Polisi Pastikan Isu Penculikan Anak SD di Kediri Hoaks
Merdeka.com - Isu penculikan anak SD sempat membuat resah warga Kediri, Jawa Timur. Polisi telah mengecek seluruh sumber informasi yang disebutkan dalam media sosial (medsos) tentang informasi percobaan penculikan terhadap siswa SDN 2 Mrican Kecamatan Mojoroto. Hasilnya, polisi memastikan info tersebut hoaks.
"Kabar tersebut tidak benar alias hoaks. Kami sudah mengecek semuanya. Karena informasi tersebut telah beredar luas dan menimbulkan keresahan, kami minta masyarakat tetap tenang dan tidak mempercayai kabar tersebut," kata Kapolsek Mojoroto Kompol Sartana, Jumat (21/2).
Sumber yang pertama yang diklarifikasi adalah Andik Kristianto, satpam SDN 2 Mrican. Warga RT 04 RW 04 Kelurahan Mrican itu justru mengetahui informasi tersebut dari media sosial. Padahal saat dia mengantar para siswa tidak terjadi apa-apa.
-
Siapa yang terlibat dalam penganiayaan anak SD di Jombang? “Katanya orangtuanya (korban) diajak main layangan, kok tiba-tiba dihajar. Tidak dikeroyok, tapi satu lawan satu,“ ungkap Kepala Desa Japanan Junaidi Catur Wicaksono.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Dimana penganiayaan anak SD di Jombang terjadi? Penganiayaan yang melibatkan dua anak di bawah umur itu terjadi di belakang salah satu SD di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, pada Sabtu (24/6).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
"Andik secara pasti tidak mengetahui kejadian tersebut. Namun berita di luar sudah beredar luas. Dirinya sebagai satpam hanya mengantar siswa sampai di depan gerbang sekolah dan menyeberangkan ke pinggir jalan," jelas Sartana pada merdeka.com.
Berita yang viral di medsos dan beredar ke grup-grup WhatsApp tersebut menyebutkan, seorang anak kelas VI akan diculik oleh orang yang tidak bertanggung jawab, Kamis (20/2). Peristiwanya terjadi sepulang sekolah, sekitar pukul 12.00 WIB.
Pihak kedua yang diklarifikasi petugas adalah Puryani, guru SDN 2 Mrican. Warga Perumahan Wilis, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri itu menerima informasi dari siswanya AN. Tetapi, keterangan tersebut tidak didukung oleh saksi-saksi lain.
"Kami juga mengklarifikasi langsung kepada si anak. Kita tanya dengan perlahan untuk menceritakan," imbuh Kapolsek. Kepada anggota Polsek Mojoroto, AN bercerita bahwa dia pulang sekolah sekitar pukul 12.00 WIB, setelah menyeberang jalan ke arah utara, kemudian AN berjalan kaki ke timur.
AN kemudian dihampiri kendaraan berwarna hitam dengan penumpang sekitar empat orang. Semuanya laki-laki. Lalu satu orang turun mendekati. Pria tersebut kemudian bertanya letak SPBU Maron. AN mengaku sempat dipegang pundaknya, tapi tidak ada rasa takut.
Kemudian setibanya didepan Bank Jatim, AN bercerita kepada ibunya tentang hal tersebut. Selanjutnya informasi tentang percobaan penculikan anak SD tersebut tersebar luar.
"Setelah kami melakukan pengecekan di lapangan, tidak ada yang mengetahui kejadian tersebut yang mengarah ke percobaan penculikan karena sumber berawal AN," tandas Kapolsek.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video perampokan yang disebut terjadi di Supermarket Grand Lucky, Badung, Bali, viral di media sosial. Polisi menyatakan informasi itu hoaks.
Baca SelengkapnyaSiswa SMP korban bullying di Cilacap, Jawa Tengah, dikabarkan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPihak RSUD menjelaskan, menutup pintu dengan memalang karena takut obat-obatan dan alat medis hilang.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaKorban perundungan sudah melaporkan peristiwa yang menimpanya.
Baca SelengkapnyaSang anak dilempar balok kayu oleh salah seorang temannya.
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim menyampaikan bahwa pada era digital saat ini berita palsu dapat dengan mudah menyebar ke masyarakat
Baca SelengkapnyaBeredar kabar di lingkungan sekolahan Kota Depok, perihal pengisian data yang mengatasnamakan berasal dari KPK.
Baca SelengkapnyaDalam video, terlihat beberapa orang cekcok dengan nada suara yang cukup keras.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca Selengkapnya