Pemerintah Sebut Tak Jaga Jarak dan Tanpa Masker Penyebab Kasus Covid-19 Masih Tinggi
Merdeka.com - Temuan kasus baru Covid-19 di Indonesia hari ini mencapai 1.178. Hal ini menunjukkan, penyebaran virus SARS-CoV-2 di tengah masyarakat masih tinggi.
Juru Bicara Pemerintah Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengungkap penyebab kasus Covid-19 belum bisa ditekan. Dia menyebut, masih banyak warga yang tidak menjaga jarak saat berada di luar rumah.
Pernyataan ini berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan terhadap lima provinsi. Yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Jawa Tengah.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
"Dari penyelidikan epidemiologi beberapa provinsi di atas, sebagian besar kontak erat masih dijalankan," katanya dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Kamis (25/6).
Selain tak jaga jarak, kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker masih rendah. Dari fakta yang ditemukan di lapangan, masih banyak warga yang tidak menggunakan masker di ruang publik.
"Ini jadi faktor utama sebaran kasus masih tinggi," ujarnya.
Yurianto mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. Dia menekankan, tiga hal ini kunci utama memutus rantai Covid-19.
"Pada tracing yang kita lakukan dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium secara masif, inilah yang membuktikan bahwa menjaga jarak, menggunakan masker sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan bersama," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sebaran terbanyak dari ribuan kasus baru Covid-19 hari ini ada di lima provinsi. Provinsi Jawa Timur mencatat jumlah terbanyak dengan 247 kasus baru.
DKI Jakarta menyusul Jawa Timur. Ibu Kota melaporkan ada penambahan sebanyak 196 kasus baru dan 112 orang sembuh.
Selanjutnya Sulawesi Selatan, melaporkan ada peningkatan kasus baru Covid-19 sebanyak 103. Sementara kasus sembuh mencapai 59 orang.
"Maluku Utara 80 kasus baru dan 1 sembuh," jelas Yurianto.
Provinsi kelima Jawa Tengah. Provinsi yang dikenal sebagai jantung budaya Jawa ini melaporkan ada penambahan 78 kasus baru.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaData terupdate pukul 08.42 Wib, Palembang menjadi kota dengan kualitas udara sangat buruk se-Indonesia di level 181 AQI US.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaJakarta rangking lima kota udara terburuk di dunia dengan indeks kualitas udara (AQI) di angka 160.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaJakarta masih masuk kategori kota dengan tingkat polisi udara buruk pada Senin (21/8) pagi ini.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya