Menkominfo Heran Masih Banyak Temukan Hoaks Soal Capres Meski Pilpres Usai
Merdeka.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pasca-Pemilu 2019 banyak menemukan konten hoaks atau informasi bohong yang berkaitan dengan pencapresan.
"Saya juga agak bertanya-tanya sebetulnya, pilpres sudah selesai tetapi hoaksnya tentang calon presiden masih ada," kata Rudiantara seusai menghadiri acara Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan DIY Triwulan I Tahun 2019 di Yogyakarta seperti dikutip Antara, Kamis (25/4).
Rudiantara mengakui temuan informasi bohong atau hoaks yang berhasil dilacak Kemenkominfo terus meningkat. Pada Agustus 2018 hoaks mencapai 25 temuan, Desember 75 temuan. Kemudian pada Januari 2019 meningkat signifikan mencapai 175 temuan, Februari 353 temuan, Maret 430 lebih temuan.
-
Apa yang paling banyak ditemukan dalam isu hoaks 2023? Isu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat sepanjang 2023 telah menangani sebanyak 1.615 konten isu hoaks yang beredar di website dan platform digital.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Kapan Kominfo mulai pantau isu hoaks? Total sejak bulan Agustus 2018, sudah 12.547 konten isu hoaks yang telah ditangani Kementerian Kominfo. Berdasarkan kategori, sejak Agustus 2018 hingga Desember 2023, isu hoaks paling banyak berkaitan dengan sektor kesehatan.
-
Dimana hoaks tentang Kominfo beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
"Nah April sampai kemarin tanggal 22 dibanding 22 hari Bulan Maret lebih banyak April, padahal pemilunya sudah selesai," ucap dia.
Menurut Rudiantara, selama April 2019 konten hoaks didominasi tema-tema politik yang mencapai 23 persen. Dari konten politik tersebut yang paling banyak berkaitan dengan pencapresan.
Untuk mencegah penyebaran hoaks, ia menegaskan Kemenkominfo terus melakukan pelacakan dan penindakan di dunia maya dengan bekerja sama dengan tim dari Polri.
"Tindakan di dunia nyata dilakukan oleh aparat penegak hukum karena Kemenkominfo hanya di dunia mayanya saja," kata dia.
Selanjutnya, khusus untuk mengawal penyelenggara pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu, Komenkominfo telah membentuk satgas khusus yang setiap hari bertugas melakukan klarifikasi atas hoaks yang diidentifikasi menyerang lembaga penyelenggara pemilu tersebut.
Agar tidak terpengaruh dengan beragam hoaks, Rudiantara meminta seluruh pihak bersabar menunggu hasil rekapitulasi Pemilu dari KPU dan tidak ikut-ikutan melempar hoaks kepada lembaga itu. "Tidak usah melempar hoaks kepada KPU, kita percaya KPU akan bekerja dengan independen, kan anggota KPU dipilih oleh DPR juga," ujarnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaSeptiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi
Baca SelengkapnyaSisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaBahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal AMSI, Maryadi mendukung kegiatan koalisi Cekfakta yang sudah terbangun sejak 2018.
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca Selengkapnya