Panglima TNI ungkap ancaman siber dan biologis di revolusi industri 4.0
Merdeka.com - Perkembangan teknologisasi tak bisa dibendung. Saat ini dunia telah masuk era revolusi industri 4.0, semua perangkat dan kerja sudah melalui digitalisasi.
Era sekarang ancaman biologis (bio threats) bisa saja terjadi di Indonesia, hingga tak tertutup kemungkin terjadi penyebaran berbagai virus yang mematikan.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Thahjanto dalam sambutannya di depan 3000 personel TNI-Polri di Gedung Serbaguna Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh menyebutkan, butuh soliditas dan solidaritas personel TNI-Polri untuk menghadapi revolusi industri 4.0 saat ini.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Apa penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Apa tugas dari Panglima TNI? Dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kepentingan nasional.
-
Bagaimana Panglima TNI memperkuat hubungan pertahanan? Di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Agus Subiyanto, kedua angkatan bersenjata memperluas interaksi profesional dan hubungan antar masyarakat melalui kunjungan tingkat tinggi secara berkala, mengikuti kursus, pertukaran profesional, dan latihan bilateral dan multilateral.
-
Siapa yang ingin membentuk Angkatan Siber TNI? Wacana angkatan siber kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk membentuk matra baru di TNI, yakni matra siber.
-
Bagaimana cara membentuk Angkatan Siber TNI? 'Kalau ingin menambah matra atau angkatan baru, ubah dulu aturannya,' ujarnya.
Dengan adanya kebersamaan, sebutnya, stabilitas situasi keamanan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa terjaga, baik ancaman kejahatan siber maupun lainnya.
"Sekarang kita masuk revolusi industri 4.0. Sekarang sudah merambah dunia digital, butuh soliditas dan solidaritas seluruh prajurit TNI-Polri untuk menjaga keutuhan NKRI," kata Hadi, Kamis (19/4).
Dalam pengarahan kepada prajurit TNI-Polri itu, Hadi juga menjelaskan berbagai ancaman siber lainnya di era digitalisasi. Dia juga memaparkan era revolusi industri pertama hingga masuk revolusi industri 4.0 saat ini.
"Sebanyak 51 persen sudah menggunakan internet di dunia ini. Kedatangan panglima TNI ke Aceh, satu jam sebelum datang sudah diketahui, itu karena apa karena revolusi industri 4.0," tegasnya.
Menurut Hadi, setiap perkembangan pasti paradoks, ada negatif dan positif. Ia mencontohkan setiap ada kejadian, warga pasti mengambil foto dan kirim ke media sosial. Ini sudah menjadi jurnalisme warga, keinginan nya hendak menjadi orang pertama menyebarkan informasi.
"Jadi kejadian di luar negeri sana, dalam waktu singkat kita sudah bisa membaca di Indonesia," jelasnya.
Sementara itu bila ditinjau dari sisi negatif, sebutnya, perkembangan revolusi industri 4.0 disebut dengan Cyber Treats. Bila hendak memerintahkan sesuatu, tidak perlu bertatap muka secara langsung.
"Era revolusi industri 4.0 kita bisa perintahkan orang tanpa harus bertatap muka," tukasnya.
Hadi mencontohkan kejahatan Cyber Treats saat ini. Seperti penggunaan smartphone IPhone X, buka fitur handphone dengan cara scan wajah. Tentunya semua wajah yang menggunakan sudah tersimpan di pusat data perusahaan tersebut.
"IPhone X misalnya, buka harus dengan wajah. Secara tidak langsung kita sudah menyetor wajah kita. Inilah yang digunakan untuk mem-profiling tentang kita," jelasnya.
Ancaman lainnya, sebut Hadi, termasuk pola negatif pembobolan rekening bank, penjualan data. Kemudian dicurinya data dari Facebook yang kemudian dipergunakan untuk kepentingan pihak tertentu.
"Sisi negatif lainnya selain teknologi adalah berita hoaks. Ini ancaman yang baru juga, ini ancaman pertama," imbuhnya.
Sedangkan ancaman kedua, sebutnya, ancaman biologis (bio threats). Ancaman ini bisa dibuat dan disebarkan menjadi penyakit yang disebarkan. Pada akhir 2017 lalu, Indonesia dikejutkan dengan temuan virus difteri yang terjangkit kembali, padahal sudah Indonesia sudah terbebas dari virus tersebut.
"Kemajuan teknologi kemungkinan penyakit bisa dibuat. Penyakit-penyakit itu bisa dibuat dan disebarkan lagi," jelasnya.
Ancaman kesenjangan juga bisa terjadi di era revolusi industri 4.0, lanjutnya. Ada terjadi kesenjangan antara kaya dan miskin, timbulnya paham-paham radikalisme dan populisme.
"Dari ketiga ancaman tersebut kita harus mewaspadai. Ancaman biologis bisa saja akibat alam atau sengaja didesain dan disebarkan," tukasnya.
Untuk mencegah semua ini, sebutnya, soliditas dan solidaritas TNI-Polri perlu diperkuat. Sehingga situasi keamanan di daerah kondusif dan rakyat bisa berativitas dengan baik.
"Semua ini tidak terlepas disiplin, loyalitas yang kalian kerjakan, yang penting menuruti perintah atasan," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menyebut, ada 4 negara yang sudah mulai membangun angkatan keempatnya.
Baca SelengkapnyaTNI berencana untuk membuat pusat siber di markas besar (mabes) dan juga di setiap matra.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo alias Jokowi memerintahkan TNI untuk membentuk Angkatan Siber.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Hadi Tjahjanto mengungkapkan TNI bakal menyesuaikan dengan kekuatan baru Angkatan Siber yang segera dibentuk.
Baca SelengkapnyaDengan dinamika geopolitik dunia yang semakin kompleks, Puan menyebut, tugas TNI akan semakin berat.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap kepada seluruh perwira TNI dan Polri menjadi sosok yang unggul hingga profesional
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi sudah memerintahkan Panglima TNI untuk membentuk angkatan siber.
Baca SelengkapnyaMenurut Kasau, TNI maupun sipil bisa mengisi angkatan siber asalkan memiliki keahlian di bidang tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Perwira TNI-Polri Kuasai Teknologi: Perang Siber Robohkan Fungsi Keamanan Pertahanan
Baca SelengkapnyaNantinya, Angkatan Siber ini menjadi matra keempat di tubuh TNI selain Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaJokowi memberi arahan depan jenderal TNI Polri saat Rapimnas.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengingatkan soal situasi geopolitik, bahaya judi online dan peretasan situs yang makin canggih
Baca Selengkapnya