Politikus PPP sebut vaksin ulang tak menjamin anak miliki antibodi
Merdeka.com - Terkuaknya penyebaran vaksin palsu telah menimbulkan keresahan banyak orangtua. Apalagi, pemerintah telah mengumumkan 14 rumah sakit di Jakarta dan Bekasi, yang diduga terkait langsung dengan penyebaran vaksin palsu.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Ermalena meminta Kementerian Kesehatan agar menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk mendeteksi korban vaksin palsu, dengan demikian bisa menjalani vaksin ulang.
"Kita minta Menkes bekerja sama dengan IDAI untuk Melakukan pengecekan anak-anak yang memang tidak menerima vaksinasi tersebut untuk divaksinasi ulang," kata Ermalena saat dihubungi, Jumat (15/7).
-
Apa yang harus dilakukan jika anak PJB terlambat imunisasi? Jika jadwal imunisasi terlewat atau tidak lengkap, dr. Sarah menekankan bahwa imunisasi tersebut harus segera dikejar agar perlindungan terhadap infeksi dapat optimal. 'Kalau dia terlambat perlu di catch up, justru harus dikejar supaya proteksi dirinya agar tidak terkena infeksi berulang, agar nggak banyak kondisi penyulitnya,' ucap dr. Sarah.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
Namun politikus PPP ini menyangsikan vaksinasi ulang terhadap anak-anak korban vaksin palsu bakal menjamin mereka mendapatkan antibodi yang diharapkan. Mengingat usia mereka sudah melebihi umur yang disarankan oleh IDAI.
"Yang kita sayangkan adalah kerugian oleh anak-anak kita yang menerima vaksin palsu. Disayangkan oleh komisi IX bahwa kalaupun dilakukan imunisasi ulang, itu kan tidak menjamin antibodi pada anak-anak terbangun sempurna," tuturnya.
Ermalena berujar hal tersebut lantaran imunisasi hanya bisa diberikan saat masa anak-anak saja. Dia hanya berharap para korban vaksin palsu mampu bertahan.
"Karena imunisasi dasar seharusnya diberikan kepada usia 0-9 bulan. Jadi kalau diberikan sekarang kan memang jadi pertanyaan besar. Hanya, ketua IDAI mengatakan bahwa ada yang disebut kekebalan lingkungan. Jadi kalo lingkungannya 85 persen sudah dijamin punya antibodi dan imunitas maka lingkungan yang lain terbawa. Karena tidak ada penularan kalaupun ada penyakit," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaMelewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaKetahui jadwal pelaksanaan PIN Polio Tahap 2, di mana bisa memperolehnya, serta ditujukan pada siapa saja.
Baca SelengkapnyaPemberian imunisasi wajib pada anak perlu dilakukan orangtua untuk mencegah sejumlah risiko penyakit.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca Selengkapnya