Pasang Surut Kehidupan Sandy Permana Sebelum Tewas Ditikam: Sukses jadi Aktor, Nyaleg Gagal kini Usaha Bakso Pentol
Sempat mendapat pertolongan pertama, nyawa Sandy akhirnya tak tertolong karena kehabisan darah.
Aktor Sandy Permana (46), tewas ditikam di Perumahan TNI/Polri, Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Bekasi. Sempat mendapat pertolongan pertama, nyawa Sandy akhirnya tak tertolong karena kehabisan darah.
Bagi pencinta sinetron drama kolosal Misteri Gunung Merapi dan Mak Lampir, sosok Sandy tentunya tak asing. Pria tampan ini pernah memerankan sosok Arya Soma di sinetron Misteri Gunung Merapi. Kesuksesan Sandy di dunia peran kala itu ikut terkerek seiring tingginya antusias penonton drama kolosal pada masanya.
Seiring selesainya masa tayang sinetron itu, kabar soal Sandy juga jarang terdengar. Namanya sempat kembali muncul saat Pemilu 2024 lalu.
Sandy menjajal peruntungan sebagai calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Bekasi 2024 dari Partai Hanura untuk Dapil 1. Sayang, langkah politik Sandy gagal.
Setelah gagal menjadi wakil rakyat, Sandi memutuskan untuk meneruskan usahanya. Yakni ternak ayam dan berjualan bakso. Sambil sesekali menerima panggilan syuting.
"Dia (korban) sempat nyalon anggota dewan, terus dia juga pernah syuting juga kan, jadi orang-orang sudah tahu dia," kata Amelia (41), kakak ipar Sandy, saat ditemui di rumah duka, Minggu (12/1).
"Ini (korban) usahanya pentol bakso, terus dia ternak ayam," ujar menambahkan.
Sepengetahuan Amelia, sebenarnya Sandy sedang menunggu jadwal syuting akhir Januari 2025 ini. Sayang takdir berkata lain.
"Dia rencana akhir bulan ini mau syuting, balik suting lagi, tapi ya udah Allah berkendak lain kayak gini," ucapnya.
Tak Sangka Pelaku Teman dan juga Tetangga
Amelia dan keluarganya masih tak percaya jika korban tewas dengan cara yang tak wajar. Terlebih lagi, kata dia, terduga pelaku merupakan tetangga korban.
"Pas kejadian pagi itu juga kita nggak percaya, kok bisa gitu ya, dan yang nusuk itu temannya sendiri, tetangga kita, awalnya saya enggak tahu, kita kira ada maling atau apa gitu ya," ungkapnya.
Di mata keluarga dan lingkungannya, korban yang merupakan aktor sinetron berjudul Misteri Gunung Merapi itu dikenal sebagai sosok yang dermawan serta berjiwa sosial tinggi. Korban juga suka menolong orang yang membutuhkan bantuan.
"Alhamdulillah, di mata keluarga adik ipar saya (korban) supel, bergaul terus orangnya sangat ramah, semua orang di sini pada tahu dia, orangnya emang supel bangat, suka menolong orang," katanya.
Almarhum Sandy Permana meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak yang masih berusia dua tahun, empat tahun dan enam tahun. Pihak keluarga berharap pelaku segera tertangkap dan dihukum seberat-beratnya.
"Saya dan istri korban pasti mintanya hukum seberat-beratnya, karena dari kasus ini kami juga nggak pernah jahat sama orang, pokoknya diusut sampai tuntas," tandasnya.
Pemain sinetron drama kolosal Sandy Permana (46) tewas setelah ditikam oleh seseorang di Perumahan TNI/Polri, RT05 RW08 Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Minggu (12/1) pagi. Korban tewas setelah ditikam menggunakan senjata tajam.
Korban yang berperan sebagai Arya Soma dalam sinetron berjudul Misteri Gunung Merapi itu diduga tewas karena kehabisan darah. Jasad korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk kepentingan penyelidikan.
Ketua RT05 Sudarmaji mengatakan, peristiwa penikaman tersebut terjadi sekira pukul 07.30 WIB. Saat itu korban yang mengendarai sepeda listrik hendak ke rumahnya usai memberi pakan ternak dihampiri oleh terduga pelaku.
Korban tiba-tiba ditikam menggunakan senjata tajam hingga mengalami luka-luka. Sementara pelaku langsung melarikan diri.
"Ada warga dari RT lain yang mengetahui kejadian itu (penikaman), korban dan pelaku saling mengenal," katanya.
Sudarmaji mengatakan, sebelum peristiwa penikaman hingga berujung korban tewas, sempat ada rapat warga di lingkungan korban. Saat itu terjadi perdebatan antara korban dan terduga pelaku.
"Kita ada kegiatan lingkungan, rapat warga, di situ terjadi perdebatan, dan dari perdebatan itu membuat korban tidak senang dan berencana memberikan somasi kepada tersangka, dugaan dendam pribadi," ungkapnya.
Sudarmaji tidak mengetahui pasti luka-luka pada jasad korban yang disebabkan tikaman senjata tajam. Namun dari informasi yang dia terima, korban mengalami luka tusukan di bagian pinggang, pipi, kepala dan leher.