Penjual Es Krim yang Diduga Sebabkan Puluhan Anak di Garut Keracunan Diamankan
Merdeka.com - Kepolisian resor Garut akhirnya berhasil mengamankan penjual eskrim yang diduga menyebabkan puluhan siswa sekolah dasar di Garut, Jawa Barat mengalami keracunan. Penjual diamankan beberapa jam oleh tim reserse di rumahnya.
Kapolres Garut, AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan bahwa kasus keracunan puluhan siswa di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul langsung ditangani pihaknya. Dalam penanganan tersebut, pihaknya menerjunkan tim gabungan untuk melakukan penyelidikan.
“Tim gabungan dipimpin oleh Kasat Reskrim langsung bergerak untuk melakukan penyelidikan dan pengembangan sejak kemarin. Ada empat wilayah kecamatan terdekat yang menjadi tempat penyelidikan,” kata Rio, Rabu (15/2).
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Bagaimana cara Polres Jakpus mencegah tawuran pelajar? 'Patroli Polres maupun Polsek jajaran akan dikerahkan untuk mengantisipasi adanya konvoi remaja yang menggunakan sepeda motor yang dapat mengakibatkan kemacetan dan ketakutan warga yang sedang melintas di jalan raya. Dengan adanya Patroli secara rutin masyarakat merasa aman dan nyaman diperjalanan maupun di rumah,' papar dia.
-
Bagaimana kasus viral membuat polisi bergerak? Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Bagaimana Kapolda Jateng menanggapi kasus Sukolilo? 'Salah satu penegak hukum adalah Polisi, Polri adalah representasi negara di masyarakat, Kita ndak boleh main hakim sendiri. Kita (masyarakat) tidak boleh bertindak seperti Polisi. Kalau ada permasalahan lapor polisi,' tegasnya.
-
Siapa yang melaporkan kasus ini? Pembeli dan korban pengeroyokan saat saat jual beli mobil, Ahmad Paisal Siregar melaporkan penjual R Acoka ke Polres Metro Jakarta Timur karena diduga telah melakukan penipuan sekaligus penganiayaan massal.
Hasil pengembangan tersebut, diakuinya membuahkan hasil. Di malam hari pihaknya menerima informasi terkait keberadaan orang yang diduga merupakan penjual eskrim yang menyebabkan 66 siswa mengalami gejala keracunan.
"Pedagang tersebut kami amankan sekitar pukul 23.43. Pedagang tersebut berinisial M (60), warga Kecamatan Garut Kota," ungkapnya.
M disebutnya langsung dibawa ke Mapolres Garut untuk dilakukan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan diketahui bahwa dia sudah menjual eskrim rumahan yang dibuat bersama istrinya sejak tahun 2019.
Dalam sehari, kepada polisi, M mengaku membuat eskrim rata-rata sebanyak 2.000 hingga 3.000 cup. “Eskrim tersebut kemudian dijual berkeliling ke sekolah-sekolah maupun di perkampungan-perkampungan,” jelasnya.
Selain itu, berdasarkan pengakuan M, di SDN 2 Kersamenak 2 mengaku menjual hampir 400 cup, dimana pembelinya bukan hanya siswa saja, namun juga guru hingga orang tua. Oleh karena itu, kejadian tersebut masih diselidiki karena hanya 66 anak yang mengalami gejala keracunan, sedangkan yang lainnya tidak.
“Hari itu di tempat lain M juga mengaku sudah menjual lebih dari 2 ribu cup es krim dan tidak ada yang mengalami keracunan. Untuk memastikan dugaan keracunan tersebut, kami sudah mengamankan eskrim buatan M dan sudah dikirimkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut,” katanya.
Pihaknya juga sudah mengecek di daerah dans ekolah lain tempat M menjual eskrim. Hasil pengecekan diketahui bahwa tidak ada kasus keracunan seperti yang menimpa puluhan siswa di SDN Kersamenak 2.
Rio menyebut bahwa status M hingga saat ini masih saksi dan belum ditingkatkan menjadi tersangka. “Kita masih melakukan pendalaman agar tidak sampai salah menentukan status," sebutnya.
Sebelumnya, puluhan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kersamenak 2, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat, Selasa (14/2) mengalami gejala keracunan. Gejala tersebut dirasakan mereka setelah mengonsumsi jajanan es krim yang dijual pedagang keliling di sekolah.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani membenarkan adanya dugaan keracunan yang menimpa puluhan siswa-siswi SD di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul.
"Ada 66 siswa-siswi yang mengalami gejala keracunan, diduga usai jajan es krim dari pedagang keliling di sekolah," katanya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, siswa siswi SD 1 Klepu Jepara yang keracunan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaDari 18 siswa siswi yang keracunan, sebanyak 17 orang sudah diperkenankan pulang ke rumah.
Baca SelengkapnyaKe tujuh remaja akhirnya dibawa ke kantor polisi untuk diminta keterangan.
Baca SelengkapnyaSejumlah pendidik di Garut Jawa Barat dibuat resah dengan berkembangnya kasus LGBT pelajar.
Baca Selengkapnya"Yang terlibat penyiraman air keras ini untuk menyerahkan diri kepada kami," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif.
Baca SelengkapnyaEmpat orang tersangka yang ditangkap yakni Fa, Ais, Da, dan IS
Baca SelengkapnyaGuru yang diduga melakukan pencabulan diketahui merupakan seorang laki-laki berusia 36 tahun.
Baca SelengkapnyaTotal ratusan pelajar, petasan, hingga puluhan motor yang digunakan untuk konvoi telah diamankan.
Baca SelengkapnyaPetugas di lapangan masih fokus terhadap penanganan para korban serta warga terdampak.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus dugaan kebocoran gas amonia dari pabrik es tersebut.
Baca Selengkapnya