Mencegah Remaja jadi Korban Bullying di Tiktok
Mencegah Remaja jadi Korban Bullying di Tiktok
Mencegah Remaja jadi Korban Bullying di Tiktok
Tren peningkatan pengguna internet remaja menimbulkan tantangan yang perlu disikapi oleh seluruh pemangku kepentingan, utamanya yang menyangkut keamanan. Tanpa pengaturan dan pengawasan yang tepat, remaja berpotensi terpapar konten negatif, menjadi korban bullying ataupun eksploitasi di dunia maya.
Untuk memastikan terciptanya ruang digital yang aman dan ramah bagi remaja, TikTok menyusun serangkaian Panduan Komunitas untuk menanggapi risiko dan potensi bahaya yang mungkin muncul.
-
Apa saja tanda anak korban bullying di media sosial? Perubahan drastis dalam penggunaan teknologi khususnya media sosial dapat menjadi satu pertanda anak tengah tidak nyaman. Bisa jadi Ia sedang terganggu oleh sesuatu hal. Orang tua perlu waspada apabila anak menjadi terlihat marah, gugup hingga frustasi setelah mereka bermain ponsel.
-
Siapa yang berperan penting cegah anak jadi korban bullying? Melihat fakta ini, orangtua perlu memainkan peran penting dalam mencegah anak mereka menjadi korban perundungan.
-
Bagaimana cara orangtua cegah anak di-bully? Mengajarkan Asertivitas Salah satu cara utama yang bisa dilakukan orangtua adalah mengajarkan anak mereka tentang asertivitas.
-
Siapa yang bisa membantu anak untuk mencegah bullying? Sama seperti ketika melihat anak menjadi korban bullying, melihat anak menjadi pelaku bullying merupakan hal yang tidak menyenangkan.
-
Bagaimana bullying bisa dihentikan? Mencegah bullying di sekolah memerlukan upaya bersama dari sekolah, orang tua, siswa, dan masyarakat.
-
Bagaimana cara menghentikan bullying? Kampanye anti bullying dapat berbentuk penyebaran kata-kata untuk meningkatkan pemahaman atas apa itu perilaku bullying, dan kepedulian untuk tidak melakukan bullying.
TikTok juga menyosialisasikan Panduan Komunitas dan upaya-upaya yang diambil dengan safety partners, seperti WAHID Foundation, Yayasan Sejiwa Amini (SEJIWA) dan Yayasan Pulih untuk lebih banyak menjangkau komunitas.
Simak lima cara TikTok meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna remaja
berikut ini.
TIKTOK
Stop Bullying1. Batasan Usia dan Verifikasi
Di Indonesia, TikTok menerapkan batasan usia 14 tahun ke atas untuk dapat memiliki akun TikTok. Meskipun telah memiliki akun, pengguna remaja hanya bisa mengakses fitur yang sesuai dengan usia mereka. Tim moderasi di TikTok akan verifikasi untuk memastikan apakah pengguna memasukkan usia yang sebenarnya. Akun akan secara otomatis terblokir jika pengguna diketahui berusia di bawah usia minimum.
Stop Bullying2. Privasi Akun dan Level Konten
TikTok memperkenalkan Level Konten yang menyortir konten yang tidak sesuai dengan pengguna remaja, menggunakan pembatasan pengaturan privasi secara default, dan mengatur agar konten yang dibuat oleh pengguna remaja tidak masuk ke dalam deretan konten FYP.
Stop Bullying3. Panduan Komunitas Terbaru
Panduan Komunitas terbaru mulai berlaku 21 April 2023 dengan mengandung prinsip-prinsip yang lebih menyeluruh untuk melindungi pengguna, terutama pengguna remaja berusia 14 tahun ke atas. Pembaruan ini meliputi penambahan kata "suku" sebagai upaya melindungi pengguna dari ujaran dan perilaku kebencian dan cyberbullying.
Stop Bullying4. Fitur Parental Control
Melalui fitur Family Pairing yang diperbarui pada Maret 2023, TikTok melibatkan orangtua dan keluarga dalam mendampingi remaja. Orangtua atau wali berperan amat penting dalam mendukung pengalaman digital yang positif bagi remaja.
Stop Bullying5. Laporan Penegakan
Sepanjang 2022, TikTok telah menghapus total 32.051.665 video yang tidak memenuhi syarat di Indonesia. Pihak TikTok juga menyampaikan akan terus memperluas informasi yang dihadirkan dalam laporan ini sebagai pelopor untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas terkait keamanan pengguna di industri.