Mayat Terikat Rantai dan Batu Cor di Sungai Kenten Sumsel Diketahui OGJ
Merdeka.com - Identitas mayat yang ditemukan dalam kondisi tangan terikat rantai besi dan batu cor dalam jeriken diketahui bernama Andre Saputra (32). Korban dengan gangguan kejiwaan itu hilang sejak dua hari sebelum ditemukan.
Identitas korban terkuak setelah keluarga mengecek ke kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Rabu (18/11). Ciri-ciri fisik korban menyerupai dengan keterangan keluarga, seperti berjenggot tipis dan yang paling meyakinkan pakaian yang dikenakan korban.
Kerabat korban, Aziz (27) memastikan jenazah itu adalah keluarganya. Dia terakhir terlihat pada Minggu (15/11) kemudian tak lagi pulang ke rumah.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Di mana mayat itu ditemukan? Menurut Fathir lima mayat itu ditemukan pihaknya di sebuah ruangan lantai 15 UNPRI usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Siapa yang datang melayat? Nisya datang melayat ke rumah duka pada Senin (11/12) siang.
-
Siapa yang ditemukan di dalam makam? Ditemukan tujuh kerangka dalam makam tersebut, yang diduga merupakan keluarga penting di masa lalu.
-
Bagaimana mayat ditemukan? Ia tak sengaja menemukan mayat tersebut saat melakukan patroli rutin.
"Kami sangat yakin jenazah itu Andre Saputra, keluarga kami. Pakaiannya persis yang dimilikinya, ciri-ciri badan juga sama," ungkap Aziz, Rabu (18/11).
Dikatakannya, Andre hanya tinggal bersama adik perempuan di Komplek Azhar, Kenten Laut, Banyuasin, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Korban memiliki gangguan kejiwaan sejak lama dan belakangan sering murung.
"Tapi dia masih ingat keluarga, jalan pulang. Kalau ke rumah kami minta duit, paling dua ribu atau sepuluh ribu langsung pergi, tidak ganggu orang," kata dia.
Saat ini, dokter forensik belum memutuskan identitas mayat karena masih melakukan otopsi.
"Kami berharap dokter nanti mengumumkan identitasnya seperti yang kami yakini. Kami masih menunggu dan membawanya ke kampung untuk dimakamkan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Kenten Laut, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, Sumatera Selatan, geger dengan penemuan mayat dengan tangan terikat rantai dan batu cor. Dugaan kuat, korban akibat tindak pidana pembunuhan.
Mayat laki-laki yang belum diketahui identitasnya itu diketahui seorang warga yang sedang memancing di perairan Sungai Kenten, Selasa (17/11). Polisi datang ke TKP dan mengevakuasi ke kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Kasat Polair Banyuasin AKP Basit Usman mengungkapkan, di tangan kiri terikan rantai besi dan batu cor di dalam jeriken. Diduga, barang-barang itu bertujuan untuk menambah beban korban sehingga tetap berada di dalam air.
"Benar, ada penemuan mayat yang terikat rantai besi dan batu coran dalam jerikan," ungkap Basit.
Dari fisik, korban diperkirakan berusia 35 tahun dengan mengenakan kaos kerah pendek bertuliskan merek Polo dengan motif garis hitam putih. Sementara celana mengenakan training. Ciri lain rambut ikal, berjanggut kecil-kecil.
"Tidak ada kartu identitas yang menempel di korban, kita serahkan ke pihak forensik untuk mengungkapnya," ujarnya.
Penyidik juga tengah menyelidiki kasus ini karena diduga kuat korban pembunuhan. Pelaku bermaksud menyembunyikan korban dengan dihanyutkan ke sungai disertai barang-barang dengan bobot berat.
"Mulutnya disumbat plastik, itu menambah dugaan tindak pidana. Kami tunggu masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya melapor untuk mengungkap identitas sekaligus menyelidiki kasus ini," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum ditemukan tewas, korban pergi dari rumah sejak 6 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga memutuskan untuk tidak melakukan otopsi terhadap jasad korban.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasil pemeriksaan sementara, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.
Baca SelengkapnyaJenazah korban saat ini sedang disemayamkan di rumah korban tepatnya di kampung Calap, Distrik Borme.
Baca SelengkapnyaPasca kejadian, AT lantas melarikan diri sementara Arif kabur ke rumah istrinya yang ada di Palembang.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilaporkan hilang oleh keluarga sebelum ditemukan tewas di bawah lantai
Baca SelengkapnyaDari 27 korban tersebut, 16 orang berasal dari Kabupaten Agam dan 11 dari Tanah Datar.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca Selengkapnya