Penembakan Mobil Alphard di Solo, Korban Masih Trauma dan Stres
Merdeka.com - Polresta Surakarta hingga saat ini masih mendalami kasus penembakan mobil Toyota Alphard AD 8945 JP di Jalan Monginsidi, Solo, Rabu (2/12) siang. Meski telah menangkap pelaku dan memeriksa 6 saksi, namun polisi belum bisa memintai keterangan saksi korban.
"Untuk saksi korban sampai sekarang belum bisa dimintai keterangan, karena masih stress," ujar Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi kepada wartawan, di Solo, Jumat (4/12).
Kondisi korban, lanjut Kapolda, hingga saat ini masih mengalami trauma. Sehingga ia memerintahkan kepada Kapolresta untuk menyiapkan konselor dari Unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak). Sehingga korban yang merupakan seorang perempuan berusia 72 tahun itu bisa memberikan keterangan.
-
Apa yang dilakukan polisi pada korban? Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam'Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,' kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
-
Siapa yang bisa membantu anak mengatasi trauma? Anak membutuhkan dukungan emosional dari orang tua atau orang dewasa yang dipercaya untuk membantu mereka memahami dan mengatasi trauma yang dialaminya.
-
Siapa yang mengalami trauma berat? Dua anak Aiptu FN mengalami trauma berat dan harus mendapat pendampingan karena selalu teringat peristiwa perampasan mobil ayahnya oleh 12 debt collector.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Bagaimana Kapolda Jateng menanggapi kasus Sukolilo? 'Salah satu penegak hukum adalah Polisi, Polri adalah representasi negara di masyarakat, Kita ndak boleh main hakim sendiri. Kita (masyarakat) tidak boleh bertindak seperti Polisi. Kalau ada permasalahan lapor polisi,' tegasnya.
"Yang kedua, hasil penelusuran senjata api. Jadi senjata api yang digunakan kemarin itu sudah kita amankan," terangnya.
Setelah dikembangkan melalui penggeledahan di rumah tersangka, ditemukan senjata jenis SNW (Smith & Wesson). Selain SNW senjata panjang juga ditemukan 3 kotak berisi hampir 150 butir peluru. Barang barang tersebut saat ini sudah diamankan direktorat intelejen.
"Sudah kita amankan, kita kembangkan lagi apakah temuan senjata senjata itu benar-benar mempunyai ketentuan undang-undang. Dan itu yang sedang kita dalami," tandasnya.
Kapolda menambahkan, pihaknya akan mendalami perizinan kepemilikan senjata pelaku pada saat pemeriksaan administrasi secara lengkap. Yang saat ini diamankan, lanjut Kapolda, bukti awal pendapatan senjata api.
"Ini belum lengkap, baru bukti awal. Belum sampai pendalaman penyidikan senjata api sendiri," terangnya.
"Untuk motif, muncul setelah ada keterangan dari saksi korban. Untuk sementara hanya sepihak, Tentang bisnis pribadi dan keluarga. Tetapi kan belum kita gali, nanti penyidik Polres yang akan menggali lebih dalam," pungkas Kapolda.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kondisi anak dan memberikan pendampingan psikologis dampak peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaBambang menyoroti kewenangan yang besar diampu setiap Anggota Polri bisa membuat mental dan psikis anggota jadi gagap.
Baca SelengkapnyaKorban dirudapaksa oleh staf kelurahan Pondok Kacang Barat
Baca Selengkapnya