Meradangnya polisi dituding bom Kampung Melayu buat pengalihan isu
Merdeka.com - Lima tewas dan belasan luka-luka akibat bom panci yang dua kali meledak di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam. Lima tewas yakni 2 pelaku AS dan INW. Sedangkan, tiga korban lainnya berasal dari pihak kepolisian yakni Briptu Taufan Tsunami, Briptu Ridho Setiawan, dan Briptu Imam Gilang Adinata.
Informasi yang dihimpun, bom meledak di dalam toilet dimana ledakan pertama lebih besar daripada yang kedua. Saat itu, terdapat anggota kepolisian yang tengah mengamankan jalannya pawai obor jelang bulan Ramadan.
Ledakan bom sudah barang tentu mengejutkan seluruh negeri, khususnya warga yang tengah melintas di sekitar lokasi. Bagaimana tidak, menurut kesaksian warga, ledakan begitu besar terdengar hingga radius sekitar 2 km.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Kenapa polisi bakar polisi? 'Yang menjadi catatan dari peristiwa ini adalah pertama motif. Motifnya adalah saudara Briptu Rian sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya, mohon maaf, ini dipakai untuk main judi online,' ujarnya, Minggu (9/6).
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
Akibat peristiwa tersebut, sejumlah barang bukti yang tercecer di tempat kejadian perkara (TKP) dikumpulkan. Diantaranya yakni, potongan tubuh pelaku, serpihan kaca halte Transjakarta yang terkena ledakan, hingga struk pembelian panci yang ditemukan di salah satu saku celana pelaku.
Untuk keterangan secara rinci, polisi menunggu hasil rekonstruksi dari penyidik.
"Untuk detilnya tentunya nanti tunggu hasil rekonstruksi dari teman-teman labfor akan disampaikan lagi," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/5).
Sayangnya, musibah itu disebut-sebut segelintir orang sebagai pengalihan isu. Yang Parahnya, kabar yang berhembus, bom Kampung Melayu merupakan buatan pihak kepolisian yang bertujuan mengalihkan beberapa isu tengah hangat di dalam negeri.
Kabar yang beredar luas itu sontak membuat panas kuping Korps Bhayangkara.
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana tak habis pikir institusinya disebut-sebut sengaja menciptakan teror demi mengalihkan isu. Padahal, peristiwa itu menewaskan tiga anggotanya.
"Sekarang di sosmed itu ramai, bahwa itu seperti pengalihan dari situasi yang dilakukan oleh polisi, Astagfirullah, saya bilang ada masyarakat yang masih mikir gitu. Korban yang meninggal toh orang islam juga, kok masih dibilang itu pengalihan," tegasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/5).
Jenazah Bripda Ridho Setiawan korban bom Kampung Melayu dibawa ke Lampung ©2017 Merdeka.com
"Dibilang potongan tubuh itu plastik, karet. Kita prihatin lah sama masyarakat yang menyampaikan kaya gitu. Bukannya menambah kekuatan di masyarakat malah kaya gitu," tambahnya.
Dia menegaskan, pihaknya tengah mencari tahu siapa yang memulai propaganda tersebut. Bila kedapatan nantinya pelaku bakal diproses sesuai dengan aturan hukum yang ada.
"Kalau ditangkep pasti kita sidanglah, diproses. Ada aturan hukum yang kita pakai dan kita akan bergerak cepat," ucapnya.
Sementara itu terkait adanya pengakuan dari ISIS yang bertanggungjawab atas ledakan di Kampung melayu, Suntana akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Semua informasi itu bakal dikumpulkan dan ditindaklanjuti.
"Hal wajar kalau kelompok radilkal itu mengatakan bahwa itu kelompok itu. Tapi kita enggak akan menanggapi serius, kita akan tetap jadikan informasi untuk ditindaklanjuti," tutupnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaPangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengungkapkan duduk perkara penyerangan Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan sudah berkoordinasi dengan Kapolri dan Kapolda Sumbar agar AKP Dadang dihukum seberat-beratnya.
Baca SelengkapnyaPolisi menembak mati seorang maling spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang biasa membekali diri dengan bom ikan.
Baca SelengkapnyaKapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara, Senin (4/11), menyebut kini JS dan BA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Banten.
Baca SelengkapnyaTiga pelempar bom ke rumah Ketua KPPS di Pamekasan, Jatim, diringkus polisi.
Baca Selengkapnya"Kami sudah mengambil keterangan dari 9 orang, 4 dari anggota Dit Polairud, 3 Masyarakat dan 2 dari pelaku," kata Kabid Propam Polda Sultra, Mochammad Sholeh.
Baca SelengkapnyaSenjata api rakitan ilegal tersebut merupakan milik tersangka IG yang kemudian dibawa oleh tersangka IMS ke Rusun Polri Cikeas.
Baca SelengkapnyaBukan hanya sekali, berikut deretan kasus polisi tembak polisi yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca Selengkapnya