Pascagempa Donggala, 900 Warga Tinggalkan Rumah Pilih Mengungsi Ditenda
Gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Palu Koro
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah diguncang gempa magnitudo 6,3 akibat sesar Palu Koro
Pascagempa Donggala, 900 Warga Tinggalkan Rumah Pilih Mengungsi Ditenda
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,3 mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah membuat sejumlah warga mengungsi. Data terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng, setidaknya masih ada 900-an orang mengungsi di tenda.
Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Akris Fattah mengatakan, pascagempa magnitudo 6,3 sejumlah warga memilih mengungsi sementara waktu dari rumahnya.
"Intinya masih ada tenda, tapi jumlahnya tidak sebesar seperti kejadian semalam (saat gempabumi, paling kisaran 900-950 orang yamg saat ini masih mengungsi dan nginap di tenda yang ada di dilapangan dan pekarangan," ujarnya melalui telepon, Minggu (10/9).
Sementara untuk rumah rusak, BPBD Sulteng mencatat ada dua unit rusak ringan. Sementara bangun rumah rusak berat hingga kini belum dilaporkan.
"Ada dua unit rumah bagian belakangnya jebol. Kalau kami bahasakan ini kategori rusak ringan," ungkap BPBD Sulteng.
Gempa terjadi semalam, tidak menimbulkan korban jiwa. Termasuk korban luka.
Mantan Kepala Pelaksana BPBD Donggala ini menyebut, saat ini kondisi di Sulteng pascagempa aman, terkendali, dan kondusif. Meski demikian, 12 personel untuk terus melakukan assesment di lapangan.
"Ini mereka masih melakukan asesment di sana. Intinya aman, terkendali, dan kondusif. Berdasarkan data BMKG susulan gempa juga sudah hampir tidak terasa."
Kata BPBD Sulteng
@merdeka.com
BPBD Sulteng mashihmenunggu laporan dari BPBD Donggala. Salah satu bantuan yang disiapkan adalah pendampingan trauma bagi warga.
"Intinya bahwa kami melihat perkembangan, karena kita sudah berupaya untuk memastikan saat ini sudah kondisi aman. Namanya trauma, ya kami coba akan lihat kekuatannya BPBD Donggala. Kalau mereka tidak punya kekuatan logistik akan kami support dari provinsi," tegasnya.
Gempabumi yang terjadi semalam akibat sesar Palu Koro. Jika melihat data, titik gempa tidak terlalu jauh dengan kejadian yang sama pada 14 Agustus 1968.
"Alhamdulillah saat ini dipastikan sudah tidak ada potensi tsunami lagi. Karena getarannya sudah hampir hilang."
Sebelumnya, gempabumi mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah sebanyak dua kali dengan kekuatan magnitudo 6. Gempa terjadi membuat warga, khususnya di pinggir pantai panik.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa pertama terjadi pada pukul 21.43 WIB atau 22.43 Wita dengan kekuatan magnitudo 6. Pusat gempat berada pada 47 Km barat laut Donggala.
Semenit kemudian, gempa berkuatan magnitudo 6,3 kembali menghantam Donggala. Titik gempa berada pada 50 Km Barat Laut Donggala.
Berdasarkan keterangan dari BMKG, gempa tidak berpoteni tsunami. Dalam keterangan BMKG menyebutkan disclaimer kondisi belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Palu Koro. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser.
"Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Donggala dirasakan daerah Palu, Poso, Sigi, dan Tolitoli. Gempa juga dirasakan hingga daerag Pohuwatu, Kabupaten Gorontalo, Samarinda dan Kutai Timur, Kalimatan Timur.