Perjuangan Yuda Satria, anak pemulung jadi anggota polisi
Merdeka.com - Medio 2015 lalu, seorang anak pemulung mendatangi Mako Polda Jawa Timur di Jalan A Yani, Surabaya. Berbekal ijazah SMK TPI Gedangan, Sidoarjo, Yuda Satria, si anak pemulung ini ikut bersaing dengan ribuan pemuda lainnya mendaftar jadi anggota polisi.
Hasilnya, pemuda 21 tahun ini lulus tes. Dan pada 31 Juli 2015 lalu, bersama 152 lulusan lainnya, dia diberangkatkan ke Mojokerto untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN).
"Sekarang sudah di Jakarta (Mabes Polri). Semuanya sudah ditampung di Jakarta sekarang," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol R Prabowo Argo Yuwono, Selasa kemarin (1/3).
-
Apa yang dilakukan Ibu Yayu setelah suaminya meninggal? Ibu Yayu tidak mau bergantung dari pemberian orang lain.Ibu selalu berusaha untuk tidak meminta dan itu dilakukan dengan berjualan beras dan minyak di daerah Kemang, Jakarta Selatan.
-
Siapa pemulung di Palembang yang punya saudara kaya? Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
-
Bagaimana Idia membantu orang tuanya? Anak pertama pasangan Rumhati dan Darto ini sehari-hari membantu kedua orang tuanya untuk bertani di sawah. 'Sehari-hari sudah tidak bersekolah, karena faktor biaya,' terang Idia, mengutip Youtube SCTV Banten, Rabu (24/7).
-
Siapa yang menolong pria tersebut? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @bgd.info memperlihatkan seorang Polisi sedang menolong pemuda yang berjalan kaki di jalan tol Cipularang KM 127.
-
Apa pekerjaan orang tua Sarijaya? Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai buruh tobong labor atau perajin gamping. Sementara ibunya, Sumirah, merupakan pedagang gula jawa yang setiap hari berkeliling menyusuri jalanan di Kota Yogyakarta untuk menjajakan dagangannya.
-
Bagaimana Ibu Yayu mengatasi kesedihannya? Ibu Yayu yang tidak mengetahui apa yang menimpa suaminya, mengurung diri sampai jasad sang suami ditemukan. Hingga pada tanggal 3 Oktober 1965 akhirnya Ibu Yayu keluar dan mengaku telah mengikhlaskan dan mengaku didatangi oleh sang suami lewat mimpi yang berpesan untuk menjaga anak-anaknya.
Atas prestasi, kemauan dan semangat Yuda ingin jadi polisi, diapresiasi oleh pihak kepolisian dan patut jadi contoh bagi pemuda-pemuda lainnya. Betapa tidak, sebagai anak dari seorang pemulung, tiga dari empat bersaudara ini, tak pernah menyerah pada nasib.
Dengan berbekal ijazah SMK, dia bekerja banting tulang membantu orang tuanya. Sambil kerja sebagai kuli serabutan, warga Desa Bangah, Kabupaten Sidoarjo ini, kemudian dengan semangat dan tekad mendaftar sebagai anggota polisi di Polda Jawa Timur.
"Dengan kondisi seperti itu, dia masih mampu dan bersemangat. Tidak minder dengan peserta lainnya. Ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat, untuk menjadi polisi, bisa berangkat dari kalangan manapun, tak peduli miskin atau kaya, semuanya bisa mungkin jadi polisi," ucap Argo.
Dia melanjutkan, untuk menjadi polisi, yang diperlukan adalah ketahanan fisik, semangat, disiplin dan kecerdasan. "Kondisi kesehatan (fisik) dan kecerdasan itu yang diperlukan untuk menjadi polisi. (pendaftaran) tidak ada yang membayar," ucapnya.
Informasi yang dihimpun di internal bidang kehumasan Polda Jawa Timur, saat masih mengikuti tes masuk anggota polisi, Yuda mengaku sangat senang saat mengetahui lulus tes. Putra ke tiga pasangan Sunarto dan Riniwati ini juga mengaku, keberhasilannya sebagai anggota polisi akan menjadi tumpuan bagi keluarganya.
"Waktu itu, dia (Yuda) mengaku tidak menyangka bisa lolos masuk jadi polisi. Dengan bisa menjadi polisi, dia mengaku akan menjadi tumpuan bagi keluarganya. Saat ikut pendidikan, ibunya bekerja sendirian menghidupi anak-anaknya yang lain," kata anggota polisi di internal bidang kehumasan.
Sebelum diberangkatkan ke SPN di Mojokerto, Yuda juga sempat menceritakan kisahnya ke beberapa anggota polisi yang bertanya kepadanya. Selama ini, dia bekerja sebagai pemulung membantu ibunya. Sedangkan ayahnya, meninggal dunia ketika Yuda masih duduk di bangku kelas dua SD.
Kakak pertama Yuda, sudah menikah dan tinggal jauh di Padang, Sumatera. Kakaknya yang nomor dua, masih kuliah dan juga bekerja seadanya. Sedang Yuda, juga ikut membantu ibunya bekerja sebagai pemulung. Adiknya yang ke empat masih sekolah.
Dan sejak ditinggal ayahnya, sambil sekolah, Yuda ikut bekerja membantu ibunya mengais rezeki. Mulai sebagai kuli serabutan, jadi pemulung, hingga tukang cuci mobil dia lakoni. Kondisi itu dia jalani hingga tamat SMK pada 2014 lalu, dan sampai akhirnya di Tahun 2015, dia memberanikan diri daftar sebagai anggota polisi. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ega Prayudi mengemban berbagai jabatan di kepolisian mulai dari Kasatlantas hingga Wakapolsek.
Baca SelengkapnyaPolisi ini harus merelakan kepergian ayah untuk selama-lamanya. Padahal ia baru saja merasakan momen indah dikomandani oleh ayahnya sendiri.
Baca SelengkapnyaCita-cita ibunda terwujud, namun mendiang ibunda tak bisa melihat anaknya berhasil jadi polisi.
Baca SelengkapnyaKisah pemuda yatim piatu ditolong polisi baik dan diberi pekerjaan.
Baca SelengkapnyaPendidikannya sempat terhenti setelah sang ayah meninggal dunia
Baca SelengkapnyaSempat gagal dua kali, begini kisah perjuangan seorang pria untuk jadi polisi.
Baca SelengkapnyaKepedihan tersebut seketika tergantikan dengan kebahagiaan lantaran si bungsu lolos Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaSang kakak laki-laki ini sampai masuk grup sekolah adiknya dan dipanggil 'Bu' dikira ibunya.
Baca SelengkapnyaSosok perempuan teguh ini berjuang keras demi bisa lulus menjadi seorang Kowad TNI. Ia terinspirasi dari sosok mendiang ayahnya Sertu TNI Yafet Harimisa.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang casis Polri yang mematung bersedih karena mendengar kabar duka bahwa ayahnya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPerjuangan kerasa seorang petugas sampah bernama Pandi untuk menjadi seorang polisi menjadi kenyataan.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri ini dikaruniai enam orang anak.
Baca Selengkapnya