Perjuangan Penjual Nasi Uduk di Karawang Hingga Bisa Naik Haji
Merdeka.com - Neng Hartati Endit ( 51) warga Cikampek Utara Rt 04/18 Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Karawang, akhirnya bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah tahun ini. Perempuan bersuamikan Karta (58) dan sehari-hari berprofesi sebagai penjual nasi uduk ini menceritakan usahanya untuk bisa menunaikan haji.
Setiap hari, dia menyisihkan hasil penjualan nasi uduk. Mulai Rp10.000 hingga Rp50.000 perhari. Hingga akhirnya setelah sembilan tahun menabung, dia bisa berangkat menuju Baitullah.
"Menabung selama 9 tahun dari hasil jual nasi uduk, setiap hari diusahakan menabung baik kecil maupun besar," katanya.
-
Siapa yang menabung selama 22 tahun untuk haji? Mahruf sampai detik ini masih tidak menyangka bisa berangkat haji sebentar lagi. Sebelumnya ia sudah menabung selama 22 tahun sejak 2002 silam dari penghasilannya sebagai penjual gorden keliling.
-
Bagaimana Mahruf menabung untuk haji? Walaupun penghasilannya tidak besar, Mahruf tetap bersemangat untuk menyisihkan pendapatannya demi bisa melihat Ka’bah secara langsung.'Saya sangat bangga, dan haru bisa berangkat haji tahun ini,' kata Mahruf, mengutip YouTube Fokus Indosiar, Selasa (7/5).
-
Bagaimana cara Mahrun menabung untuk haji? Upaya Mahrun selama puluhan tahun menyisihkan pendapatannya untuk menabung agar bisa pergi haji berbuah manis. Sebagai pembuat stempel lokasi usahanya sering berpindah tempat karena digusur.
-
Kapan orang berhaji? Melansir dari berbagai sumber, Senin (6/2/23), berikut ulasan selengkapnya untuk Anda mengenai 25 kata-kata naik haji dengan sarat doa dan harapan mulia.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Kenapa Mahrun menabung sejak 1996? Upaya Mahrun selama puluhan tahun menyisihkan pendapatannya untuk menabung agar bisa pergi haji berbuah manis. Sebagai pembuat stempel lokasi usahanya sering berpindah tempat karena digusur. Hidupnya juga tak mudah. Istrinya divonis mengidap penyakit kista stadium akhir. Meski dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan, namun ia punya niat yang kuat untuk menunaikan ibadah haji.
Neneng mengakui, bukan hal mudah untuk bisa mengumpulkan uang yang jumlahnya besar agar bisa menunaikan rukun islam ke-lima tersebut. Pasalnya penghasilan sebagai penjual nasi uduk sangat tidak menentu. Lagipula tidak setiap hari dagangannya laris.
Semangat Neneng tak surut. Dia tetap yakin dengan niatnya itu. Hingga akhirnya pada tahun 2011 lalu dia nekat mendaftar meski hanya memiliki uang sebesar Rp5 juta.
"Soal rumah saya reot dan jelek tak jadi masalah, yang penting saya bisa naik haji," ujar dia.
Neneng juga menceritakan pahit getirnya berjualan nasi uduk. Karena banyaknya warga lain yang berjualan jenis makanan yang sama. Sehingga pendapatannya kian merosot dan sempat membuat dirinya khawatir jika niatnya berhaji tidak terlaksana.
"Walaupun penghasilan berkurang, akhirnya mampu melunasi seluruh biaya pemberangkatan ke Tanah Suci," ucap Neneng.
Neng Hartati Endit, berangkat ke tanah suci tergabung dalam kloter 75 Bekasi, dan akan diterbangkan pada 29 Juli 2019.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaViral penjual bakso bakar di Boyolali akan naik haji tahun ini, begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaMeski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca SelengkapnyaIa memiliki tips khusus agar bisa naik haji meskipun penghasilan tak menentu.
Baca SelengkapnyaShohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasa
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaPada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Baca SelengkapnyaBerikut potret seorang bocah penjual jagung rebus yang berhasil memiliki tabungan Rp80 juta.
Baca Selengkapnya