Pertumbuhan ekonomi terbaik, Banyuwangi raih Government Award 2016
Merdeka.com - Dinilai sukses mengelola daerahnya, Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur terima Government Award 2016 di Jakarta, Selasa (12/4) kemarin. Penghargaan sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbaik dari salah satu majalah nasional ini disematkan langsung oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Sofjan Djalil ke Bupati Abdullah Azwar Anas.
Turut hadir di acara itu, Ketua DPD Irman Gusman dan sejumlah gubernur serta kepala daerah se-Tanah Air. "Saya mengapresiasi para kepala daerah yang telah memperoleh ini. Mereka telah bekerja keras dan bisa menginspirasi yang lain," ujar Sofyan Djalil seperti disampaikan Humas Pemkab Banyuwangi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/4).
Menurutnya, daya saing global saat ini tidak hanya berbasis negara, tapi sudah harus antar daerah di negara-neara lain. "Daya saing global sudah harus berbasis antar daerah di negara-negara lain," katanya.
-
Apa yang menjadi program prioritas Banyuwangi? Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Banyuwangi sendiri mencanangkan delapan program prioritas. Mulai dari pengentasan kemiskinan, perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, dan peningkatan ekosistem produktif pelaku pariwisata, UMKM, dan pertanian. Selain itu, juga penguatan modal sosial, pengelolaan lingkungan hidup, tranformasi digital layanan publik, dan pembangunan infrastruktur penunjang Kawasan Ekonomi Strategis (KES).
-
Apa yang menjadi fokus utama penanganan kemiskinan di Banyuwangi? 'Kemiskinan ekstrem di Banyuwangi sudah bagus berada di angka 0,43 persen. Ini lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 1,12 persen,' kata Menko, didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat meninjau pemberian Bantuan Cadangan Pangan di Kantor Desa Sukojati, Kecamatan Blimbingsari, Jumat (8/4).
-
Dimana Pemkab Banyuwangi fokus menangani banjir? Salah satu yang menjadi perhatian Ipuk adalah kawasan rawan banjir. Seperti di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi yang sempat dicek langsung oleh Ipuk pada Rabu (1/11). Kawasan yang dilintasi aliran sungai Kalilo itu, kerap dilanda genangan air di kala intensitas hujan tinggi.
-
Apa program pengentasan kemiskinan Banyuwangi? 'Saat ini, Banyuwangi terus menekan angka kemiskinan yang ada. Meskipun sudah rendah, tapi berbagai intervensi masih harus dilakukan agar rakyat Banyuwangi benar-benar sejahtera,' ungkap Bupati Ipuk.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa program prioritas Hanung di Banyumas? 'Sesuai arahan Bapak Pj Gubernur, saya akan melanjutkan program-program Bupati sebelumya Pak Husein dan Pak Sadewo terutama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, seperti kemiskinan, stunting dan lainya,' kata dia.
Sementara Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, dari keseluruhan program pembangunan, sektor ekonomi menjadi fokus utama yang digenjot pertumbuhannya. Sebab, kata Anas, sektor ini berkaitan langsung dengan upaya mendongkrak kesejahteraan ekonomi masyarakat. "Kesejahteraan ekonomi warga akan menjadi pondasi kuat dalam proses pembangunan daerah secara keseluruhan," katanya.
Pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi terus melejit terjadi karena semua sektor perekonomian daerah bergerak bersama-sama. Mulai pertanian, perikanan, UMKM, sektor barang dan jasa hingga pariwisata.
Pemerintah daerah maupun swasta ikut menentukan geliat perekonomian daerah. Masing-masing memiliki peran penting mendorong semua sektor perekonomian. "Pemerintah daerah tidak mungkin bekerja sendirian. Tugas kami menjadi trigger bagi perkembangan daerah, yang kami ejawantahkan lewat kebijakan sehingga mampu memicu sektor perekonomian warga," ujar Anas.
"Masyarakat dan sektor swasta justru yang memiliki peran besar dalam menggerakkan roda industri dan proses kreatif di masyarakat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi selalu berada pada tren positif. Pertumbuhannya pun senantiasa di atas rata rata Jawa Timur dan nasional," sambungnya.
Salah satu indikator cermin besaran perekonomian daerah di Banyuwangi adalah produk domestik regional bruto (PDRB), yang pada 2010, tembus Rp 32,46 triliun. Kemudian meningkat Rp 36,95 triliun di 2011. Naik Rp 42,10 triliun di 2012, Rp 47,23 triliun (2013) dan Rp 53,37 triliun (2014). "Pertumbuhan nilai PDRB ini, menunjukkan perputaran ekonomi masyarakat bergerak positif dan berkesinambungan," katanya lagi.
Dengan besaran perekonomian yang terus naik ini, otomatis mendongkrak pendapatan perkapita masyarakat. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan perkapita masyarakat di Bumi Blambangan menunjukkan lonjakan sekitar 62 persen dari Rp 20,8 juta di Tahun 2010 menjadi Rp 33,6 juta di 2014.
Lonjakan ini melampaui sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Timur, yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi. "Dulu Banyuwangi selalu tertinggal dari Kabupaten Malang, karena di sana indikator pertumbuhan ekonomi dari pariwisatanya sangat hebat. Namun sekarang kita sudah bisa melampaui Kabupaten Malang," kata Anas.
Dari aspek kapasitas fiskal, kemampuan APBD terus meningkat dari tahun ke tahun. Belanja pemerintah turut menggerakkan perekonomian. Jika pada 2010, APBD baru hanya Rp 1,29 triliun, maka tahun 2015 lalu tembus angka Rp 3 triliun.
Terjadi peningkatan APBD mencapai 133 persen dari 2010 ke Tahun 2015. Secara kumulatif, tumbuh sekitar 171,43 persen dari 2010 ke 2015 atau rata-rata 34,28 persen pertahunnya. "Angka ini lebih tinggi dari nasional yang hanya di kisaran 15 persen pertahun. Perkembangan positif dunia usaha, juga terkonfirmasi lewat kinerja perbankan," ujar Anas.
Berdasarkan data resmi Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit di Banyuwangi pada 2010 mencapai Rp 3,29 triliun dan terus tumbuh menjadi Rp 8,93 triliun di Tahun 2015. Maka secara kumulatif, penyaluran kredit di Banyuwangi tumbuh 171,43 persen atau rata-rata 34,82 persen per tahun.
Level pertumbuhan tersebut, di atas rata-rata pertumbuhan kredit secara nasional yang hanya di kisaran 15 persen per tahun. Kredit macet atau non performing loan (NPL), juga berhasil ditekan dari 4,1 persen menjadi 2,1 persen di Tahun 2014. "Indikator ini menunjukkan perekonomian Banyuwangi membaik, sehingga debitur lancar dalam menunaikan kewajiban kreditnya," kata dia.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabupaten Banyuwangi dinilai berhasil menyusun perencanaan pembangunan yang terintegritas.
Baca SelengkapnyaPenghargaan tersebut diberikan di sela-sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nasional 2024.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha.
Baca SelengkapnyaTarget ambisius ini mengacu pada capaian Indonesia pada 1995, ketika pertumbuhan ekonomi pernah mencapai 8,2 persen.
Baca SelengkapnyaPenghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin kepada Bupati Banyuwangi
Baca SelengkapnyaInsentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi kembali ditetapkan sebagai daerah terinovatif se-Indonesia dalam program Innovative Government Award (IGA) 2023.
Baca SelengkapnyaSAKIP merupakan sistem terintegrasi dari perencanaan, penganggaran, hingga pelaporan pemerintahan.
Baca SelengkapnyaMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut Banyuwangi memiliki ekosistem pariwisata terbaik di nusantara.
Baca SelengkapnyaPenerima bantuan panga di Banyuwangi sebanyak 129.050 kepala keluarga (KK).
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani hadir langsung dalam acara penyerahan tersebut yang digelar di Istana Wapres, Kamis (9/11).
Baca SelengkapnyaPemerintah sudah membuat desain besar di berbagai sektor untuk hilirisasi.
Baca Selengkapnya