Miris, 37 Anak Nekat Mengakhiri Hidup Sepanjang 2023
KPAI mencatat total 37 kasus bunuh diri anak di sepanjang 2023.
KPAI menilai masalah anak bunuh diri tersebut adalah peringatan keras bagi semua pihak.
Miris, 37 Anak Nekat Mengakhiri Hidup Sepanjang 2023
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat total 37 kasus bunuh diri anak di sepanjang 2023. Sebanyak 9 di antaranya terjadi di bulan November 2023.
Komisaris KPAI Diyah Puspitarini menyebut angka kasus November belum terhitung sampai akhir bulan. Dia menduga ada kemungkinan untuk kasus bunuh diri anak bertambah.
"Kami baru FGD expert, dalam November ini 9 kasus anak mengakhiri hidup, ini belum sampai 30 November," ujar Diyah dalam Rakornas KPAI Klaster Perlindungan Khusus Anak 2023 di Hotel Lumire, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (29/11).
Berkaca dari data tersebut, Diyah menyampaikan masalah anak bunuh diri tersebut adalah peringatan keras bagi semua pihak.
“Ini alarm keras. Kalau ditanya 37 kejadiannya di mana, alamatnya di mana, saya punya dan jenis latar belakang mengakhiri hidup, ada semuanya. Ini yang terekspos, belum lagi yang tidak terekspos," ujarnya.
Menurut Diyah, kasus bunuh diri anak masuk ke dalam penyebab kasus kematian anak terbesar keempat setelah kecelakaan lalu lintas, penyakit TBC, dan kekerasan interpersonal.
"Jadi anak mengakhiri hidup itu termasuk kematian keempat terbanyak. Setelah, satu, kecelakaan lalu lintas. Kedua, TBC. Ketiga, kekerasan interpersonal. Keempat adalah anak mengakhiri hidup,"
ungkap Diyah.
merdeka.com
Sementara itu, Ketua KPAI Ai Maryati Solihah menyatakan keprihatinannya terhadap kasus anak mengakhiri hidup. Ai menekankan kolaborasi dengan para mitra lembaga dalam menangani anak-anak yang mengakhiri hidupnya.
"Ada pergeseran budaya masyarakat dimulai dari setahun lalu anak-anak melaksanakan PJJ (pembelajaran jarak jauh), kemudian saat ini memasuki interaksi normal dengan situasi pembiasaan dengan sesama dengan lingkungan sosial, apakah ada situasi yang hilang atau character building yang hilang, misalnya saling ejek kemudian pada fase tertentu saling melukai," kata Ai.
Ai juga menegaskan bahwa tantangan utama generasi saat ini adalah kesehatan mental. Menurutnya, perlu untuk mengidentifikasi akar penyebab dalam rangka membangun kerangka perlindungan anak.
"Tantangan hari ini adalah kesehatan jiwa. Perlu dikenali kenapa ini terjadi kemudian membangun kerangka perlindungan anak,"
pungkas Ai.