Pengakuan Anak Polisi yang Gantikan Doni Amansa jadi Paskibraka Nasional: Senang dan Sedih
Wira mengaku tidak bisa berkata-kata. Ia mengaku perasaannya campur aduk, antara senang dan sedih.
Pengakuan Anak Polisi yang Gantikan Doni Amansa jadi Paskibraka Nasional: Senang dan Sedih
Nama siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Baubau, Wiradinata Setya Persada mendadak jadi perhatian publik. Dia disorot karena menggantikan Doni Amansa mewakili Sulawesi Tenggara untuk menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Wira akan menjadi Paskibraka bersama Nadira Syalvallah. Wira yang saat ini duduk kelas XI merupakan anak kedua dari pasangan Komisaris Anwar an Sitti Nur Ambani.
Ayah Wira merupakan perwira di Kepolisian Resor Baubau. Sementara ibu Wira merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota Baubau.
"Bapak bertugas di Polres Baubau bagian Kabag SDM,” ujar Wira, Selasa (18/7).
Terkait keberangkatannya ke Jakarta menjadi perwakilan Paskibraka Sultra, Wira mengaku tidak bisa berkata-kata. Ia mengaku perasaannya campur aduk.
"Senang dan sedih iya. Tidak terbayang bisa ke tingkat nasional," ujarnya singkat.
Wira mengaku siap berjuang untuk masuk dalam pasukan delapan pengibar sang saka merah putih di Istana Negara pada 17 Agustus nanti.
Sekadar diketahui, Wiradinata Setya Persada menggantikan Doni Amansa mewakili Provinsi Sultra untuk menjadi Paskibraka Nasional. Sebelumnya, nama Wira hanya masuk cadangan bersama Aini Nur Fitriani.
Penasihat hukum keluarga Doni Amansa, Andre Darmawan menceritakan proses seleksi dilakukan mulai tanggal 15-18 Mei 2023. Usai proses seleksi Paskibraka Nasional tersebut, kemudian panitia dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengumumkan nama Nadira Syalvallah dan Doni Amansa akan mewakili Sultra sebagai Paskibraka Nasional. "Paskibraka yang mewakili Sultra itu adalah Doni (Amansa) dengan Nadira (Syalvallah). Kemudian yang sebagai cadangan yaitu Wira (Wiradinata Setya Persada) dan Aini (Nur Fitriani). Jadi ada yang terpilih sebagai inti dan cadangan," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Selasa (18/7).Setelah dinyatakan lolos seleksi, Doni dan Nadira diajak oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Sultra untuk wawancara di RRI. Andre mengaku saat di RRI itulah Doni dan Nadira diperkenalkan kepada masyarakat bahwa mereka yang akan mewakili Sultra sebagai Paskibraka Nasional. "Kemudian pasangan cadangan yaitu Wira dan Aini juga (dibawa ke RRI). Setelah mereka pulang, ada panitia bernama Rahayu Bakrie memasukkan Doni dan Nadira dalam grup WhatsApp. Judul grupnya calon Paskibraka Nasional 2023," bebernya.
Andre mengaku dalam grup tersebut hanya berisi tiga orang yakni Doni, Nadira, dan Rahayu. Ia menyebut dalam grup WhatsApp tersebut hanya membahas soal jaga kesehatan dan pola makan sebelum berangkat ke Cibubur.
"Tiba-tiba di bulan Juli, tanggal 6 mereka dipanggil lagi. Katanya untuk mengikuti pembekalan," sebutnya.
Saat itulah keanehan dirasakan oleh Doni. Alasannya Doni mengungkapkan bahwa panitia menyatakan nama Doni dan Nadira belum dipastikan mewakili Sultra. Ia menyebut akan ada seleksi lagi saat pembekalan. "Itu seleksi ulang dalam pembekalan itu. Kemudian setelah itu tanggal 9 (Juli) selesai, tanggal 10 pulang dan setelah pembekalan itu Doni sudah dikeluarkan dari grup WhatsApp," ungkapnya.
Andre menyebut Doni tidak mengetahui jika Paskibraka Nasional yang mewakili Sultra sudah diberangkatkan. Andre mengaku Doni baru mengetahui hal tersebut melalui media sosial (medsos). "Ternyata itu sudah ada yang mengupload yang berangkat mewakili Sultra adalah bukan dia (Doni Amansa), tapi diganti nama Wira. Jadi yang berangkat itu Wira dan Nadira," urainya.Usai kejadian itu, ibu Doni Amansa akhirnya curhat di media sosial dan akhirnya viral. Usai curhatan itu viral, Kepala Bakesbangpol Sultra, Harmin akhirnya membuat klarifikasi terkait digantikannya nama Doni Amansa sebagai perwakilan Paskibraka Nasional dari Provinsi Sultra. "Klarifikasi-klarifikasi ini coba kita rangkum dan kita lihat ternyata klarifikasinya banyak yang bohong," tegasnya. Andre menyebut kebohongan Harmin di antaranya mengaku saat munculnya nama Nadira dan Doni bukan pengumuman terpilihnya sebagai Paskibraka Nasional. Andre menyebut seleksi pada Mei 2023 bukan merupakan akhir dari seleksi. "Karena setelah seleksi pada saat itu di bulan Mei dan Pantukhir, itu masih ada pembekalan lagi. Nah, dipembekalan itu masih dinilai lagi, karena bagian dari seleksi," bebernya.
Dari penjelasan tersebut, Andre menilai Harmin berbohong. Ia beranggapan berdasarkan aturan dan petunjuk teknis (juknis) BPIP terkait seleksi Paskibraka Nasional dilakukan hanya tanggal 15-31 Mei 2023. "Berdasarkan peraturan BPIP tentang program paskibraka dan juknis, itu dikatakan bahwa seleksi tidak ada dikenal dengan seleksi pembekalan. Karena seleksi itu cuma kesehatan, baris-berbaris kesamaptaan, dan intelegensia. Tidak ada itu seleksi pembekalan," tegasnya. "Jadi itu menurut kami di karang-karang oleh panitia pelaksana dalam hal ini Kesbangpol. Sehingga tidak dibenarkan lagi atau dimungkinkan ada seleksi setelah tanggal 31 Mei 2023," imbuhnya.
Keanehan dari keterangan Kepala Bakesbangpol Sultra, Harmin lainnya yakni pengumuman berdasarkan abjad. Terkait ini, kata Andre, pihaknya sudah menanyakan kebenaran tersebut kepada Bakesbangpol Konawe, pendamping, dan juga orang yang membacakan pengumuman.
"Pada saat itu memang dinyatakan dan dibaca Doni serta Nadira yang akan mewakili sebagai peserta inti. Kemudian Wira dan Aini. Kalau dari susunan yang dibacakan secara abjad ini, kan harusnya Aini dan Doni teratas," ungkapnya.
Usai kejadian ini, kata Andre, pihaknya mengirimkan surat protes kepada BPIP untuk membatalkan surat Gubernur Sultra terkait dua nama Paskibraka. Tak hanya itu, Andre mengaku telah melaporkan Kepala Bakesbangpol Sultra, Harmin ke kepolisian. "Kedua kita melaporkan kepala Kesbangpol ke Polda Sultra. Kita melaporkan terkait dengan dugaan tindak pidana menyiarkan berita bohong yang menyebabkan keonaran. Dari rangkaian tadi pernyataan-pernyataan yang kita sudah ambil dari media termasuk berita video dan media online kita sudah ambil bahwa ini pernyataan adalah kebohongan jadi tidak sesuai fakta dan peraturan semua yang dia sebutkan tadi," kata dia.Andre juga sudah mendapatkan informasi bahwa pengganti Doni Amansa adalah anak dari perwira polisi yang bertugas di Sutra. Hanya saja, Andre belum mengetahui secara pasti pangkat orang tua Wira.
"Betul, jadi itu ada informasinya (Wira anak perwira Polri) dan kita sudah konfirmasi itu betul bahwa penggantinya adalah anaknya seorang perwira polisi di Sulawesi tenggara kalau soal jabatannya itu yang belum cuma katanya perwira polisi.
Sementara Doni Amansa mengaku kecewa usai namanya digantikan orang lain. Padahal, ia sudah bercita-cita ingin menjadi pasukan Paskibraka Nasional. "Perasaan saya kecewa, tidak bisa melanjutkan apa yang dicita-citakan orang tuanya. Tapi, saya berdoa semoga bisa melakukan yang lebih baik kedepan," pungkasnya. Terpisah, Kepala Bakesbangpol Sultra, Harmin Ramba enggan berkomentar terkait polemik nama Wiradinata menggantikan Doni Amansa.