Menu Tak Cocok & Masih Kenyang, Siswa SD di Palembang Ogah Santap Makan Bergizi Gratis Rp6.000
Saat teman-teman sekelas menikmati program MBG, Gibran hanya makan tahu berisi ayam cincang.
Pemerintah Kota Palembang mulai merealisasikan program makan bergizi gratis (MBG) dengan sasaran siswa TK hingga SMP, Senin (6/1). Di hari pertama, sebanyak 2.928 siswa yang menikmati program itu.
Di balik implementasi program MBG, ada cerita lain yang terjadi di lapangan. Seorang siswa SD di Palembang bernama G (9), justru ogah mengonsumsi porsi yang diberikan. Reaksinya yang begitu cuek saat pembagian makanan membuat petugas curiga.
Dalam menu yang disajikan itu, ada nasi, tahu isi ayam cincang, tumis buncis, dan pisang. Satu porsi makanan itu senilai Rp6 ribu.
Saat ditanya alasannya tak begitu girang saat menerima makanan seperti teman-teman yang lain, Gibran mengaku tidak suka dengan lauk dan sayuran yang disajikan.
"Tidak suka tahu dan tempe, tidak suka buncis, sukanya sayur kangkung, ayam atau ikan," ungkap G.
Saat teman-teman sekelas menikmati program MBG, Gibran hanya makan tahu berisi ayam cincang. Sisanya bakal ia bawa pulang sepulang sekolah.
"Sudah sarapan di rumah juga, masih kenyang, nanti dibawa pulang saja," kata G.
Sementara siswa lain, QE (8), justru menghabiskan makanan yang diberikan. Kebetulan, menu makanan memang kerap dimasak ibunya di rumah.
"Saya suka sama makanannya karena di rumah bunda suka masak tahu dan tempe, jadi Queen suka," kata QE.
Biasanya QE selalu sarapan sebelum berangkat sekolah dan tidak membawa bekal. Dia juga tidak pernah jajan karena takut jajanan di sekolah tidak sehat baginya.
"Hari ini sengaja tidak sarapan karena tahu bakal diberi makanan," kata QE.
Kepala Dinas Pendidikan Palembang Adrianus Amri menjelaskan, menu makanan dan takaran gizi telag ditentukan Badan Gizi Nasional (BGN). Untuk siswa TK dan SD, BGN menentukan satu porsi makanan senilai Rp6 ribu lalu ditambah biaya transportasi dan lainnya sebesar Rp5.000. Sedangkan menu makanan siswa SMP sebesar Rp10 ribu per porsi karena menunya lebih banyak.
"Yang menentukan semuanya ada di BGN, termasuk dapur umum sebagai penyedia makanan. Sekarang baru satu dapur yang beroperasi, minggu depan dapur di Kalidoni dan Sukarami," kata Adrianus.