Polisi Ambil Sampel DNA Jasad Balita Tanpa Kepala di Samarinda
Merdeka.com - Polisi terus bergerak menyelidiki temuan balita Ahmad Yusuf Ghazali, ditemukan meninggal tanpa kepala, Minggu (8/12) kemarin. Meski mendapatkan penolakan autopsi dari orangtua balita Yusuf, itu bukan masalah bagi kepolisian.
Penyelidikan polisi langsung dilakukan di hari yang sama. Mesti menolak autopsi, dan keterangan orangtua dari pakaian yang melekat di jasad balita itu adalah Yusuf, namun polisi ingin lebih memastikan lagi.
"Iya, sampel DNA jenazah kita ambil," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa, kepada merdeka.com, Senin (9/12).
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Bagaimana mayat itu ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
Keluarga Menolak Jasad Diautopsi
Damus menerangkan, pakaian balita Yusuf, jadi barang bukti dan petunjuk kepolisian, untuk melangkahkan penyelidikan lanjutan. "Pakaian itu sudah kita amankan," ujar Damus.
Sementara, melihat kondisi jenazah balita Yusuf, Lukman sebagai pamannya, menilainya sangat menyedihkan. "Kami menolak autopsi, karena jenazah sudah terlalu lama," kata Lukman.
Kondisi jenazah yang tidak lagi utuh organ tubuhnya, lanjut Lukman, menepis kemungkinan keponakannya itu meninggal, setelah terjatuh dalam parit, dan kemudian terseret arus. "Saya yakin keponakan kami ini korban kejahatan, penculikan, sindikat," tegas Lukman.
Untuk diketahui, jasad balita yang ditemukan Minggu (8/11) kemarin, di parit besar permukiman warga di Jalan P Antasari II RT 30, dipastikan adalah jasad balita Yusuf, yang hilang selama 16 hari, sejak Jumat (22/11). Itu diketahui, dari pakaian yang masih melekat pada jasad, dan dipastikan ibu kandung korban, Meli Sari (30).
Kasus itu ditangani kepolisian, sejak orangtua balita Yusuf, melapor kehilangan anaknya saat berada di PAUD itu, sehari kemudian Sabtu (23/11). Polisi bergerak menyelidiki, melalui tim Reskrim gabungan Polsek Samarinda Ulu, dan Polresta Samarinda.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menemukan fakta baru dari hasil sementara autopsi ayah dan balita ditemukan tewas membusuk di Koja, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaKorban awalnya ditemukan seorang pencari ikan di sungai di Desa Japanan.
Baca SelengkapnyaSetelah diautopsi, jenazah itu diduga merupakan korban pembunuhan.
Baca Selengkapnya"Kita bisa nanti mencocokkan antara bukti yang ada di dalam tembok dengan yang ada di tulisan nantinya sebagai bukti pendukung."
Baca SelengkapnyaTemuan itu dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaTapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaMayat bayi ditemukan tergeletak di kawasan Banjir Kanal Barat, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaJasad ibu dan anak di Subang sempat dimandikan pelaku sebelum disimpan di bagasi mobil.
Baca SelengkapnyaKepolisian bersama Tim Forensik Rumah Sakit Sartika Asih Bandung telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa memastikan mayat ditemukan pada 30 Desember 2022 silam itu adalah calon siswa TNI AL Iwan Sutrisman.
Baca SelengkapnyaPolisi belum mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya pria tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan bukti baru usai olah TKP ulang di Jalan Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak.
Baca Selengkapnya