Penjual cangkul di Malang belum tahu ada cangkul impor dari China
Merdeka.com - Penjual cangkul di Kota Malang belum mengetahui keberadaan cangkul impor asal China masuk ke pasaran. Hingga saat ini, jenis cangkul yang beredar tidak ditemukan jenis baru.
"Belum tahu kalau yang impor, tapi ini setahu saya buatan Malang saja. Salesnya datang menitipkan barang di sini," kata Soeprapto (58), penjual aneka alat pertanian di toko pertukangan, Jalan Ki Ageng Gribig Kedungkandang, Kota Malang, Rabu (10/11).
Soeprapto menjual alat-alat pertanian sudah bertahun-tahun dan yang dianggapnya paling bagus buatan Blitar dan Tulungagung. Namun harganya lebih mahal, karena kandungan bajanya yang tinggi dibanding kebanyakan cangkul di pasaran.
-
Kenapa tengkulak dari Malang dan Batu beli apel di Pasuruan? Mengutip berbagai sumber, para tengkulak dari Kota Malang dan Batu banyak yang beli apel di sini. Mereka kemudian mengatakan bahwa apel itu adalah apel Malang.(Foto: freepik aleksandarlittlewolf)
-
Apa itu Calung? Calung telah lama menjadi alat musik tradisional khas masyarakat Sunda. Namun kepopulerannya saat ini terbilang kalah dengan angklung, meski sama-sama terbuat dari bambu.
-
Di mana Calung berasal? Namun menurut laman bandung.go.id, calung sudah ada sejak lama, di mana dahulu merupakan teman dari para petani di dataran tinggi Jawa Barat.
-
Apa yang dibeli penjual cilok di Majalengka? Siang itu, Irfan datang ke sebuah lapak hewan kurban dengan membawa tas hitam lumayan besar. Dia kemudian menemui sang penjual untuk membeli seekor kambing untuk dikurbankan di hari raya Iduladha.
-
Apa itu caluk trantang? Caluk merupakan senjata tradisional asal Kabupaten Tuban yang multifungsi. Pada masa penjajahan, caluk menjadi senjata andalan warga Tuban melawan tindakan sewenang-wenang penjajah.
-
Dimana caluk trantang dibuat? Mengutip Instagram @kambangputih_heritage, konon dulu pembuat senjata tajam ini bernama Ki Trantang. Ia tinggal di wilayah Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
"Kalau dari Blitar atau Tulungagung sangat baik kualitasnya," katanya.
Tetapi jenis cangkul tersebut harganya juga lebih mahal dibandingkan harga cangkul kebanyakan. Biasanya cangkul tersebut dijual dengan kisaran Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.
Kata Prapto, cangkul yang beredar di pasaran memiliki dua jenis yakni cangkul cor-coran dan cangkul pande dengan ukuran 17, 18, 19 sentimeter. Kalau cor-coran biasanya dibuat secara massal oleh pabrik dengan sebuah mesin pencetak.
Harga cangkul jenis cor-coran lebih murah dengan harga Rp 35 ribu, sementara harga cangkul buatan pande jatuhnya lebih mahal. Sebuah cangkul produksi pande dijual dengan harga Rp 50 ribu.
"Kemungkinan yang jenis impor itu cor-coran atau buatan pabrik, kalau yang saya jual merek Crocodile gambarnya buaya," katanya.
Kata Prapto, yang membedakan cangkul terletak pada komposisi jumlah bajanya. Campuran baja dan besi yang seimbang akan membuat cangkul awet dan tajam. Selain itu, tajamnya juga akan lebih lama.
Prapto sendiri sebenarnya tidak peduli dengan kehadiran cangkul impor, karena keuntungannya dihitung dari jumlah cangkul yang berhasil dijual. Akan tetapi yang dikhawatirkan, akan banyak pandai pembuat cangkul lokal akan tutup. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar sepakat impor batik harus dibatasi melalui regulasi yang jelas.
Baca SelengkapnyaDampak masuknya barang murah China membuat industri di sejumlah negara terancam kolaps.
Baca SelengkapnyaProduk dalam negeri memiliki kualitas yang bagus dibandingkan produk impor dari China.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaSetidaknya tiga rumah warga yang berada di Desa Cangkuang, Salamnunggal, dan Kandangmukti mengalami kerusakan akibat aksi tersebut
Baca SelengkapnyaMeski demikian, pemerintah belum meluluskan izin usaha aplikasi Temu di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMendag menyebut fenomena ini semakin mencolok, terutama di pusat-pusat perdagangan besar seperti Kapuk, Tanah Abang, dan Mangga Dua di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPusbarindo menilai kenaikan harga yang cukup signifikan itu disebabkan oleh masalah pasokan.
Baca SelengkapnyaPredatory pricing merupakan praktik penetapan harga di bawah biaya produksi.
Baca SelengkapnyaAda selisih sebesar USD2,94 miliar atau sekitar Rp43 triliun ini menunjukkan adanya impor yang tidak tercatat oleh BPS.
Baca SelengkapnyaMendag menyebut saat ini marak warga negara asing yang berdagang di mal, pusat perbelanjaan atau pusat grosir besar.
Baca SelengkapnyaBerdagang jadi salah satu cara bertahan hidup masyarakat Indonesia.
Baca Selengkapnya