PDIP: Megawati Sangat Sayang dengan Jokowi dan Gibran
rasa sayang Megawati itu terlihat dengan pemberian berbagai penugasan kepada Jokowi dan Gibran.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat menyayangi Presiden Joko Widodo dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
PDIP: Megawati Sangat Sayang dengan Jokowi dan Gibran
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat menyayangi Presiden Joko Widodo dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Maka, sikap keduanya yang membangkang sangat disayangkan.
Kata Djarot, rasa sayang Megawati itu terlihat dengan pemberian berbagai penugasan kepada Jokowi dan Gibran.
"Ibu Megawati Soekarnoputri itu sangat sayang kepada pak Jokowi, kepada mas Gibran rasa sayang itu disampaikan dengan berbagai macam bentuk gitu ya penugasan-penugasan kepada beliau, sangat sayang," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10).
PDIP menyayangkan Gibran yang akhirnya mengambil jalan pintas. Seharusnya keputusan diambil bukan demi kepentingan pribadi dan keluarga.
"Ya di dalam menanamkan nilai-nilai ini saya kecewa, karena mas Gibran kita sayang sama mas Gibran, mengambil jalan pintas seperti ini. Dan ini contoh yang kurang baik itu bentuk ekspresi dari kita semua," ujar Djarot.
Djarot mengungkap kader-kader PDIP di bawah kecewa dan marah terhadap keputusan Gibran menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
"Dan ketika kita turun ke bawah memang ada kekecewaan, kejengkelan, ada mungkin kemarahan dari teman-teman ranting, anak ranting, PAC, satgas partai, simpatisan pada manuver yang dilakukan oleh mas Gibran,"
kata Djarot.
Rasa kecewa PDIP itu akan disalurkan dengan kerja-kerja memenangkan Ganjar-Mahfud. Djarot mengatakan, rakyat sudah cerdas bisa menentukan mana yang terbaik.
"Tugasnya jelas kita semua harus fokus untuk memenangkan pak Ganjar dan prof Mahfud dan kita bersyukur ketika kita turun ke bawah rakyat menyambut. Kita percaya bahwa kedaulatan di tangan rakyat dan rakyat tidak bohong, rakyat cerdas, rakyat bisa menentukan mana yang baik mana yang buruk, karena yang dipertaruhkan adalah masa depan bangsa dan negara," ujarnya.