Pemerintah Berduka Tiga Dokter Meninggal Karena Kasus Corona
Merdeka.com - Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia terus menelan korban jiwa. Termasuk mereka yang berada di garis terdepan dalam penanganan kasus Corona. Yakni tenaga medis atau kesehatan.
Hari ini, Minggu (22/3), empat orang dokter meninggal dunia setelah bergelut dengan Corona. Tiga dokter dinyatakan meninggal setelah terinfeksi Virus Corona, sedangkan satu dokter meninggal karena kelelahan menangani kasus Corona.
Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan ungkapan duka mendalam dari pemerintah atas meninggalnya para pahlawan kesehatan. Mereka turut menjadi korban ketika merawat pasien Covid-19.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang menyampaikan belasungkawa? Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa terhadap semua korban serangan teroris di gedung teater Crocus City Hall.
-
Siapa yang memimpin Satgas Penanganan Covid-19? Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi komando dalam sektor penanganan kesehatan. Lalu dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pandemi Covid-19.
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa Istana menyampaikan duka cita? 'Tentu kami sangat sedih dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Bapak Kamaluddin,' kata Yusud kepada media, Jumat (5/7).
"Menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas beberapa tenaga kesehatan yang terpaksa harus menjadi korban dari Covid-19 ini," kata dia, dalam konferensi pers, Jakarta, Minggu (22/3).
Pemerintah menghargai dedikasi dan etos kerja yang terlihat jelas dalam kerja-kerja yang dilakukan segenap tenaga kesehatan. Di berbagai lini pelayanan masing-masing.
"Pemerintah bersedih untuk ini dan kami menyampaikan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya," ungkap dia.
Dia menegaskan, bahwa semua pengabdian yang diberikan tenaga kesehatan tersebut merupakan wujud nyata dari cinta pada bangsa dan tanah air serta masyarakat.
"Yakinlah bahwa kita berada dalam pengabdian yang benar, profesional dan kita berikan semuanya untuk kebaikan rakyat kita yang kita cintai bersama ini," ucapnya.
Dokter Meninggal
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengungkapkan tiga dokter meninggal dunia setelah terkonfirmasi terpapar Corona Virus Disease (Covid-19). Sementara seorang dokter dari informasi diterima PB IDI meninggal akibat kelelahan menangani pasien kasus virus Corona.
"Ada 4 yang meninggal," kata Daeng saat dihubungi merdeka.com, Minggu (22/3).
Daeng mengatakan, empat dokter itu yakni Toni Daniel yang bertugas di Dinkes Bandung. Kemudian satu dokter asal Bogor dan dokter di Bekasi.
"Yang di bandung itu dokter Toni Daniel di Dinkes Bandung. Dia yang sehari-harinya membantu penanggulangan Covid itu. Kemudian di Bogor itu meninggalnya di RSUD, saya lupa RS-nya. Kemudian Adi Mirsa itu bekasi kemudian yang terakhir ini tadi barusan saya dapat informasi meninggal tadi subuh dokter Hadio Ali," ujar Daeng.
Namun dari empat dokter itu, menurut Daeng, PB IDI mendapat konfirmasi tiga dokter meninggal akibat terpapar virus Corona. Sementara seorang dokter yakni Toni Daniel meninggal akibat kelelahan.
"Itu yang tiga selain dokter Toni konfirmasi sudah meninggal karena Covid. Kalau dokter Toni memang dia di Dinkes Bandung, dia sangat membantu penanggulangan Covid tapi meninggalnya kabarnya karena kelelahan," kata dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti jam kerja para petugas Pemilu 2024 yang sangat berat.
Baca SelengkapnyaDoni menjadi Kepala Satgas Penanganan Covid-19 saat wabah SARS-CoV-2 melanda Indonesia.
Baca SelengkapnyaWakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo mengucapkan bela sungkawa terhadap petugas keamanan TPS yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPria yang akrab disapa dokter Helmi itu disebut meninggal dunia karena mengalami sudden cardiac arrest atau dikenal juga dengan henti jantung.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPemberian uang santunan akan diurus secepatnya dan diberikan KPU masing-masing kabupaten kota.
Baca SelengkapnyaHelmi meninggal dunia akibat serangan jantung usai melakukan pelayanan kesehatan kepada 10 pasien.
Baca SelengkapnyaKepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaMeski akhirnya jemaah tersebut meninggal dunia, salah satu keluarga jemaah tetap berterima kasih atas perjuangan mereka.
Baca SelengkapnyaJumlah ini berasal dari data yang terhitung sejak 14 Februari hingga 22 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaData KPU per Senin 19 Februari 2024 mencatat jumlah petugas Pemilu meninggal dunia mencapai 71 orang.
Baca Selengkapnya