Mengapa komunisme masih jadi fobia di Indonesia?
Merdeka.com - Komunis lahir dari pemikiran Karl Marx, seorang filsuf sekaligus pakar ekonomi dan politik. Komunis sempat tumbuh menjadi poros kekuatan dunia. Berdiri menentang kapitalis dan para pemilik modal.
Pada masa Orde Lama, Partai Komunis Indonesia (PKI) sempat menjadi salah satu partai terbesar di dunia. Di bawah Uni Soviet dan China. PKI juga menempati posisi nomor empat pada Pemilu 1955. Di bawah PNI, Masyumi dan NU.
Peristiwa G30 September menghancurkan PKI ke titik nol. Mereka dituding jadi dalang kudeta dan pembunuhan tujuh jenderal. Imbasnya ratusan ribu orang yang dicap komunis dibantai. Soeharto membubarkan PKI. Marxisme dan Komunis jadi ajaran terlarang di Indonesia.
-
Siapa yang memimpin PPKI? Sejak kekelahan Jepang atas Sekutu, ia menjadi anggota dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersama Ahmad Subarjo, Kasman Singodimedjo, dan tokoh-tokoh penting lainnya.
-
Siapa pemimpin Orde Baru? Orde Baru merujuk kepada masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
-
Kenapa PKI menang pemilu 1955? Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dipimpin oleh Alimin, berhasil mengumpulkan suara lebih dari 6 juta orang dan menguasai 16,4% suara. Partai ini mendapat 39 kursi pemerintahan.
-
Siapa yang menurut Soekarno memiliki kekuatan untuk mengguncang dunia? Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.
-
Apa organisasi modern pertama di Indonesia? Pada tahun 1903, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) DI Batavia. Lima tahun kemudian yakni pada tahun 1908, Soetomo bersama kawan-kawannya di STOVIA mendirikan organisasi modern pertama di Indonesia yang diberi nama Budi Utomo.
Imbasnya terasa hingga kini. Walau cap eks tahanan politik (ET) sudah dihapus dari Kartu Tanda Penduduk (KTP), namun fobia Komunis tetap terasa.
Salah seorang bapak revolusi Indonesia, Tan Malaka, bahkan hingga kini sulit diterima sebagian besar rakyat Indonesia. Jasa-jasa Tan yang luar biasa seolah dihapuskan karena dia seorang komunis.
Beberapa hari lalu diskusi-diskusi buku Tan dibubarkan FPI dan ormas-ormas pemuda. FPI juga menggerebek rumah pertemuan para eks Tapol PKI di Semarang.
Komunisme dianggap paham tak bertuhan. Hal ini didasarkan pada kritik Marx terhadap agama yakni 'agama adalah candu bagi masyarakat.'
Kritikan itu dikeluarkan Marx terhadap agama Kristen yang saat itu mendoktrin umatnya pada etika ketertundukan.
Padahal, sikap tunduk pasrah tersebut sangat menguntungkan kaum kapitalis yang menguasai sendi-sendi perekonomian kala itu. Karena itu, Marx menilai agama digunakan oleh kelas kapitalis untuk kepentingan mereka.
Menurut Guru Besar FISIP Universitas Negeri Solo, Totok Sarsito, rentannya paham komunisme di Indonesia memang dilandasi oleh kepentingan agama. Terlebih, hal ini sulit dipahami bagi kaum yang religius.
"Dalam pemikiran komunisme ada nilai yang pertentangan dengan masyarakat pada umumnya. Karena komunisme mengatakan bahwa agama adalah racun. Itu yang menjadi penyebab itu (komunis) sensitif. Juga tidak dipercaya kaum religius," kata Totok kepada merdeka.com, Jumat (21/2).
Totok menambahkan, walaupun selalu disebut negatif, nyatanya paham ini mempunyai nilai positif. Komunisme disebutnya mampu sebagai alat perjuangan.
"Sebagai ideologi perjuangan cukup ampuh, karena ada perlawanan pertentangan kelas. Tetapi buat (diterapkan) kehidupan agak sulit," terangnya.
Sebagai seorang pengajar, dirinya pun sering berdiskusi di kelas tentang paham komunisme ini kepada para mahasiswanya. Sebab, hal ini dinilainya sebagai salah satu cara menganalisis kehidupan manusia.
Diakuinya, saat ini di Indonesia penganut paham komunisme memang tidak begitu kelihatan. Mereka hanya muncul bila terdapat hal yang berbau kekirian. Terutama mereka yang benci dengan kapitalisme dan liberalisme.
"Kalau secara nyata memang tidak kelihatan, kalau ada pemilihan-pemilihan berbau kiri itu ada. Anti kapitalisme, anti liberalisme ini juga sedikit dari ajaran Marx," pungkasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berawal dari organisasi Islam yang berada di bawah pengawasan pemerintah Jepang lalu berubah menjadi partai politik Islam masa Pemerintahan Soekarno.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaHampir seluruh penduduk desa memilih PKI dalam Pemilu 1955. Padahal tak pernah ada kampanye di desa terpencil itu.
Baca SelengkapnyaSeorang tokoh pergerakan nasional asal Surakarta ini terlibat aktif dalam pergerakan nasional Indonesia dan organisasi politik.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa bertindak seperti rezim orde baru.
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu 2024, terdapat 24 partai politik yang akan bertarung. Sementara Orde Baru hanya ada tiga partai.
Baca SelengkapnyaMegawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaOrde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Indonesia masih mewarisi semangat kolonial dalam sektor hukum.
Baca Selengkapnya