Polisi Usut Dugaan Ronald Tannur Konsumsi Narkotika saat Aniaya Dini Sera Afrianti hingga Tewas
Polisi berencana melakukan tes urine terhadap Ronald Tannur untuk mengetahui apakah anak anggota DPR itu mengonsumsi narkotika saat melakukan penganiayaan.
Polisi berencana melakukan tes urine terhadap Ronald Tannur untuk mengetahui apakah anak anggota DPR itu mengonsumsi narkotika saat melakukan penganiayaan.
Polisi Usut Dugaan Ronald Tannur Konsumsi Narkotika saat Aniaya Dini Sera Afrianti hingga Tewas
Polisi terus melakukan pendalaman terkait penganiayaan sadis dilakukan Gregorius Ronald Tannur (GRT), terhadap perempuan cantik bernama Dini Sera Afriyanti.
Polisi berencana melakukan tes urine terhadap Ronald Tannur untuk mengetahui apakah anak anggota DPR itu mengonsumsi narkotika saat melakukan penganiayaan.
Rencana melakukan tes urine terhadap tersangka Gregorius ini dibenarkan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono.
Hendro menjelaskan, pada saat melakukan pra rekonstruksi di tempat kejadian perkara di tempat karaoke blackhole Lenmarc mal, polisi hanya menemukan sejumlah minuman keras.
"Kami sudah coba cek. Di lokasi hanya (terdapat) minuman keras," kata Hendro saat dikonfirmasi merdeka.com.
Hendro mengatakan, untuk memastikan apakah tersangka hanya mengonsumsi minuman keras atau ada kandungan lain seperti narkotika, polisi akan melakukan tes urine kepada tersangka.
"Tes urine belum (dilakukan), kita ada rencana (untuk tes urine)," ujar Hendro.
Upaya polisi melacak kandungan zat yang terdapat dalam urine ini terkait erat dengan kegiatan tersangka sebelum melakukan penganiayaan terhadap korban Dini.
Apalagi, tersangka juga diketahui merekam korban Dini yang diyakini saat itu dalam kondisi sekarat sambil tertawa-tawa.
Soal sikap terduga pelaku yang merekam video sembari tertawa seakan tidak menunjukkan empati terhadap korban itu sebelumnya juga disoroti oleh Dimas Yemahura, kuasa hukum keluarga Dini. Dimas menyebut hal itu dimungkinan karena adanya pengaruh alkohol dan faktor psikologi.
"Pertama ada pengaruh dari alkohol. Saya melihat ininya seperti itu. Kedua faktor psikologis, pada saat orang dalam keadaan tertentu dimana dalam kepanikan tentunya orang ini memiliki gestur-gestur tertentu. Apakah gestur seolah-olah dia itu menutupi kegelisahannya dengan tertawa, dengan bersikap aneh, karena pada dasarnya dalam hatinya dia sedang gelisah," kata Dimas.
Ronald Tannur sendiri diketahui melakukan penganiayaan dengan cara yang cukup sadis. Dari keterangan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce diketahui, luka-luka yang diderita korban diakibatkan oleh beberapa cara penganiayaan.
"Dari keterangan GRT, bahwa dia telah melakukan penendangan ke arah kaki kanan korban DSA hingga korban terjatuh sampai kepada posisi duduk," ujar Pasma, Jumat (7/10).
Setelah duduk, Ronald Tannur kembali melakukan pemukulan kepala sebanyak 2 kali dengan menggunakan botol minuman keras.
Sesampai di parkiran basement Lenmarc masih terjadi pertengkaran atau cekcok. Korban keluar dari lift mendahului tersangka Ronald Tannur. Dan sambil main handpone di depan mobil innova nopol B 1744 PW berwarna abu-abu metalik milik Ronald Tannur, korban terduduk sandar pada pintu sebelah kiri. Ronald Tannur saat itu memasuki mobil pada posisi driver.
Mobil lalu dijalankan oleh Ronald Tannur dari parkir belok ke kanan. Sedangkan korban terduduk sebelah kiri sehingga mengakibatkan korban terlindas sebagian tubuhnya dan terseret sejauh kurang lebih 5 meter.
Setelah Security Lenmarc datang, akhirnya Ronald Tannur turun dari mobil dan menaikkan korban ke bagian belakang mobil dan dibawa ke apartemen PTC Surabaya.
Sekitar pukul 01.15 Wib, tersangka Ronald Tannur tiba di apartemen dan memindahkan korban ke kursi roda. Pada saat itu kondisi korban diketahui sudah dalam keadaan lemas.
Dalam kondisi itu, Ronald Tannur mencoba memberikan napas buatan sambil menekan-nekan dada tapi tidak ada respons korban. Lalu korban dibawa ke rumah sakit.
Lalu, pada pukul 02.30 Wib korban dinyatakan meninggal dunia. Tim penyelidik telah mengajukan autopsi di RSUD dr Soetomo.
Diketahui, Dini Sera Afriyanti (29), perempuan cantik di Surabaya itu tewas usai dugem bersama teman kencannya di salah satu tempat hiburan malam yang ada di Jalan Mayjen Jonosewejo, Lakarsantri, Surabaya pada Rabu (4/10) malam. Ia tewas diduga akibat dianiaya oleh pasangan prianya berinisial Ronald Tannur. Ronald Tannur sendiri disebut sebagai anak dari anggota DPR RI Komisi IV.
Korban diduga meregang nyawa 30 hingga 45 menit sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat.