Nelayan di Kaltim Diduga Diterkam Satwa Buas
Merdeka.com - Mursalin, nelayan 69 tahun di Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, hilang sejak Senin (14/3), saat mencari ikan di empang, anak sungai Mahakam. Dari temuan potongan daging, tulang dan pakaian, diduga korban diterkam satwa buas.
Mursalin sendiri pergi mencari ikan sejak Sabtu (12/3) pagi. Tengah hari dia sempat pulang ke rumah untuk beristirahat, lalu kembali mencari ikan. Semestinya dia pulang sore hari dari empang. Namun saat dicari anaknya tidak menemukan korban.
Hilangnya Mursalin dilaporkan ke kepolisian hari Senin kemarin. Di hari yang sama, Basarnas Balikpapan menurunkan tim rescue Basarnas Unit Siaga SAR Samarinda untuk mencari korban bersama unsur SAR lainnya.
-
Bagaimana ekor manusia hilang? Dalam studi ini, para peneliti menemukan mutasi DNA unik yang terkait dengan hilangnya ekor leluhur pada gen TBXT, yang berperan dalam pengaturan panjang ekor pada hewan berekor.
-
Kenapa buaya Heru Gundul lepas? Heru mengatakan sebenarnya ia dari awal ingin menyerahkan buaya itu ke BKSDA. Namun karena di hari Jumat saat penangkapan buaya itu ia sedang padat acara, dan hari Sabtu dan Minggu kantor BKSDA tutup, buaya terpaksa harus transit dulu di rumahnya sebelum diserahkan pada Senin (19/2).
-
Siapa yang menemukan buaya itu? Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Siapa yang menemukan mumi anak singa itu? Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil mengidentifikasi sisa-sisa dari mumi beku hewan yang berasal dari 35.000 tahun lalu yang ditemukan ilmuwan di Yakutia, Rusia pada 2020.
-
Dimana buronan ditangkap? Direktur Reskrimum Polda Jambi Komisaris Besar Polisi Andri Ananta di Jambi, Jumat, mengatakan tim Resmob Jatanras Polda Jambi menangkap DPO berinisial ARS (20) itu di Jakarta pada Kamis (28/3) malam.
-
Kenapa Gunawan ditinggal anak istrinya? Anak-anak mereka tengah menempuh pendidikan di sana, sehingga Lala perlu melakukan perjalanan bolak-balik untuk mengurus keperluan di Melbourne.
Dari lokasi kejadian memang ditemukan sederetan potongan daging, tulang dan pakaian korban. Dari itu, diindikasikan korban diterkam satwa buas.
"Diduga karena terkaman hewan buas," kata Koordinator Basarnas Unit Siaga SAR Samarinda Adi Wibowo, dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (15/3).
Temuan tulang itu sejauh ini menurut Adi belum dipastikan tulang manusia atau bukan, karena memerlukan proses identifikasi lebih lanjut.
Dengan demikian, lanjut Adi, Basarnas bersama unsur SAR lainnya lebih berhati-hati melakukan operasi pencarian Mursalin. Terlebih lagi informasi di lapangan, menurut warga, diduga sebagai habitat buaya.
"Kita juga minta bantuan kepolisian untuk membawa senjata. Dikhawatirkan terjadi bahaya selama pencarian. Iya, lokasi korban (hilang) ini di empang. Itu ada di anak sungai Mahakam," jelas Adi.
Hari ini adalah hari kedua operasi pencarian Mursalin. SAR gabungan selain Basarnas, Polri dan TNI, juga dibantu relawan, masyarakat dan juga keluarga korban.
"Hari kedua ini hasilnya masih nihil (belum menemukan korban). Operasi SAR dilanjutkan Rabu besok jam 7 pagi," tutup Adi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasib nahas menimpa seorang nelayan di Indragiri Hilir yang hilang setelah tersambar petir saat menangkap ikan di sungai.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama anaknya. Melihat ayahnya diterkam buaya, anak korban langsung pergi melapor dan mencari bantuan kepada warga.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaKasat Polairud AKP Anang Sonjaya menjelaskan bahwa nelayan asal Indramayu yang dievakuasi oleh pihaknya bernama Carwidi (24).
Baca SelengkapnyaMemasuki hari kedua pecarian, tim sudah melibat TNI dan Polri.
Baca SelengkapnyaKasi Operasi Kantor SAR Padang, Hendri mengatakan, empat orang tersebut terdiri dari Ibu dan 3 anaknya.
Baca SelengkapnyaRekannya hanya melihat perahu milik kakek tersebut terombang ambing di tengah laut
Baca Selengkapnya