Polisi pastikan video Habib Umar bin Hafidz ditangkap Densus 88 hoaks!
Merdeka.com - Pendakwah ternama asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz, dikabarkan ditangkap Densus 88 antiteror Polri, saar tabligh akbar di Samarinda, Kalimantan Timur, 11-12 Oktober 2018 lalu. Kabar yang tersebar melalui video itu dipastikan hoaks.
Kabar itu menjadi viral, sejak Sabtu (13/10). Pertama kali, diduga diunggah akun Facebook 'Valeria Donna Donovan'. Unggahan akun itu berupa video berdurasi 2 menit disertai tulisan 'Habib Umar ditangkap di Samarinda ketika sedang ceramah.
Peneluran merdeka.com, video itu memperlihatkan Habib Umar keluar dari Islamic Center. Selain warga, juga terlihat tidak kurang 8 personil Brimob bersenjata lengkap, khas Densus antiteror 88.
-
Siapa yang tangani isu hoaks di Kominfo? Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Dimana hoaks tentang Kominfo beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Hingga pukul 23.07 WITA, Minggu (14/10) malam ini, unggahan video itu sudah 7.026 kali ditonton , 136 kali dibagikan dan berisi 155 komentar. Belakangan, selain di akun Facebook itu, video dan narasi penangkapan sama seperti di channel youtube.
Panitia tabligh akbar dan kepolisian akhirnya mengklarifikasi beredarnya kabar itu melalui media sosial. Kedua pihak menegaskan kabar itu bohong alias hoaks.
"Yang viral saat ini, itu berita hoaks. Yang benar, kita koordinasi dengan kepolisian, meminta, berharap agar perjalanan Habib Umar, dikawal sampai pulang," kata Ketua Panitia Tabligh Akbar, Habib Hasyim bin Abdullah di Musala Majelis Ta'lim Perumahan Villa Tamara Blok DD No 07, Samarinda, Minggu (14/10) malam ini.
Hasyim menerangkan, panitia memang menginginkan Habib Umar benar-benar nyaman selama di Samarinda. "Kita antisipasi hal yang tidak diinginkan. Karena kita lihat kemarin (masyarakat yang mengikuti tabligh akbar dan doa bersama), sangat luar biasa," ujar Hasyim.
"Saya sebagi ketua panitia, yang benar, Brimob ikut mengsukseskan kedatangan beliau. Ya, dengan persenjataan lengkap. Kami khawatir dengan orang-orang yang mungkin mengganggu. Sehingga, ini antisipasi untuk mengamankan dengan sebaik-baiknya," terang Hasyim.
Sementara, Wakapolresta Samarinda AKBP Dedi Agustono juga membantah penangkapan Habib Umar. "Berita itu tidak benar, tidak ada penangkapan itu proses pengamanan. Ada 450 personil Polresta Samarinda, Brimob, TNI dan Satpol PP dilibatkan dari kedatangan sampai ke bandara," kata Dedi.
Saat ini, tim siber Polri bergerak mencari penyebar hoaks itu. "Oleh tim siber, ya kita cari pelakunya. Pengamanan Habib, memang melekat dari Brimob. Termasuk, dengan senjata lengkapnya," tandasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolres menyebut video itu untuk menjatuhkan institusi Polri dan memecah belah TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaBeredar video hoaks tentang peristiwa tawuran di daerah Sesetan, Kota Denpasar, Bali.
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman tak berkomentar lebih meskipun banyak kader Gerindra dalam video tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap terduga penyebar hoaks rekaman suara Forkopimda Batubara mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaIrjen Sandi Nugroho membantah isu Kapolri memerintahkan Dirbinmas untuk memenangkan paslon tertentu dalam Pemilu
Baca SelengkapnyaKonten yang disebarkan R dengan narasi pendemo ditusuk aparat adalah hoaks.
Baca SelengkapnyaLisman ke Bareskrim Polri ditujukan kepada Alifurrahman, penyebar isu hoaks melalui akun YouTube Seword TV
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang pria berinisial DE. Pegawai BUMN itu ditangkap Densus 88 di Harapan Jaya, Bekasi Utara.
Baca SelengkapnyaKlaim ribuan babi diangkut dari Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu adalah tidak benar.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan
Baca SelengkapnyaDensus 88 menemukan beberapa foto dan lambang-lambang organisasi terorisme seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)
Baca Selengkapnya