Sigi belum berani tinggal di dalam rumah
Merdeka.com - Sejumlah rumah warga di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, rusak berat pascagempa, Jumat (28/9) petang.
"Banyak rumah yang roboh dan rusak berat tidak layak huni," ucap Hardianti, salah seorang warga Desa Bolapapu Kecamatan Kulawi, Sigi, saat dihubungi dari Palu, Sabtu (13/10). Dikutip dari Antara.
Hardianti mengaku bahwa banyak rumah-rumah warga di Desa Bolapapu, Laone dan Mataue yang roboh diguncang gempa 7,4 SR.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Mengapa warga Dusun Tempel tidak mengungsi saat erupsi Merapi? Fakta unik lain dari Dusun Tempel adalah ketika terjadi erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu. Kala itu, banyak dari warga di desa tetangga yang mengungsi. Namun Dusun Tempel warganya justru tetap memilih tetap tinggal di rumah kendati jaraknya amat dekat.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Siapa yang tinggal di rumah nyaris roboh? Sang pemilik, Abun (63), tak bisa berbuat banyak lantaran hidup di bawah garis kemiskinan.
-
Bagaimana Rumah Tuo Rantau Panjang bertahan dari gempa? Itulah mengapa, rumah ini bisa fleksibel mengikuti getaran bumi saat terjadi gempa sehingga baik dinding sampai atapnya tidak akan runtuh.
Sebagian rumah warga tidak roboh, namun retak tidak layak huni. Sampai saat ini warga belum berani beraktivitas dan tidur di rumah.
"Warga masih trauma dengan gempa, belum lagi rumah retak-retak. Belum berani untuk tinggal di rumah," akui Orhyn, sapaan akrab Hardianti.
Banyak warga yang selamat dari guncangan gempa. Namun, pascagempa, bantuan makanan lambat tiba di Kulawi.
Hal itu karena akses jalan menuju Kulawi tertutup longsor. Akses jalan darat baru terbuka kurang lebih 10 hari pascagempa.
Kondisi itu membuat warga bertahan hidup dengan mengkonsumsi ubi, pisang dan sebagainya termasuk mengkonsumsi air sungai untuk bertahan hidup.
Saat ini warga Kulawi butuh bantuan tenda dari pemerintah agar mereka bisa terlindung dari hujan dan angin saat tidur malam hari. Warga juga butuh bantuan makanan dan air bersih serta bantuan obat-obatan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaRumah yang roboh berada di Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Pangandaran.
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaKebakaran permukiman padat itu telah padam. Beberapa warga kembali ke rumahnya untuk mengais barang-barang yang tersisa dari kebakaran.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat, 96 rumah rusak tersebut tersebar di Sukabumi dan Bogor.
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaPlafon Rumah Warga Bekasi Jebol Akibat Ledakan Gudang Amunisi di Bogor, Langsung Diperbaiki TNI
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca Selengkapnya