Penderita ISPA di Depok Meningkat Tembus 8.698 Orang, Mayoritas Penderita Berusia Balita
Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di Kota Depok meningkat. Namun, Dinas Kesehatan setempat belum bisa memastikan penyebab peningkatan itu.
Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di Kota Depok meningkat. Namun, Dinas Kesehatan setempat belum bisa memastikan penyebab peningkatan itu.
Penderita ISPA di Depok Meningkat Tembus 8.698 Orang, Mayoritas Penderita Berusia Balita
Dinkes Depok mencatat saat ini terdapat 8.698 penderita ISPA kota itu. Meski terjadi peningkatan, mereka berpendapat kasus tersebut masih ringan dan dapat tertangani.
"Walaupun ada peningkatan jumlah pasien, tetapi ini kan kasus-kasus yang kita anggap ringan. Kalau kasus berat pasti akan kita koordinasikan. Kita pantau secara berkala secara ketat."
Kepala Dinas Kesehatan Depok, Mary Liziawaty, Senin (4/9).
Dari jumlah penderita, mayoritas adalah anak-anak dengan rentang usia 0-5 tahun. Namun tidak ada pneumonia yang masuk dalam kategori berat di Depok.
"Dari 8.698 itu rinciannya pneumonia pada balita sampai 5 tahun itu 182. Nah, pneumonia beratnya nol kasus, jadi kasus dirujuk nggak ada," tegasnya.
Mary merinci, ISPA nonpneumonia pada balita yang terbanyak. Jumlahnya sebanyak 4.969 kasus. Sementara pada usia lebih dari 5 tahun sebanyak 3.480 kasus.
"Sedangkan yang pneumonia lebih dari 5 tahun itu 67 kasus. Jadi jumlah kasus yang termasuk ISPA inspeksi saluran pernapasan atas itu 8.698 kasus. Itu di bulan Agustus yang ada peningkatan dari bulan Juli," bebernya.
Peningkatan kasus dari Januari hingga Juli kasusnya bervariasi, mulai dari 4.000 dan 5.000, bahkan pernah 6.000 kasus di bulan Maret. Periode Juli-Agustus terjadi lonjakan kasus hingga 60 persen. Namun dia mengaku belum tahu apakah pemicunya polusi udara atau bukan.
"Kita tidak bisa menjawab atau memastikan karena kasus ISPA itu bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri, bisa juga alergi. Tapi kita akan pantau kasus ini dipantau secara ketat. Ketika memang kualitas udaranya menurun dan ternyata peningkatannya siginifikan tentu akan kita koordinasikan."
Kepala Dinas Kesehatan Depok, Mary Liziawaty.
Menurutnya, peningkatan kasus ini tidak perlu disikapi berlebih. Saat pandemi Covid-19 , jumlah penderita ISPA jauh lebih tinggi. Tapi kewaspadaan juga sangat diperlukan.
"Peningkatan ini tidak harus disikapi dengan terlalu berlebihan karena jika dibandingkan dengan Covid kemarin itu kasus ISPA-nya sangat tinggi. Jadi tetap kita waspada,” ujarnya.
Mary menyebut, Dinkes aktif melakukan pemantauan ketat kasus ISPA. Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berkala dan apabila ditemukan peningkatan signifikan, pihaknya akan melakukan evaluasi.
Sejauh ini sambung Mary, obat-obatan untuk ISPA masih tersedia dan aman. "Kita lakukan pemantauan secara ketat, pencatatan laporan juga harus dilakukan dengan baik. Ketika memang nanti ada laporan yang terus meningkat signifikan berbanding lurus dengan polusi udara ya kita akan evaluasi kembali," tutupnya.