Perjuangan Kakek Kusno, jalan mundur Malang-Mataram cuma modal spion
Merdeka.com - Kusno Hadi (67), rela jalan mundur dari Malang, Jawa Timur menuju Mataram, NTB demi mengingatkan anak-anak muda hidup sehat dan tidak doyan mabuk.
Pria memiliki 12 anak serta 24 cucu ini mengaku memulai berjalan mundur dari depan Balai Kota Malang dan di lepas oleh Wali Kota Malang. Dengan berbekal pakaian sederhana dalam satu tas gendong dan dua spion serta surat jalan dari kepala desa dan pihak kepolisian, Kusno Hadi mulai berjalan mundur dengan tujuan Bali dan finis di Mataram, NTB.
"Kalau bekal uang adalah sedikit. Tapi kadang-kadang ada saja yang ngasi saya uang di jalan. Tapi saya tidak pernah meminta," ujar Kusno Hadi saat ditemui di wilayah Bilukpoh, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin (26/9).
-
Apa yang terjadi pada keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Siapa yang mudik? Tahun ini, diprediksi 123 juta orang akan melakukan perjalanan mudik.
-
Apa yang dilakukan Pak Bas saat blusukan di Jawa Barat? Tak hanya itu, Menteri PUPR Basuki juga membuat aksi lucu lainnya dengan memeluk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menemani Presiden Joko Widodo blusukan di Jawa Barat beberapa waktu yang lalu.
-
Bagaimana mencapai Kota Madiun? Kota Madiun sendiri dapat Anda tempuh melalui jalur darat, terutama menggunakan moda transportasi kereta api.
-
Apa arti mudik? Ada pendapat mengatakan, mudik singkatan dari bahasa Jawa 'mulih disik' artinya pulang sebentar. Ada juga yang menyebut mudik berasal bahasa Betawi artinya menuju udik atau menuju kampung
-
Bagaimana cara menghindari kelelahan saat mudik dengan anak? Untuk menghindari kelelahan, penting bagi orang tua untuk tetap menjaga disiplin waktu tidur anak, bahkan ketika berada di lokasi mudik yang baru dan menarik.
Menurut pria bekerja sebagai petani ini, motivasi berjalan mundur adalah karena biaya kesehatan itu sangat mahal. Karena itu dia bertekad untuk hidup sehat dengan giat berolahraga, termasuk berjalan mundur seperti saat ini.
"Yang terpenting, saya bisa mengingatkan anak-anak muda yang saya temui di jalan bahwa hidup sehat itu sangat penting. Ketimbang mereka mabuk-mabukan akan menyengsarakan dirinya sendiri," tuturnya.
Kusno mengaku mulai berjalan mundur dari Balai Kota Malang sejak 9 September lalu. Dia memperkirakan untuk sampai di Mataram, NTB membutuhkan waktu sampai 25 hari.
"Ini aksi saya berjalan mundur ke dua kalinya. Yang pertama routenya Malang-Jakarta. Waktu itu semua TV Nasional meliput kegiatan saya,” kisahnya sambil menunjukan rekaman berita aksinya di salah satu TV Nasional.
Dengan rajin berolah raga, dia mengaku badannya tetap bugar meskipun telah memiliki 6 orang anak perempuan dan 6 orang anak laki-laki serta memiliki 24 cucu. Meskipun keseharianya dia hanya makan nasi pecel.
"Tidak perlu makan yang mewah, saya cukup nasi pecel karena nasi pecel sangat murah. Tentunya dimbangi dengan olah raga,” katanya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bersepeda dari Malang ke Jakarta, Midun yang merupakan ASN Pemkot Malang tuntut keadilan untuk para korban tragedi kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaPak Midun menangis setibanya di sana dan melakukan sujud syukur di samping sepedanya.
Baca SelengkapnyaPak Midun mendapat sambutan hangat dari kelompok suporter
Baca SelengkapnyaSeorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.
Baca SelengkapnyaTak banyak yang tahu, Mbah Harjo Mislan Jemaah haji tertua se-Indonesia pernah ikut perang melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaKomaruddin memulai aksi jalan kaki sejak 5 Agustus lalu, dan direncanakan selesai pada 26 Agustus mendatang.
Baca SelengkapnyaDalam pengasingannya, ia berusaha menyembuyikan jati dirinya sebagai bangsawan.
Baca SelengkapnyaMiftahudin Ramli (53) alias Midun menggelar aksi solidaritas dengan bersepeda dari Kota Batu ke ke Jakarta. Dia membawa keranda di sepanjang perjalanannya.
Baca SelengkapnyaDia pun rela menggendong sang cucu di atas tanah berlumpur hingga hampir terpeleset.
Baca SelengkapnyaIa sudah lama ingin daftar haji, tapi baru tercapai saat usianya 94 tahun.
Baca Selengkapnya