Peneliti BPPT: Tak masuk logika server e-KTP ada di luar negeri
Merdeka.com - Peneliti Utama bidang Teknik Elektro Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Iskandar menyangsikan jika server e-KTP berada di luar negeri. Menurut dia, e-KTP dirancang oleh tim yang tidak mungkin mengesampingkan aspek keamanan dan kedaulatan.
"Secara logika nggak mungkin, tim pasti sangat mempertimbangkan aspek-aspek keamanan dan kedaulatan kita terhadap data-data penduduk," ujar Marzan di Jakarta, Senin (17/11).
Marzan juga menyebut server e-KTP berada di dalam negeri. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan database dapat diakses oleh pihak asing.
-
Bagaimana Medan siapkan e-KTP? Hal yang dilakukan, ungkapnya, menghadirkan pelayanan jemput bola di area-area publik. 'Kita hadirkan layanan di sekolah-sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, rumah tahanan, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat publik lainnya. Selain itu, melakukan sosialisasi intensif terhadap masyarakat terkait pentingnya memiliki e-KTP, ' ujarnya seraya memaparkan langkah dan upaya lainnya.
-
Apa itu KTP Sakti? 'Jaminan-jaminan selama ini ada dengan berbagai identitas satu per satu, sekarang bisa kita satukan dalam satu KTP dan kita sebut satu KTP Sakti,' ujar Ganjar usai silahturahmi Caleg dan Partai pengusung di Perum Graha Puspa Karangpawitan, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12). Ganjar berbicara apabila KTP Sakti ini mempresentasikan sebuah kartu yang dipegang masyarakat untuk mendapatkan akses program.
-
Bagaimana Kementerian ATR membuat sertifikat elektronik tidak bisa dipalsukan? 'Prosesnya sudah merupakan proses elektronik bukan hanya digitalisasi scan saja, tetapi datanya sudah terbungkus secara elektronik sehingga tidak bisa diubah atau dipalsukan,' ujar Andry Novijandry.
-
Siapa yang akan mengelola data di KTP Sakti? Nantinya rakyat yang berhak mendapatkan bantuan bisa ada dalam satu data dan dikelola oleh pemerintah.
-
Bagaimana cara kerja KTP Sakti? 'KTP sakti ini merepresentasikan semuanya, tinggal pendataannya dibuat dengan baik, pengelolaannya dengan sistem yang baik dan KTP-nya tinggal dipakai dengan card reader saja,'
-
Kenapa OJK meminta masyarakat hati-hati soal KTP? Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menyampaikan terdapat bahaya besar dari pencurian data pribadi yang terekam di KTP.
"Setahu saya, server data center yang utama ada di Kemendagri, kemudian recovery servernya di Batam, jadi menggunakan otoritas Batam, jadi nggak ada kaitannya kalau itu bisa diakses oleh asing," ungkap dia.
Selanjutnya, Marzan menjelaskan ketidaklogisan jika menyebut server di luar negeri karena program e-KTP disusun dengan melibatkan beberapa instansi vital seperti Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg). Selain itu, proyek ini dibiayai negara untuk mencegah adanya ketergantungan terhadap asing.
"Saya yang saat itu sebagai Kepala BPPT termasuk yang menolak pinjaman luar negeri, hibah, dan badan usaha dalam proyek ini. Saya menginginkan dibiayai anggaran APBN sehingga memiliki kekuasaan mutlah terhadap data," kata dia.
Namun demikian, Marzan tidak membantah jika dalam proses produksi melibatkan pihak asing. Menurut dia, hal ini karena kemampuan industri dalam negeri sangat terbatas kala itu.
"Pembuatan chip, kartunya, segala macam pasti masih impor. Kalau itu dari negara mana saja ditanyakan saja ke pemenang tender. Tapi, yang paling pentng adalah jaminan keamanan dataa itu tidak (dimiliki asing)," ungkap dia.
Lebih lanjut, Marzan menjamin keamanan server e-KTP. Ini karena e-KTP dirancang hanya bisa diakses oleh orang yang berwenang di Kemendagri, BPPT, dan Lemsaneg.
"BPPT juga sudah menyampaikan penjelasan ke Kemendagri terkait ini," terangnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganguan terhadap sistem SIREKAP, KPU menyatakan hal itu disebabkan salah satunya oleh gangguan DDoS.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam pastikan data Sirekap Aman meski pakai server luar negeri
Baca SelengkapnyaSekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengkritik ide Kartu Tanda Penduduk (KTP) Sakti yang digagas Tim Ganjar.
Baca SelengkapnyaPPATK mewaspadai penyalahgunaan teknologi di tahun politik.
Baca SelengkapnyaMenurut Yudistira, tidak mungkin mengganti server dalam waktu singkat dan memindahkannya ke negara lain.
Baca SelengkapnyaPemkot Tangerang memastikan keamanan data server pada PPDB SMP
Baca SelengkapnyaNawawi menyinggung soal digitalisasi yang belum mampu menjawab semua tantangan.
Baca SelengkapnyaKemendagri terus melakukan pembenahan akan keamanan data untuk mengantisipasi maraknya kejahatan digital.
Baca Selengkapnya