Menteri PUPR Datangi Gedung Sate Kenang Perjuangan Pemuda yang Gugur
Merdeka.com - Menjelang Hari Kebangkitan Pekerjaan Umum yang diperingati pada 3 Desember, Menteri Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR), Basuki Hadimuljono mendatangi Gedung Sate. Ia meminta para pemuda mengenal sejarah dan perjuangan mempertahankan bangunan yang pada masa kemerdekaan berfungsi sebagai markas Departemen PU.
Basuki mengatakan, di balik kemegahan Gedung Sate yang saat ini berfungsi sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat ada perjuangan hingga menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.
"Ini kita pertama kali memperingati hari kebaktian Pekerjaan Umum di pusatnya, yang tadi sampaikan ini gedung sate dulu namanya gedung pengairan, zaman belanda yang juga menjadi gedung PU. Di sinilah yang tujuh orang sapta taruna itu gugur mempertahankan ini karena diserang oleh belanda," katanya saat ditemui di Bandung, Minggu (2/12).
-
Apa ciri khas bangunan Gedung Sate? Gedung punya ciri khas deretan jendela yang berbentuk melengkung.
-
Apa ciri khas Gedung Karesidenan Banten? Desain bangunannya juga megah dan tinggi menjulang khas kerajaan Belanda. Ciri ini ditandai dengan berdirinya delapan pilar besar di halaman depan untuk menopang bagian atap. Kemudian jendela dan pintunya juga bergaya khas kolonial yang juga tinggi menjulang, dan berdaun ganda.
-
Siapa yang berjuang di Gedung Sate Bandung pada 3 Desember 1945? Pada hari itu, sekelompok pemuda dari Angkatan Muda Pekerjaan Umum berjuang di Gedung Sate Bandung untuk melindungi aset vital yang ingin diambil kembali oleh pasukan Sekutu dan Belanda.
-
Kenapa rumah dinas bupati terbengkalai? Dilansir dari kanal YouTube Bucin TV, istana putih itu dari awal direncanakan akan menjadi rumah dinas bupati. Namun setelah selesai dibangun pada tahun 2013, rumah itu tidak pernah digunakan sama sekali.
-
Dimana Gedung Karesidenan Banten dibangun? Letak gedung ini sejak awal berada di sekitar Alun-Alun Kota Serang, dan dirancang secara megah untuk mengatur pemeritahan pada 1822.
-
Kenapa Gedung Sate menjadi tempat wisata yang menarik? Gedung sate merupakan salah satu bangunan yang sangat ikonik di Bandung. Di tempat ini, Anda bisa bersantai dan berjalan-jalan di sekitaran gedung.
Ia mengimbau kepada semua karyawan PU yang masih muda harus mengetahui sejarah perjuangan yang dilakukan pendahulu. Dengan begitu, diharapkan peringatan ini tak hanya jadi seremonial saja, tapi bisa membentuk mentak kerja yang baik.
"Besok upacaranya, kita ke Cikutra (taman makam pahlawan di Bandung). Kalau tadi pakai semboyan kerja itu. Sekarang ini jangan lihat kerjaku, tapi jadi saksikan karyaku. Dikerjakan dengan diam kompak," katanya.
"Saya kira militansi sapta taruna yang ingin saya teruskan ke generasi muda PU, dan sekaligus juga ingin memberikan informasi kepada masyarakat Jawa Barat," lanjutnya.
Dari informasi yang dihimpun, Pada tanggal 24 November 1945, di bagian utara kota, meletus suatu pertempuran yang hebat. Penduduk sekitarnya banyak yang mengungsi ke kota lain yang keadaannya masih aman.
Waktu itu Gedung Sate dipertahankan oleh Gerakan Pemuda PU yang diperkuat oleh satu Pasukan Badan Perjoangan yang terdiri lebih kurang 40 orang dengan persenjataan yang agak lengkap.
Tetapi, bantuan yang diberikan itu tidak lama, karena pada tanggal 29 Nopember 1945, pasukan tersebut lalu ditarik dari Markas Pertahanan Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Tanggal 3 Desember 1945, kantor Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum yang saat ini dikenal dengan Gedung Sate itu hanya dipertahankan oleh 21 orang. Tiba-tiba datang menyerbukan sepasukan tentara Sekutu/Belanda dengan persenjataan yang berat dan modern.
Walaupun demikian petugas yang mempertahankan Gedung Sate ini tak mau menyerah begitu saja. Mereka mengadakan perlawanan mati-matian dengan segala kekuatan yang dimiliki tetap mempertahankan kantor yang akan direbutnya itu.
Mereka dikepung rapat dan diserang dari segala penjuru. Pertempuran yang dahsyat itu memang tidak seimbang. Pertempuran ini baru berakhir pada pukul 14.00 WIB. Dalam pertempuran tersebut diketahui dari 21 orang pemuda 7 diantaranya hilang. Satu orang luka-luka berat dan beberapa orang lainnya luka-luka ringan. Setelah dilakukan penelitian ternyata para pemuda yang hilang itu diketahui bernama: Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu dan Soerjono.
Semula memang belum diketahui dengan pasti, dimana jenazah dari ketujuh orang pemuda ini berada. Baru pada bulan Agustus 1952 oleh beberapa bekas kawan seperjuangan mereka dicarinya di sekitar Gedung Sate, dan hasilnya hanya ditemukan empat jenazah yang sudah berupa kerangka. Keempat kerangka para suhada ini kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasa dari tiga orang lainnya yang kerangkanya belum ditemukan telah dibuatkan 2 tanda peringatan. Satu dipasang di dalam Gedung Sate dan lainnya berwujud sebuah Batu Alam yang besar ditandai dengan tulisan nama-nama ketujuh orang pahlawan tersebut yang ditempatkan di belakang halaman Gedung Sate.
Sebelummya, yakni pada tanggal 3 Desember 1951 oleh Menteri Pekerjaan Umum pada waktu itu, Ir. Ukar Bratakusuma memberikan gelar pemuda berjasa kepada tujuh pemuda yang gugur. Lalu, peristiwa ini kemudia dikenang dan diperingati sebagai Hari Kebaktian Pekerjaan Umum. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Museum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaPak Bas sampai menangis sesenggukan saat mengenang momen 50 tahun yang lalu. Berikut selengkapnya.
Baca SelengkapnyaDemo sopir truk di Jambi berujung pada perusakan kantor gubernur
Baca SelengkapnyaMeletusnya Gunung Gede Pangrango menandai berdirinya rumah dinas gubernur Jawa Barat ini
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaPotret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKebakaran dahsyat itu menewaskan tujuh orang yang terjebak di dalam ruko tersebut, termasuk seorang balita perempuan.
Baca SelengkapnyaSangasanga memiliki banyak peninggalan sejarah yang menjadi daya tarik wisata.
Baca SelengkapnyaUsut punya usut, titik ledakan berada di gudang penyimpanan barang bukti Gegana Polda Jatim
Baca SelengkapnyaKebakaran sudah berhasil dipadamkan dan sedang dalam tahap pendinginan
Baca SelengkapnyaPria yang lahir pada tanggal 5 November 1954 di Surakarta, Jawa Tengah, itu merupakan anak keempat dari delapan bersaudara
Baca SelengkapnyaKronologinya berawal ketika para korban menggali batu di pertengahan tebing milik Jero Mangku Budi, sekitar pukul 09:00 WITA.
Baca Selengkapnya