Polda Banten Soal Mutasi Kapolsek Cinangka: Dalam Rangka Pemeriksaan Propam karena Tak Profesional Bertugas
Kapolsek Cinangka beserta dua anggota tersebut dimutasi ke Pelayanan Markas Polda Banten dalam rangka Pemeriksaan Bidpropam Polda Banten.
Kapolsek Cinangka AKP Asep Iwan Kurniawan dan dua anggota Polsek Cinangka Brigadir Deri Andriani (AD) dan Bripka Dedi Irwanto (DI) dicopot buntut kasus penembakan bos rental mobil oleh TNI AL di Rest Area Tol Tangerang-Merak. Mutasi itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolda Banten Nomor: ST/26/I/KEP./2025 tertanggal 7 Januari 2025, tentang mutasi personel di lingkungan Polda Banten.
"Kapolda Banten secara tegas telah menindaklanjuti dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Kapolsek Cinangka beserta dua anggota lainnya terkait adanya dugaan ketidakprofesionalan dalam melaksanakan tugas," tutur Kabid Humas Polda Banten Kombes Didik Hariyanto saat dikonfirmasi, Selasa (7/1).
Dimutasi Dalam Rangka Pemeriksaan
Menurut Didik, Kapolsek Cinangka beserta dua anggota tersebut dimutasi ke Pelayanan Markas atau Yanma Polda Banten dalam rangka Pemeriksaan Bidpropam Polda Banten.
"Mutasi ini dalam rangka pemeriksaan oleh Bidpropam Polda Banten yang dalam hal ini ketiga personel Polsek Cinangka tersebut dimutasikan ke Yanma Polda Banten," ujar dia.
Didik menegaskan, Kapolda Banten berkomitmen untuk melakukan tindakan tegas kepada para personel yang terbukti melakukan pelanggaran.
"Sesuai komitmen Bapak Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto bahwa akan selalu mengedepankan pelaksanaan tugas secara profesional dan akan menindak tegas para personel Polda Banten jika terbukti melakukan pelanggaran," Didik menandaskan.
Konstruksi Kasus Penembakan Bos Rental Mobil Berujung Mutasi Kapolsek Cinangka
Sebelumnya, anak bos rental mobil, Rizky Agam Syahputra (24) mengulas peristiwa menyedihkan yang dialaminya saat mengejar pencuri mobil di Rest Area Tol Tangerang-Merak, hingga menyaksikan langsung ayahnya meninggal usai ditembaki anggota TNI AL. Dia datang langsung saat konferensi pers di Mako Armada, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Januari 2024.
“Sangat disayangkan sekali, tadi pernyataan dari Bapak Kapolda ya adanya pengurangan kata. Jadi awal mulanya itu kita sudah ditodongkan pistol terlebih dahulu pada saat di Pandeglang. Maka dari itu ketika kita sudah ditodong pistol, saya dan keluarga meminta tolong pada siapa kalau bukan pada polisi,” tutur Rizky kepada wartawan.
Kondisi awal tersebut membuat mereka bergegas ke Polsek Cinangka untuk meminta bantuan. Namun, malah terjadi penolakan dan asumsi tidak tepat dari petugas.
“Prasangka dari petugas piket pada malam itu, dikira kita ini leasing. Padahal kita sudah memberikan bukti bahwa kita ini dari pemilik rental langsung dan membawa bukti-bukti seperti BPKB yang tadi sudah dijelaskan oleh Kapolda ya, dan juga petugas yang piket pada malam itu sudah menelepon ke Kapolseknya dan sudah dijelaskan juga bahwa kami ini dari rental,” jelas dia.
Menurut Rizky, anggota Polsek Cinangka tidak dapat memberikan pendampingan lantaran menilai mereka dari leasing dan belum membuat Laporan Polisi (LP).
Yang lebih miris, lanjutnya, petugas malah menyuruhnya bergerak sendiri mengejar pelaku pencurian mobil. Sementara saat bertemu di wilayah Saketi, pelaku telah menodongkan senjata api.
“Malah ada statement seperti ini dari anggota. Jadi mobil kan saya bilang dekat dari Polseknya sekitar 3 kilometer, dan dia itu kita sudah ditodongkan pistol. Padahal kita sudah menawarkan persuasi untuk ngobrol baik-baik, tapi yang mengaku anggota TNI AL ini, ‘Minggir kamu kalau tidak saya tembak’. Tenang pak kata orang tua saya, ayah saya. Kita ngobrol dulu di sini, ini mobil rental,” ungkapnya.
“Setelah itu dia menabrakkan kita, waktu di Saketi, kita terjatuh kan. Tiba-tiba itu kabur. Jadi pas waktu saya konfirmasi ke anggota piket, kamu ke sana saja susulin mobil kamu kata dia. Nanti kalau penyelesaiannya di sini,” sambung Rizky.
Baginya, saran petugas piket Polsek Cinangka sangat tidak masuk akal. Padahal, sedari awal telah diinformasikan pelaku membawa senjata api.
“Tapi kita sendirilah yang suruh mengambil mobil tersebut. Bahkan ketika sudah diambil, dari Polsek Cinangka tersebut, lalu menyarankan untuk membawa lagi ke polsek Cinangka, baru diproses seperti itu,” kata dia.
Tidak ketinggalan, Rizky mengulas petugas yang malah mempertanyakan jenis atau ciri-ciri senjata api yang dibawa pelaku. Lantaran tidak paham dengan senjata api, dia berpikir bahwa itu hanya airsoft gun.
“Terus, yaudah kamu susul saja ke sana. Terus gimana Pak? Dia kan bawa pistol. Ah paling itu cuma pistol bohongan kata anggota piket saat itu. Setelah itu saya cek GPS, ternyata mobil sudah jalan kembali,” ujarnya.
Rizky menyayangkan tidak dapat melihat sosok tiga anggota TNI AL yang menembak ayahnya sebab mereka tidak ditampilkan saat konferensi pers. Namun begitu, dia berterima kasih kepada semua pihak, termasuk TNI-Polri yang bergerak cepat menangkap para pelaku.
“Dan sekali lagi saya mohon kepada Bapak Presiden Prabowo untuk menangani kasus saya. Karena ayah saya telah menjadi korban penembakan yang sangat sadis dan sangat keji yang dilakukan oleh oknum anggota TNI AL di depan mata anak-anak sendiri,” tuturnya.
“Saya yang memvideokan, saya yang melihat ayah saya terkukur, keluar darah. Sampai adik saya buka baju untuk menutup darah ayah saya. Saya buka baju untuk menutup darah ayah saya. Sangat keji kejadian seperti itu. Bayangkan ya, anak melihat kematian orang tua pada saat sakaratul maut. Itu sangat tidak dibayangkan sekali ya,” Rizky menandaskan.