Masuki Musim Kemarau, Debit Air Irigasi di Banyuwangi Masih Aman
Merdeka.com - Memasuki musim kemarau sejumlah petani di Kabupaten Banyuwangi mulai menggunakan alternatif penyedotan sumber mata air untuk pengairan tanamannya. Meski demikian, kondisi pengairan di sungai-sungai untuk kebutuhan irigasi pertanian tercatat masih mencukupi.
Kepala Dinas Pengairan, Kabupaten Banyuwangi, Guntur Priambodo mengatakan, debit air sungai untuk irigasi di sejumlah sungai di Kabupaten Banyuwangi memang terpantau mengalami penurunan, namun masih bisa mencukupi kebutuhan irigasi pertanian hingga 30 persen, sesuai standar kemampuan.
"Sisa debit yang ada masih cukup, asalkan dengan pola tanam yang tepat," kata Guntur, Senin (8/7).
-
Di mana tanaman padi di Banyumas yang terancam kekeringan? “Kami optimistis sebagian besar tanaman padi di Banyumas dapat diselamatkan. Meskipun saat ini msih ada yang panen, bahkan ada pula yang baru tanam khususnya di sekitar kaki Gunung Slamet karena memang di sana air selalu tersedia,“ ujar Jaka dikutip dari ANTARA pada Minggu (13/8).
-
Gimana warga Banyumas dapat air? Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
-
Bagaimana para petani mengatasi kekeringan di Embung Alastuwo? Ia mengatakan sudah ada kelompok tani yang menjalankan program pompanisasi.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk antisipasi banjir? Antisipasi banjir menjelang musim penghujan terus dilakukan Pemkab Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menginstruksikan dinas-dinas teknis mulai melakukan langkah antisipatif.'Dinas PU Pengairan, Dinas PU Bina Marga, Dinas LH, juga BPBD kami minta sudah menyiapkan diri. Gorong-gorong segera dibersihkan agar air tidak tersumbat. Spot-spot banjir juga juga mulai dipetakan untuk antisipasinya,' kata Ipuk saat menggelar rapat koordinasi mingguan yang diikuti oleh seluruh OPD, Jumat (3/11).
-
Kenapa sungai di Banyumas kering? Di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, air sungai jadi kering kerontang akibat musim kemarau.
-
Bagaimana warga Sambeng dapatkan air di awal kemarau? Pada awal musim kemarau, warga mengandalkan sumber air yang terletak di pinggir desa. Namun karena musim kemarau berlangsung panjang, sumber air ikut mengering.
Dia menjelaskan, pola pertanian yang tepat sesuai ketentuan dari dinas pertanian sangat menentukan kecukupan irigasi. Seperti diketahui, jumlah pola tanam dibagi menjadi tiga jenis tiap tahunnya.
"Tiap tahun dinas pertanian menetapkan tiga musim. Pertama musim hujan, kemarau satu dan kemarau dua," katanya.
Bila kondisi saat ini sedang memasuki masa kemarau, namun tetap memaksakan dengan tanaman padi, maka bisa berakibat kekurangan pembagian air.
"Kekeringan bisa karena tidak dapat jatah air, atau sesuai gilirannya tapi harus menunggu lebih lama," paparnya.
Hingga saat ini, kata Guntur kondisi irigasi di Dam besar seperti di Karangdoro, Kecamatan Tegalsari masih mencapai 11,5 meter kubik, dan masih siap mengairi 16.000 hektar sawah.
"Irigasi desa yang kecil juga masih cukup, tambahan embung juga banyak membantu," katanya.
Kemudian di Dam Blambangan, Kecamatan Srono, kata Guntur, saat ini masih mencapai 600 liter per detik , dengan kondisi normal saat musim hujan 3000 liter per detik.
"Memang debitnya turun. Tapi Dam Blambangan masih bisa melayani 1500 hektar persawahan," katanya.
©2019 Merdeka.comPemerintah sendiri, kata Guntur memiliki kewajiban untuk memberikan irigasi 30-50 persen dari total area persawahan seluas 65 ribu hektare di Banyuwangi, terutama persawahan yang menggantungkan tadah hujan.
"30 persen yang kewajiban kita di padi. Kemungkinan bisa sampai 50 persen," paparnya.
Kondisi kemarau diprediksi berlangsung hingga bulan Agustus dan September nanti. Dia berharap petani bisa mematuhi aturan pola tanam yang tepat agar kebutuhan air bisa tercukupi.
"Puncaknya Agustusan, sampai September. Kemarin masih ada hujan di beberapa wilayah selama dua hari sangat membantu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan menambahkan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan sosialisasi melalui petugas lapangan untuk mensosialisasikan pola tanam yang tepat agar tidak gagal panen.
"Pola tanam masyarakat sudah diatur. Cuma yang melanggar masih banyak, terutama daerah Bangorejo, Purwoharjo, kalau dulu tanam kedelai, dan dipaksakan tanam padi, selain jeruk dan buah naga," katanya.
Pihaknya, mengaku sudah membuat aturan pola tanam dari musim kemarau pertama dan kedua (MK1 dan 2).
"Teman teman di lapangan sudah menyampaikan, ada MK 1 dan MK 2," ujarnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkab Banyuwangi telah mengimbau kepada para petani untuk menunda penanaman komoditas pertanian yang membutuhkan air banyak.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Dinas Pertanian Banyuwangi, stok beras di Banyuwangi jumlahnya mencukupi sampai akhir tahun.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
Baca SelengkapnyaPara petani di Sukasirna memang lebih memilih membuat kincir air untuk mengairi sawah-sawah dibanding menggunakan pompa air.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani telah memerintahkan semua dinas untuk membuat langkah antisipatif terkait dampak El Nino
Baca SelengkapnyaKementan juga terus mendata atau melakukan pemetaan jaringan irigasi yang sudah direhabilitasi dan yang belum direhabilitasi.
Baca SelengkapnyaBerbagai cara dilakukan mulai dari penyediaan sarana prasarana hingga meningkatkan kualitas petani
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaIni merupakan tanda musim kemarau kering yang sudah diwanti-wanti oleh BMKG sejak lama.
Baca SelengkapnyaPlt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Ilham Juanda, untuk ketersediaan pangan non beras, saat ini jumlahnya dalam kondisi yang cukup.
Baca SelengkapnyaKetua Gapoktan Suka Bakti di Desa Soga Bakti menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian.
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca Selengkapnya