Peluru Tajam dan Insiden Berdarah Demo Tambang Sulteng
Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap, temuan sementara insiden tewasnya Erfadi (21). Dia adalah peserta demo Penolak Tambang di Parigi Moutong Sulawesi Tengah (Sulteng), yang tewas usai tertembak saat aksi.
Ketua Komnas HAM perwakilan Sulawesi Tengah, Dedy Askari menyampaikan, pihaknya telah melakukan konfirmasi terhadap sejumlah pihak. Baik keluarga maupun anggota Polres Parigi Moutong.
"Proyektil tersebut masuk mengenai korban dari arah belakang. Terkait hal tersebut, kami lakukan klarifikasi dan interview dengan beberapa pejabat utama di Polres Parigi Moutong," kata Dedy dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (14/2).
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Bagaimana Komnas HAM mengungkap pelaku? 'Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah,' kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Siapa yang tewas dalam kontak senjata? 'Adapun identitas KKB yang tewas yakni, Oni Kobagau, Jaringan Belau, Agustia, dan Ones,' tutur Faizal kepada wartawan, Rabu (24/1/2024).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
Hasil wawancara Komnas HAM dengan Kabag Ops AKP Junus Achpa, ditemukan bahwa polisi mengklaim tak menggunakan peluru tajam saat mengamankan demo tersebut.
"Selain itu disebutkan pula bahwa Pimpinan (Kapolres) mengedepankan sikap humanis dan langkah persuasif, tidak melibatkan penggunaan peluru tajam atau senjata," jelasnya.
Sedangkan, dari pihak keluarga, Dedy menemukan fakta lain. Hasil visum disebut jika Erfadi tewas akibat tertembus peluru tajam, tepat pada bagian belakang tubuhnya.
"Fakta lain dari hasil interview kami dari keluarga almarhum, menjelaskan sekaligus memperlihatkan proyektil yang diingat bahwa almarhum Erfaldi meninggal karena terkena peluru tajam dari aparat," ungkapnya.
"Yang mengenai bagian belakang sebelah kiri tembus di bagian dada. Ini terlihat dari kondisi luka sebagaimana yang dijelaskan oleh pihak Puskesmas di Desa Khatulistiwa saat lakukan visum dan mengangkat proyektil yang tersisa dan hinggap di bagian tubuh korban," tambahnya.
Komnas HAM membuka diri bagi siapapun yang ingin memberikan informasi fakta terhadap insiden tersebut. Sejauh ini, memang terjadi keterangan yang bertolak belakangan antara polisi dan keluarga korban.
"Menghindari terjadi kesimpangsiuran berkepanjangan, kepada pihak keluarga dan simpul-simpul massa. Melalui contact person Komnas HAM yang ada di Desa Tada, berupaya segera mengungkap siapa pelaku penembakan," imbaunya.
Kapolda Minta Maaf
Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufhariadi saat konferensi pers di Polres Parigi Moutong, Minggu (13/2), berjanji mengusut insiden yang menimbulkan korban jiwa atas nama Erfaldi (21), warga Desa Tanda, Kecamatan Tinombo Selatan. Kapolda menegaskan, siapa pun yang bersalah diganjar dengan hukuman sesuai Peraturan Kapolri.
"Sangat disayangkan insiden ini. Namun kami bekerja profesional, siapa pun bersalah akan kami hukum sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku," kata Rudy.
Pada kesempatan itu, atas nama pribadi dan institusi kepolisian ia memohon maaf kepada keluarga korban dan berjanji akan melakukan langkah-langkah konkret.
Kapolda menuturkan, saat ini Kapolres Parigi Moutong dan Direktur Intel Polda Sulteng sedang berada di kediaman korban memberikan penguatan kepada keluarga.
Menurut kepolisian, blokade jalan saat aksi unjuk rasa perlu ditertibkan karena mengganggu arus lalu lintas sekaligus menjadi jalur perlintasan sentral penghubung antarprovinsi.
"Kapolres telah mengimbau demonstran sebanyak empat kali. Penutupan jalan dilakukan massa aksi sejak pukul 12.00-24.00 WITA yang berujung pada penindakan," kata Rudy.
Kapolda akan menuntaskan persoalan yang menimbulkan gejolak di tengah masyarakat, termasuk warga yang meninggal dunia karena tertembak dalam demonstrasi tersebut dan terhadap siapa yang membawa masyarakat menutup jalan.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satu dari tiga warga dikabarkan meregang nyawa diduga akibat tertembak polisi
Baca SelengkapnyaBelum ada anggota yang ditahan, sebab proses penyelidikan masih berjalan.
Baca SelengkapnyaPihaknya telah memeriksa 45 orang saksi anggota brimob dibantu penyidik Bareskrim Mabes Polri dan menetapkan ATW jadi tersangka atas kasus penembakan tersebut.
Baca SelengkapnyaMukadam diketahui merupakan anggota DPRD Lampung Tengah dari Fraksi Gerindra
Baca SelengkapnyaSeorang sekuriti perusahaan kebun sawit Desa Sepintun, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Jambi, tewas ditembak orang tidak dikenal.
Baca SelengkapnyaSaat acara adat resepi perninkahan tersebut pelaku MSM diundang sebagai tokoh masyarakat oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu (6/7) kemarin. Korban tewas di lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaJenazahnya sedang dalam proses evakuasi ke Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaKapolres Lampung Tengah, AKBP Andik Purnomo Sigit menjelaskan, pelaku beraksi melepaskan tembakan saat bagian tradisi acara pernikahan
Baca SelengkapnyaKejadian ini bermula saat berlangsung kegiatan peresmian Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Kabupaten Puncak Jaya 2024 di Sport Center
Baca SelengkapnyaAnggota KKB yang ditangkap polisi merupakan bagian dari kelompok Ndugama pimpinan Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaTNI melakukan pengejaran anggota OPM yang melakukan penembakan terhadap prajurit di Dekai,
Baca Selengkapnya