Masinton: Pak Jokowi Masih Sayang Enggak Sama Bu Mega?
Masinton mengaku tahu betul bahwa Megawati menyayangi Jokowi, namun tidak tahu situasi sebaliknya.
Masinton mengaku tahu betul bahwa Megawati menyayangi Jokowi, namun tidak tahu situasi sebaliknya.
Masinton: Pak Jokowi Masih Sayang Enggak Sama Bu Mega?
Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu mengetahui isu mengenai keretakan hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputeri. Padahal, kata dia, sebenarnya Megawati amat menyayangi Jokowi.
"Ini situasinya rawan ini goreng menggoreng. Orang sekarang seakan-akan memperhadapkan antara Pak Jokowi dengan keluarga (jalan) Teuku Umar (rumah Megawati)," kata Masinton di Jakarta Pusat, Minggu (27/10).
Menurut Masinton, banyak pihak yang mencoba mengadu Jokowi dan Megawati. Dia pun buru-buru membantah hal tersebut.
Meski Masinton mengaku tahu betul bahwa Megawati menyayangi Jokowi. Namun, dia tidak tahu situasi sebaliknya, apakah Jokowi juga menyayangi Megawati.
“Enggak ada, gitu loh, Bu Mega itu selalu sayang sama Pak Jokowi, tapi enggak tahu Pak Jokowi masih sayang enggak sama Bu Mega," ujar dia.
Masinton pun menyampaikan pesan kepada Jokowi. Dia berujar, Megawati masih menyayangi Jokowi dan berharap hal sebaliknya.
"Halo Pak Jokowi, saya Masinton Pasaribu. Bu Mega selalu cinta dan sayang sama Pak Jokowi. Pak Jokowi sayang enggak ya sama Bu Mega? Masih sayang enggak?" ungkap Masinton.
Putusan MK soal Batas Usia Capres-Cawapres By Design
Masinton menyebut, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) bukanlah suatu putusan yang berdiri sendiri, melainkan dirancang.
Masinton mengatakan pernah memberikan pandangannya tentang skenario melanggengkan kekuasaan sejak jauh hari. Skenario itu, kata dia kini terbukti dengan adanya putusan MK terkait batas usia capres-cawapres.
"Saya tidak sebut secara gamblang itu siapa. Tiga skenario yang saya sampaikan Juni 2022 lalu itu terkonfirmasi dengan putusan MK," kata Masinton.
Adapun tiga skenario yang dimaksud Masinton antara lain, pertama berkaitan dengan pemerintahan tiga periode. Lalu, skenario kedua, penundaan Pemilu 2024. Skenario ketiga, apabila Pemilu 2024 tetap jalan maka akan diciptakan calon boneka yang bisa diatur oleh kaum oligarki kapital.
"Dan putusan MK itu mengonfirmasi apa yang saya sampaikan Juni 2022 lalu. Artinya apa? Bahwa putusan MK ini bukan Putusan yang berdiri sendiri. Ini By design besar untuk melanggengkan politik kekuasaan," ungkap Masinton.Oleh sebab itu, kata Masinton putusan MK tidak lagi sekedar bicara capres-cawapres. Dia menilai, putusan MK tersebut, menunjukkan adanya ancaman serius terhadap reformasi.
"Itu bukan putusan atas nama konstitusi tapi itu putusan kaum tirani yg menggunakan tangan-tangan MK. Bahayanya apa? Bahayanya adalah kita semua tidak ada kepastian dalam menyelenggarakan proses demokrasi," ujar dia.