Polda Metro duga ibu pemutilasi anak kandung mengidap gangguan jiwa
Merdeka.com - Seorang ibu berinisial M alias Iin tega membunuh dan memutilasi anak kandungnya sendiri yang masih berusia 1 tahun. Kasus pembunuhan disertai mutilasi sadis menggegerkan warga Gang Jaya 24, RT 04/10, Cengkareng Barat, Jakarta Barat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan kasus mutilasi ini diduga lantaran pelaku mengidap gangguan jiwa.
"Kemungkinan dia (pelaku) depresi," ungkap Awi kepada wartawan, Senin (3/10).
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Siapa yang menjadi pelaku mutilasi? Korban berinisial R yang merupakan warga Pangkalpinang, Bangka Belitung, dibunuh dan dimutilasi dua terduga pelaku di rumah indekos tersebut.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Siapa korban mutilasi? Identitas Korban Mutilasi Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mutilasi adalah seorang mahasiswa berinisial R.
-
Bagaimana Kejaksaan Agung teliti kasus? 'Tim Penyidik mendapatkan alat bukti yang cukup untuk menetapkan RD selaku Direktur PT SMIP sebagai tersangka,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Lebih jauh Awi menegaskan pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan psikologis kepada pelaku.
"Untuk selanjutnya masih kami selidiki, kami akan periksa kondisi psikologisnya," tegasnya.
Sebelumnya diketahui, M alias Iin dengan sadis membunuh anak keduanya yang masih berusia satu tahun. Tak cuma membunuh, anak keduanya itu juga dimutilasi.
Menurut warga sekitar yang tinggal di sekitar Gang Jaya 24, RT 04/10, Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Iin dikenal pendiam dan tertutup. Namun mereka tidak menduga bahwa tetangga mereka bakal sesadis itu.
"Orangnya pendiam. Waktu kejadian anak-anaknya tidak ada yang keluar rumah. Tetangga dekat sempat dengar anaknya (anak kedua Iin) nangis, tapi ya dikira nangis minta susu. Anak kecilkan wajar nangis," ujar Abdul rahman, salah satu tetangga di Gang Jaya 24, Senin (3/10).
Menurutnya, rumah tangga Iin dengan suaminya juga wajar dan biasa saja. Suami Iin kata Abdul adalah seorang anggota polisi di Polda Metro Jaya. (mdk/sho)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
R (22), ibu pelaku tindak pidana asusila terhadap anak balitanya masih terus menjalani pemeriksaan psikologis.
Baca SelengkapnyaIbu pembunuh bocah lima tahun AAMS, SNF (26) di Bekasi menjalani pemeriksaan psikologi di RS Polri Kramat Jati dua hari lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebutkan ibu penganiaya anak kandung berinisial AK (1) hingga tewas di Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Minggu (4/8) pernah mengidap gangguan mental.
Baca SelengkapnyaTerduga pelaku pun kini dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan kondisi tersangka SNF (26), ibu muda membunuh anak kandungnya, AAMS (5) dengan 20 tusukan di perumahan elite Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaSuami mutilasi istri dan dagingnya ditawarkan ke tetangga
Baca SelengkapnyaIbu di Bekasi tega menikam anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun karena bisikan gaib.
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi akan melakukan tes kejiwaan terhadap terduga pelaku pembunuhan dan mutilasi yang terjadi di Garut, Minggu (30/6).
Baca SelengkapnyaTY (35) seorang ibu tega membanting bayinya AK (usia 1,5 tahun) sampai tewas.
Baca SelengkapnyaSelain proses tes kejiwaan, Ade Ary juga mengatakan saat ini Panca tengah mendapat perawatan oleh pihak RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menjelaskan secara rinci alasan penolakan ibu Pegi Setiawan diperiksa psikolog forensik.
Baca Selengkapnya