Petani Riau Berharap Gebrakan Dirjen Perkebunan Tangani Persoalan Peremajaan Sawit
Merdeka.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alamsyah dilantik sebagai komisaris PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, salah satu anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Petani Inti Rakyat (Aspekpir) menunggu gebrakan Andi Nur dalam mengakselerasi peremajaan sawit petani kecil.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPP Aspekpir, Setyono saat bertemu dengan Andi di Pekanbaru, Jumat (27/1). Dia menilai, kebijakan dan strategi yang ditempuh Andi Nur memiliki peran besar dalam memperkuat petani sawit yang maju dan modern.
Terlebih lagi, kata Setyono, dalam tiga tahun terakhir PTPN V di bawah kendali Chief Executive Officer Jatmiko Santosa terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui penerapan pola kemitraan yang transparan, dan mengutamakan penguatan petani mitra dan petani swadaya melalui berbagai inisiatif program.
-
Dimana PT Astra Agro Lestari Tbk menanam kelapa sawit? Luas lahan kebun sawit yang dikelola perusahaan ini mencapai 297.011 hektar yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
-
Siapa pengusaha kaya yang membangun pabrik kelapa sawit di Sumatera? Tahun 1991, Wilmar berhasil membangun pabrik pengolahan minyak sawit pertama sekaligus membeli kebun kelapa sawit seluas 7.000 hektare di Pulau Sumatra.
-
Dimana kelapa sawit pertama kali ditanam di Indonesia? Kelapa sawit pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor, pada tahun 1848 oleh orang Belanda yang datang ke Indonesia.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Siapa yang mengelola perkebunan alpukat di Bumiharjo? 'Lahan perkebunan alpukat ini merupakan milik Perhutani, namun dikelola bekerjasama dengan petani yang merupakan warga sekitar kawasan hutan,' kata Ipuk.
-
Siapa pemilik perkebunan di Subang? Kebun-kebun itu dikelola oleh saudagar tanah bernama Pieter Willem Hofland (P.W Hofland). Ia merupakan pemilik tunggal kawasan perkebunan tersebut, yang dikelola lewat Pamanoekan en Tjiasemlanden atau unit usaha perkebunan di wilayah Pamanukan sampai Ciasem.
"Pertama, kami sangat bersyukur Pak Dirjen sekarang berada di PTPN V. Beliau sosok yang sangat aktif dan memiliki semangat tinggi demi kemajuan sawit. Kemudian, kita ketahui bersama di PTPN V juga ada Pak Jatmiko yang telah merombak dan mentransformasi total pola kemitraan di Riau ini untuk memperkuat PSR. Sinergi dua sosok ini kami harapkan akan berpengaruh besar dalam peremajaan sawit ke depannya, tidak hanya di Riau, namun di Indonesia umumnya," kata Setyono.
Dia melanjutkan, saat ini para petani dihadapkan dengan beragam persoalan pelik untuk meremajakan sawit renta. Namun, ia berharap dengan diangkatnya Andi sebagai komisaris PTPN V yang menggandeng 51 ribu lebih hektare lahan petani mitra, dapat menjadi kesempatan bagi pria kelahiran Pinrang tersebut menjadi momen yang tepat untuk mengurai persoalan yang ada.
"Sudah pasti, dengan beliau menjadi komisaris PTPN V, maka akan semakin jelas mengetahui permasalahan yang dihadapi petani sawit," paparnya.
Lebih jauh, Setyono juga berharap Andi dapat mendengar lebih banyak suara hati para petani.
"Selaku Aspekpir, kami ingin dapat berkolaborasi dengan Pak Dirjen. Aspekpir adalah mitra pemerintah untuk memajukan perkebunan rakyat. Kita harus lebih bergairah lagi demi kemajuan perkebunan sawit Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN menunjuk Andi Nur Alamsyah sebagai komisaris PTPN V yang berkantor pusat di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Kapasitas Andi sebagai Dirjen Perkebunan diharapkan mampu memperkuat anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara itu yang dalam tiga tahun terakhir fokus mentransformasi dan mengakselerasi peremajaan sawit di Bumi Lancang Kuning.
Selama tiga tahun terakhir, PTPN V telah menjadi perusahaan perkebunan milik negara dengan PSR terluas di Indonesia yang mencapai 9.000 hektare dan ditargetkan mencapai 22.444 hektare hingga 2026 mendatang.
Peremajaan sawit yang dilaksanakan PTPN V berbanding lurus dengan peningkatan produktivitas petani mitra. Pada 2021 lalu, produktivitas petani yang bermitra dengan PTPN V mencapai 26 ton per hektare per tahun.
Angka itu jauh dari rerata nasional sebesar 19 ton per hektare per tahun. Kemudian, sejak 2021 lalu, PTPN V juga meluncurkan program penyediaan jutaan bibit sawit unggul secara daring kepada masyarakat sebagai bagian penguatan peremajaan sawit petani.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rakor Sawit se Kalsel telah disepakati bahwa replanting sawit di Kalsel tahun 2023 akan mencapai 10.000 ha.
Baca SelengkapnyaProgram peremajaan sawit rakyat merupakan salah satu amanah Program Strategis Nasional.
Baca SelengkapnyaPasca proses merger, Kementerian BUMN mengangkat Jatmiko Santosa sebagai Direktur Utama PalmCo.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten optimis kerja sama dengan RSPO akan memperkuat korporatisasi petani sawit sekaligus memperkuat produksi kelapa sawit dari hulu hingga hilir.
Baca SelengkapnyaKebijakan fiskal nasional yang berkaitan dengan pajak daerah dan retribusi daerah bisa berupa mengubah tarif pajak dan retribusi.
Baca SelengkapnyaCapaian ini menunjukkan bahwa perusahaan konsisten untuk menjaga tata kelola sawit dan konsisten bersinergi dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, riset dan inovasi sebagai tulang punggung pengembangan perusahaan.
Baca SelengkapnyaPetani siap terlibat dan berperan aktif untuk mengakselerasi produksi pertanian nasional.
Baca SelengkapnyaKapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya.
Baca SelengkapnyaSejak pertama diluncurkan hingga akhir triwulan III-2024, ada 1,6 juta bibit sawit telah diserap para petani di dua provinsi yakni Jambi dan Riau.
Baca SelengkapnyaSaat ini, PalmCo tengah menjalankan beragam inisiatif untuk keberlanjutan industri sawit.
Baca SelengkapnyaPola Kemitraan PTPN IV Bakal Diadopsi Petani Sawit, Tetap Dapat Penghasilan Saat Peremajaan Kebun
Baca Selengkapnya