Pemkab Solok Diminta Tak Kurangi Lahan Pertanian
Merdeka.com - Anggota DPR RI Mulyadi sangat memperhatikan jumlah lahan pertanian yang dimiliki oleh setiap daerah yang ada di Sumatra Barat (Sumbar). Dia menegaskan lahan pertanian yang ada di Ranah Minang harus dijaga agar tidak berkurang, mengingat potensi yang bisa menunjang perekonomian masyarakat.
Salah satu daerah di Sumbar yang menjadi perhatiannya adalah Kabupaten Solok. Pasalnya, di kabupaten tersebut memiliki hasil produksi pertanian yang telah mendunia yakni Bareh (beras) Solok.
Oleh karenanya, dia mengingatkan agar Pemda Solok tetap mempertahankan jumlah lahan pertanian yang sudah ada saat ini.
-
Apa yang dihasilkan dari lahan pertanian produktif? Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa mampu mendapatkan tambahan penghasilan setelah berhasil mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif.
-
Bagaimana Kaltim ingin mengatasi kekurangan lahan sawah? 'Petani lebih memilih menanam sawit, karena air susah. Kemarin bersama TNI sudah dibangun 89 titik air untuk persawahan di Kukar. Kita harus lakukan itu di banyak titik. Isha allah tidak ada kekurangan lahan untuk sawah,' usulnya.
-
Kenapa makam jadi sawah? Bahkan, lahan di sekelilingnya dijadikan sawah oleh warga sekitar.
-
Dimana salak banyak tumbuh? Salaka dalah buah tropis yang populer di Indonesia.
-
Mengapa perubahan iklim berdampak pada produktivitas pertanian? Perubahan iklim mengakibatkan pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, dan terjadinya banjir.
-
Dimana desain rumah di sawah banyak diterapkan? Desain rumah di area dekat sawah merupakan pilihan yang bagus saat kamu lelah dengan hiruk pikuk kehidupan di kota, dan ingin mencari suasana baru yang menyegarkan.
"Dalam perjumpaan dengan Pak Bupati Gusmal, harapan agar areal Bareh Solok dipertahankan juga sudah saya sampaikan, malah saya berharap ada Perda untuk menjaga luas sawah di Kab. Solok ini," kata Mulyadi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/3).
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data dari Pemda Solok, produksi Bareh Solok tahun 2019 mencapai 231 ribu ton dari jenis beras Sokan dan Anak Daro. Tidak semua kecamatan di Kabupaten Solok penghasil Bareh Solok.
Saat ini, luas areal sawah yang memproduksi Bareh Solok mencapai 22 ribu hektar, sudah berkurang seribu hektar sejak dua tahun lalu. Berkurangnya areal sawah ini karena berubah fungsi menjadi kebun sayuran, kolam ikan dan bangunan rumah.
Bareh Solok hanya diproduksi di beberapa kecamatan diantaranya adalah Kec. Kubung, Kec. Lembang Jaya, Kec. Bukit Sundi, Kec. Gunung Talang dan Kec. X Koto Singkarak. Maka dari itu, menjaga lahan persawahan masyarakat sangat diperlukan untuk menunjang perekonomian masyarakat di masa mendatang.
"Insya Allah bila saya diberikan amanah sebagai Gubernur Sumbar, lahan-lahan yang ada ini akan kita jaga agar bisa terus menunjang bahkan meningkatkan perekonomian para petani yang ada di sini," tutur Mulyadi.
Tak lupa, dia menggandeng masyarakat Solok agar selalu menjaga hasil produksi Bareh Solok yang merupakan unggulan dan sudah mendapat Sertifikat Indikasi Geografis dari Kementrian Hukum dan HAM.
"Mari kita jaga luas sawah yang telah menghasilkan Bareh Solok ini, jangan makin berkurang karena berkurang pula pendapatan masyarakat," ujarnya.
Menurut Anggota Komisi III DPR RI Mulyadi, untuk menjaga produksi Bareh Solok agar tetap berkualitas adalah dengan mempertahankan areal sawah. Tak hanya itu, areal persawahan juga harus didukung irigasi perairan yang lancar dan cara bercocok tanam yang baik.
Didasari hal tersebut, Mulyadi meminta agar wilayah pertanian masyarakat memiliki saluran irigasi yang laik.
"Irigasi yang kecil dan menengah bisa dibiayai oleh pemerintah daerah. Untuk irigasi besar butuh dana banyak dan adanya di pusat, maka saya akan ikut berjuang bersama-sama Pemda," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Malang membidik anak muda agar mau jadi petani.
Baca SelengkapnyaMentan menggenjot pembangunan dan optimasi lahan rawa menjadi persawahan produktif.
Baca SelengkapnyaKegiatan Opla di Banyuasin dilakukan di 15 Kecamatan.
Baca SelengkapnyaAnggaran Kementan untuk tahun 2025 mengalami pengurangan dibandingkan tahun 2024, meskipun peran Kementan sangat vital.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ke Istana Negara
Baca SelengkapnyaKepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Baturusa KLHK, Muchtar Effendi menjelaskan, ada kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan penghijauan.
Baca SelengkapnyaPengembangan ini penting dilakukan mengingat Banten memiliki area pesisir pantai yang membutuhkan benih khusus.
Baca SelengkapnyaKementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaMerauke memiliki potensi pertanian yang besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya di Indonesia bagian timur.
Baca SelengkapnyaKegiatan optimasi lahan rawa difokuskan pada perbaikan infrastruktur air dan lahan melalui pembangunan atau rehabilitasi infrastruktur.
Baca SelengkapnyaAnggaran terbesar dialokasikan untuk program percepatan (quick wins) lumbung pangan.
Baca Selengkapnya