Nusron sebut radikalisme pelajar & mahasiswa jadi 'Warning' serius ancaman ideologi
Merdeka.com - Tokoh muda NU yang juga mantan Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid menilai bangsa Indonesia saat ini bisa disimpulkan sedang mengalami SOS ideologi. Dia menilai paham radikal yang menjangkit kalangan pelajar dan mahasiswa menjadi PR tentang model pembelajaran di negeri ini.
"Kurikulum pendidikan agama kita harus direvisi secara total," katanya, Selasa (31/10).
Nusron mengomentari hasil survei Alvara Research Center dan Mata Air Foundation yang menunjukkan 23,4 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar SMA setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah. Dia menilai hal itu sebagai warning dan alarm bahwa ancaman terhadap ideologi bangsa sudah masuk ke sekolah dan kampus-kampus.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa masalah kesehatan mental di Indonesia? Masalah kesehatan mental merupakan salah satu momok yang bisa sangat menakutkan.
-
Apa perubahan sosial budaya yang terjadi di Indonesia? Terdapat beberapa gambaran perubahan sosial dan buaya yang terjadi di Indonesia, mulai dari perpindahan masyarakat, gender, hingga pola konsumsi.
-
Apa yang sedang tren di Indonesia? Hati ayam adalah sebuah bahan makanan yang cukup populer di Indonesia.
"Saya sebetulnya speechless, karena satu orang saja melakukan bom bunuh diri atas nama pejihad di Indonesia sudah menyusahkan banyak orang. Apalagi di level mahasiswa dan pelajar mencapai angka 23 persen," katanya.
Nusron mengatakan, pendekatan agama secara doktriner selama ini ternyata tidak mampu menjawab masalah. Hal ini terbukti pelajar dan mahasiswa masih mempunyai pemahaman-pemahaman yang belum bisa memahami konsepsi negara secara utuh.
Karenanya, kata Nusron, konsepsi relasi antara agama dan negara harus di-review masuk atau tidak dalam kurikulum yang ada.
"Karena kalau kita bongkar secara antropologi dan ideologi agama, kita lihat secara pemikiran baik dalam Alquran dan Sunnah secara ideologinya, kalau kita tidak punya pemikiran yang transformatif, memang di situ banyak sekali pemahaman ayat-ayat Alquran maupun Hadits yang kalau dimaknai secara harfiah, bisa bermakna bahwa Islam itu menganjurkan tindakan kekerasan untuk mencapai terbentuknya negara atau memperjuangkan syariatnya. Padahal maksudnya tidak begitu," kata pembina Mata Air Foundation.
Dia mengatakan hal ini menjadi refleksi total terhadap kurikulum agama yang ada dan menjadi PR Kemenag dan bangsa Indonesia.
"Karena teks itu ada ruang dan waktu dan berbeda. Karena itu kalau di dalam Alquran ada asbabul nuzzul kalau dalam hadits ada asbabul wurud. Tetapi kontekstualisasi kita melihat asbabaul nuzzul suatu ayat itu atau asbabul wurud suatu hadits itu disampaikan, tidak pas dalam penerapannya. Teksnya tidak salah tapi pemahamannya tidak pas," terangnya.
"Dugaan saya, mayoritas yang punya pemahaman jihad, penegakan ideologi Islam, pasti didominasi responden yang mempunyai pemahaman bahwa amalan kultural itu bidah," katanya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca SelengkapnyaMilenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSeluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Baca SelengkapnyaSelain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaHabib Jafar mengatakan jika pemuda melakukan tindakan teror maka bisa terdampak seperti kepercayaan dunia kepada Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca Selengkapnya