Polda Sulsel Gandeng Tokoh Agama Antisipasi Isu SARA saat Pemilu
Merdeka.com - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Setyo Boedi Moempoeni Harso menyebut ada potensi isu SARA saat Pemilu 2024. Polda Sulsel mengantisipasi munculnya isu SARA di Sulsel saat momen Pemilu 2024.
"Peluang (isu SARA) di setiap tempat ada, di Sulsel juga ada. Tetapi kita harus melakukan pendekatan secara humanis kepada masyarakat," ujarnya usai upacara peringatan HUT ke-77 Polri di Lapangan Kantor Gubernur Sulsel, Sabtu (1/7).
Setyo sudah memerintahkan jajarannya mulai dari Polda hingga Polsek untuk mengantisipasi isu SARA di masyarakat saat gelaran Pemilu. Ia mengaku akan berkomunikasi dengan tokoh agama dan pemangku kepentingan di daerah agar isu SARA tidak menjadi konflik.
-
Apa pesan sosialisasi Pemilu 2024? 'Kami membuat kertas brosur yang berisi imbauan agar tidak mudah terprovokasi, dan juga tidak menyebarkan berita hoaks.' 'Termasuk kebencian sehingga dapat terwujudnya pemilu yang aman dan damai 2024,' katanya.
-
Bagaimana cara Sedulur Sikep sambut pilpres 2024? Acara syukuran itu menandakan bahwa mereka begitu antusias menyambut pesta demokrasi lima tahun sekali ini.
-
Siapa yang membuka peluang bersatu di putaran kedua pilpres 2024? Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Anies Baswedan membuka wacana bersatu di putaran kedua pilpres 2024.
-
Apa itu Pantarlih Pilkada 2024? Pantarlih, atau Petugas Pemutakhiran Data Pemilih, adalah individu atau sekelompok individu yang ditunjuk oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan pemutakhiran dan pencocokan data pemilih dalam pemilihan umum di Indonesia, termasuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
-
Bagaimana cara menjaga kerukunan di pemilu dengan dialog? Mengadakan dialog antara partai politik, calon, dan pemangku kepentingan lainnya dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman bersama. Dialog semacam ini dapat membuka ruang bagi berbagai pihak untuk menyelesaikan perbedaan pendapat secara damai.
-
Kenapa Pantarlih Pilkada 2024 penting? Pantarlih berperan penting dalam membantu penyusunan daftar pemilih serta pemutakhiran data pemilih di berbagai tingkatan. Tugas dan kewajiban ini harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab selama masa kerja yang telah ditentukan.
Berita lengkap mengenai Pemilu bisa dibaca di Liputan6.com
"Kita komunikasi dengan tokoh agama, stakeholder, pemerintah tentu akan berpengaruh mengatasi adanya konflik SARA," tuturnya.
Saat ini, pihaknya terus memantau tingkat kerawanan di setiap kabupaten/kota saat proses Pemilu yang saat ini sedang berlangsung. Mantan Wakil Komandan Brimob Polri ini mengaku sudah menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulsel untuk memetakan daerah rawan saat Pemilu nanti.
"Dinamika kerawanan di tingkat daerah setiap hari kita evaluasi. Bekerja sama dengan KPU dan Bawaslu untuk sama-sama memetakan, karena ini harus kita atasi bersama. Potensi-potensi konflik harus kita hindarkan," tegasnya.
Ia juga berharap partai politik (parpol) ikut berperan untuk menjaga keamanan dan kedamaian Sulsel di tengah proses Pemilu.
"Boleh berbeda-beda parpol, tetapi kita menjaga hubungan sesama," pungkasnya.
Bawaslu Lakukan Pemetaan Hal-Hal Terkait Kerawanan Pemilu
Terpisah, Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad mengaku sudah melakukan pemetaan indeks kerawanan Pemilu 2024. Dari sejumlah indikator kerawanan Pemilu 2024, isu SARA merupakan salah satunya.
"Jadi hasil pemetaan kita memang kemudian tidak pada posisi tentang keamanan. Tapi memang isu SARA menjadi salah satu kerawanan yang kita khawatirkan dari pemetaan yang kita lakukan," ujarnya.
Saiful mengaku masalah Pemilu 2024 adalah adanya polarisasi di masyarakat. Ia menyebut polarisasi ini merupakan dampak dari Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dan Pemilu 2019.
"Dan dampaknya masih terasa. Kita berharap ini kemudian kita perhatian bersama khususnya dalam penyebaran isu-isu hoaks," tegasnya.
Untuk menangkal isu hoaks ini, Bawaslu Sulsel menggandeng Mafindo dan lembaga cek fakta. Diharapkan dengan kerja sama tersebut bisa meminimalisir penyebaran hoaks di masyarakat melalui media sosial.
"Isu hoaks ini yang menggunakan SARA melalui media sosial menjadi perhatian. Itulah salah satu kerawanan yang menurut kami bisa menjadi salah satu pintu (masuk isu) SARA yaitu termasuk itu termasuk penyebaran info hoaks melalui media sosial," ucapnya.
Meski demikian, Saiful mengaku hingga saat ini Bawaslu Sulsel belum menemukan adanya pihak-pihak yang menggunakan isu SARA. Hanya saja, istilah cebong dan kampret masih sering ditemukan.
"Sampai saat ini belum. Saya kira dampak yang ada sekarang masih dampak dari Pilkada Jakarta dan Pemilu 2019 lalu. Itu masih ada seperti cebong dan kampret kan masih terasa dan itu masih ada polarisasi di masyarakat. Nah, kita berharap ke depan bisa diminimalisir," pungkasnya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menggandeng tokoh agama untuk memastikan tahapan Pemilu berjalan damai.
Baca SelengkapnyaKapolri juga meminta para jemaat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, meski berbeda pendapat dan pilihan.
Baca SelengkapnyaPolri melakukan berbagai upaya untuk mendinginkan suasana Pilkada.
Baca SelengkapnyaPerbedaan pendapat dan pilihan, kata Kapolri adalah hal biasa terjadi dalam Pemilu.
Baca SelengkapnyaIa mengingatkan agar berpolitik secukupnya, bersaudara selamanya
Baca SelengkapnyaDoa bersama digelar oleh Polres Pelalawan sebagai bentuk usaha untuk mewujudkan Pilkada yang damai.
Baca SelengkapnyaRasa fanatik itu harus dicegah dengan edukasi, agar mencegah terjadinya konflik.
Baca SelengkapnyaKapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal mengatakan Doa Bersama Pemilu Damai adalah puncak dari proses pengamanan Pemilu 2024 nanti.
Baca SelengkapnyaWakapolri menegaskan komitmen Polri dalam menjaga keharmonisan dan persatuan antar berbagai kelompok etnis dan agama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTiga tokoh yang disambangi yakni Ustaz Adi Hidayat, Ketum PHDI dan Ketum PGI Pendeta Gomar Gultom.
Baca SelengkapnyaPolisi mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh isu-isu provokatif
Baca SelengkapnyaPolda Sumatera Selatan mempertebal keamanan menjelang dan setelah hari pencoblosan pilkada 27 November 2024.
Baca Selengkapnya