Hadapi Musim Kemarau, Begini Cara Sleman Jaga Sektor Pertanian Tetap Produktif
Berbagai cara dilakukan mulai dari penyediaan sarana prasarana hingga meningkatkan kualitas petani
Berbagai cara dilakukan mulai dari penyediaan sarana prasarana hingga meningkatkan kualitas petani
Hadapi Musim Kemarau, Begini Cara Sleman Jaga Sektor Pertanian Tetap Produktif
Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut. Walaupun ada sungai mengalir dan juga Selokan Mataram yang membentang dari timur ke barat, namun ada warga yang tinggal di daerah perbukitan dan di sana tidak terjangkau irigasi. Lantas seperti apa langkah Pemkab Sleman menghadapi krisis air pada musim kemarau ini?
-
Apa contoh masalah lingkungan di musim kemarau? Contoh permasalahan lingkungan hidup yang pertama adalah kekeringan. Kekeringan adalah fenomena yang sering terjadi ketika musim kemarau. Seringkali, di berbagai wilayah Indonesia mengalami kekeringan luar biasa yang dapat berakibat buruk.
-
Bagaimana Gunungkidul mengatasi kekeringan? “Anggaran di BPBD masih tersedia sehingga belum meminta tambahan melalui BTT,“ katanya.
-
Apa upaya Pemprov Jateng mengatasi kekeringan? “Untuk itu dilakukan pengendalian secara pre-emptive di daerah endemis dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan responsif pada daerah yang terserang OPT dengan bahan kimia secara bijaksana,“
-
Kenapa kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Bagaimana Kementan mengatasi dampak El Nino pada sektor pertanian? Kementan juga menyiapkan sejumlah strategi lainnya. Mulai dari gerakan percepatan tanam, gerakan pengendalian Organisne Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman, hingga gerakan penanganan dampak perubahan iklim (DPI).
Bantuan Pompa Air
Beberapa upaya tersebut meliputi pemberian bantuan pompa air dan sumur di lahan pertanian yang terdampak kekeringan akibat kemarau melalui anggaran APBD Sleman sebanyak 53 unit. Bantuan ini disalurkan kepada kelompok-kelompok tani di wilayah yang mengalami kekeringan. Adapun upaya lainnya yakni membangun irigasi air tanah dangkal (IATD) sebanyak dua sumur dangkal kedalaman 30 meter dan 25 paket sumur ladang untuk pertanian pangan melalui anggaran DAK tahun 2023, 10 paket sumur ladang untuk komoditas hortikultura dan peternakan, serta tiga unit sumur dangkal. Kemudian satu paket sumur ladang terdiri atas dua unit sumur bor sedalam 15 meter dan satu mesin pompa air.
Percepatan Tanam
Upaya berikutnya adalah gerakan percepatan tanam di semua Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan (BP4). Berdasarkan data Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, luas tambah tanam (LTT) pada musim tanam Oktober 2022 hingga Maret 2023 mencapai 96,37 persen dan selisihnya sudah terealisasi pada April. Upaya percepatan tanam pun berhasil dilakukan. Terbukti realisasi tanam pada April 2023 seluas 8.970 hektare dari target 5.171 hektare, yang artinya selisih dari luas tersebut merupakan area tanam dipercepat.
Upaya lain yang juga telah dilakukan yakni melalui gerakan penyimpanan air hujan bagi petani tadah hujan di wilayah perbukitan Kapanewon (Kecamatan) Prambanan dengan pembuatan embung cluweg. Dinas Pertanian telah memfasilitasi pembuatan embung cluweg beberapa tahun terakhir. Pada tahun ini juga ada fasilitas embung cluweg sebanyak empat unit untuk kelompok tani di Wukirsari, Sambisari dan Gayamharjo.
Hibah Alsintan
Dalam upaya meningkatkan produksi pertanian dan perikanan serta mempertahankan predikat Sleman sebagai lumbung pangan di DIY, Pemerintah Kabupaten Sleman juga memberikan bantuan hibah berupa 265 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada 200 kelompok pertanian, perikanan, dan peternakan sebagai upaya peningkatan produktifitas dan kesejahteraan petani di kabupaten ini. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan sebanyak 265 unit alsintan telah disalurkan kepada gabungan kelompok tani (gapoktan) serta pembudi daya ikan sebanyak 200 kelompok penerima.
Sebanyak 265 peralatan yang dihibahkan meliputi 23 unit cultivator, 129 unit pemotong rumput, dua unit chopper, 53 unit pompa air, 21 unit traktor roda dua, delapan unit power thresher, empat unit pencacah pupuk organik. Selain itu juga diserahkan tiga unit penyaring pupuk organik, tiga unit kendaraan roda tiga, 18 unit kincir dan genset, serta mesin pengayak beras dan impulse sealer. Nilai total yang dibagikan sebesar Rp2,886 miliar lebih. Penyerahan bantuan alsintan pada 2023 ini akan dilakukan kembali di tahapan selanjutnya.Pendampingan Petani
Selain menyediakan sarana prasarana, Pemkab Sleman juga melakukan pendampingan dan pemberian motivasi pada para petani. Pendampingan tersebut dilakukan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan melalui para petugas penyuluh lapangan untuk terus memotivasi dan melakukan pendampingan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam upaya meningkatkan produktifitas pertanian. Para penyuluh lapangan juga dibekali dengan peningkatan wawasan dan pengetahuan tentang pertanian yang modern tanpa meninggalkan pengembangan pertanian yang telah berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan para petani. Melalui ikhtiar tersebut, Pemkab Sleman optimistis produksi pertanian dan perikanan pada musim kemarau pada tahun ini tidak terganggu