Pemerintah diminta tambah tenaga ahli identifikasi korban Mina
Merdeka.com - Wakil Ketua Tim Pengawas Penyelenggara Ibadah Haji DPR Saleh Partaonan Daulay mendesak pemerintah segera mengirimkan tenaga yang ahli mengidentifikasi para jemaah haji Indonesia korban tragedi di Mina, Arab Saudi.
Menurutnya, tim pengawas haji DPR menilai tenaga ahli Indonesia di bidang identifikasi korban di Arab Saudi dinilai sangat minim. Sedangkan, jumlah jemaah haji yang menjadi korban dari seluruh dunia mencapai 1107 orang.
"Pengiriman tenaga ahli itu menjadi penting seiring dengan nota diplomatik yang dikirimkan pemerintah. Untuk apa kita mengirim nota diplomatik untuk membuka akses dalam identifikasi kalau tenaga ahli yang bisa melakukan tugas itu kurang?" katanya ketika dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Selasa (29/9).
-
Bagaimana penanganan jemaah haji yang meninggal? Mereka wafat saat dalam penanganan petugas kesehatan di tenda-tenda maupun saat dirawat secara intensif di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
-
Apa yang dialami jamaah haji di KKHI Madinah? Dalam pemantauan di KKHI Madinah, rata-rata jemaah haji yang dirawat mengalami kelelahan sehingga memicu komorbid (penyakit bawaan) kembali kambuh. Selain itu, sebagian jemaah yang dirawat juga mereka yang lupa meminum obat pribadi, jarang minum, dan terlalu memaksakan diri beribadah di Masjid Nabawi.
-
Kapan jemaah haji meninggal? Tercatat per 12 Juli 2024, ada 420 orang jemaah haji asal Indonesia yang meninggal di tanah suci.
-
Apa penyebab utama kematian jemaah haji? Lebih dari 50 persen jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
-
Apa itu Gelang Identitas Jamaah Haji? Gelang bagi jemaah haji ternyata diproduksi di Jepara. Pesanan gelang dari Kementerian Agama itu bisa memberikan lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar.
Saat ini, Saleh menuturkan petugas di Arab yang melakukan identifikasi korban sebagian besar diurus oleh aparat TNI dan petugas keamanan yang jumlahnya terbatas. Maka, kata dia, diperlukan tenaga ahli tambahan untuk mempercepat proses identifikasi korban Mina.
Dalam kondisi sekarang, kata dia, kemungkinan besar petugas di sana
sudah terlalu lelah karena bertugas siang dan malam. Selain itu, penambahan tenaga ahli juga menjadi penting seiring dengan pernyataan menteri Agama bahwa masih ada 5 kontainer lagi jemaah yang belum diidentifikasi.
Padahal, waktu terus berjalan dan dikhawatirkan jenazah korban Mina akan sulit diidentifikasi bila terlalu lama melakukan tindakan.
"Walaupun disimpan di lemari es, tetap akan ada perubahan dalam jasadnya. Hanya tenaga yang betul-betul ahli yang bisa mengerjakan tugas berat seperti itu. Apalagi, petugas-petugas yang melakukan identifikasi saat ini masih memiliki tugas rutin lain dalam melayani jemaah," terangnya
"Faktanya, gelombang kedua jemaah haji reguler Indonesia baru akan bertolak ke Madinah pada tanggal 3 Oktober yang akan datang. Tentu persiapan terhadap mobilisasi jemaah menuju Madinah perlu dimatangkan. Dengan demikian, proses identifikasi korban tidak mengganggu tugas lain yang juga harus dikerjakan," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil pemantauan dan pengawasan menunjukkan sejumlah kendala yang dihadapi jemaah haji Indonesia.
Baca SelengkapnyaPansus Haji tidak hanya akan mengevaluasi penyelenggaraan haji yang dilakukan oleh Kementerian Agama.
Baca SelengkapnyaAwalnya ada 10 jemaah yang dilaporkan hilang. Namun tujuh jemaah berhasil ditemukan sehingga tersisa tiga jemaah yang masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaViral video yang memperlihatkan jenazah jemaah haji Indonesia tergeletak di jalanan Kota Mekkah.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya tidak hanya meminta kuota tambahan haji ke pemerintah Arab Saudi
Baca SelengkapnyaDia mencontohkan di mana jumlah jemaah lebih banyak dari kapasitas tenda
Baca SelengkapnyaDPR memaparkan beberapa catatan saat melakukan inspeksi dadakan ke tenda jamaah haji Indonesia di Mina, Makkah, Arab Saudi
Baca SelengkapnyaWakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar prihatin dengan kondisi tenda jemaah haji Indonesia.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh Muhammadiyah dan NU sepakat menilai Pansus Angket Haji belum perlu dilakukan, kenapa?
Baca SelengkapnyaPetugas haji masih melakukan pencarian terhadap dua jemaah Indonesia yang hilang. Area pencarian diperluas hingga Jeddah dan Thaif.
Baca SelengkapnyaJemaah Indonesia yang ada di Madinah saat itu bukan jemaah reguler, melainkan pengguna visa non haji.
Baca SelengkapnyaJemaah yang wafat saat puncak haji, secara keseluruhan ada 40 orang
Baca Selengkapnya