Polri: Jalur maut di Sukabumi tak direkomendasikan dilalui bus
Merdeka.com - Polisi menyatakan jalur tempat terjadinya kecelakaan maut di turunan leter S, Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat sebenarnya tidak direkomendasikan untuk dilalui kendaraan jenis bus. Kecelakaan pekan lalu itu merenggut 21 nyawa.
"Kemarin itu di Sukabumi adalah jalan yang tidak direkomendasi oleh bus, tapi mungkin mereka ambil jalan pintas agar cepat," tutur Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (10/9).
Menurut Setyo, pada dasarnya setiap jalan sudah dibuat seproporsional mungkin oleh ahlinya agar dapat dilalui kendaraan. Tentunya dengan pertimbangan dan kesiapan untuk dilalui.
-
Dimana kecelakaan bus terjadi? Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan antara Bus Surya Bali dengan dua truk tronton di Jalan Pantura Pati, Jawa Tengah, di Kecamatan Batangan, Jawa Tengah.
-
Dimana kecelakaan bus itu terjadi? Tragedi kecelakaan yang merenggut dua nyawa itu terjadi KM 695+400 Tol Jombang-Mojokerto, masuk Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, Jombang.
-
Apa penyebab kecelakaan bus? Polisi menetapkan Sadira (51) sebagai tersangka atas peristiwa kecelakaan bus yang ditumpangi pelajar SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang, akhir pekan lalu. Tidak hanya itu, mereka diminta untuk memeriksa seluruh pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia tersebut. 'Saya kira selain sopir bus yang lalai dan memaksakan, kuat dugaan pemilik bus juga sebenarnya mengetahui kondisi ini.
-
Bagaimana kecelakaan bus terjadi? Nahas ketika memasuki KM 695+400 Tol Jombang, sopir bus tertidur mengakibatkan bus oleng ke kiri lalu menabrak truk nopol N 9674 UH bermuatan gerabah.
-
Bagaimana kecelakaan bus Ciater terjadi? Kecelakaan itu diduga akibat laju bus tidak terrkendali di jalan menurun. Akibatnya bus terguling ke arah kanan bahu jalan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang.
-
Kenapa bus telolet di Tangerang dianggap berbahaya? Kondisi ini dirasa berbahaya dan rawan menyebabkan kecelakaan, terutama jika anak-anak yang mengejar bus terjatuh di lokasi tersebut.
"Tapi ada jalan-jalan tertentu yang apabila dilalui kendaraan yang kurang layak, maka membahayakan. Seperti tanjakan Emen di Subang, kendaraan harus fit dan rem bagus," jelas dia.
Setyo pun mengimbau agar setiap PO bus dapat melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum melalui suatu daerah. Setelahnya, kendaraan pun harus diperiksa kelayakannya.
"Kalau lihat satu kecelakaan banyak faktor. Pertama faktor pengemudinya, kendaraan, jalan, faktor cuaca. Ini berbagai faktor kalau terakumulasi bisa terjadi ini. Nanti kita cek lagi mana yang dominan, saya berharap tidak terjadi lagi," kata Setyo. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kecelakaan maut bus di Subang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaAkibat kecelakaan tersebut, 12 pemudik meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menemukan jejak rem di lokasi kecelakaan bus terguling.
Baca SelengkapnyaKorban tewas terdiri atas enam perempuan dan lima laki-laki serta jumlah korban luka berat sebanyak 12 orang.
Baca SelengkapnyaPolda DIY mengidentifikasi ada beberapa jalur rawan kecelakaan dan bencana di DIY yang harus diwaspadai para pengendara kendaraan bermotor.
Baca SelengkapnyaKecelakaan bus Putera Fajar itu menewaskan 11 orang.
Baca SelengkapnyaBus pariwisata yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu.
Baca SelengkapnyaPada saat melaju di jalan yang menurun, bus tiba-tiba oleng ke kanan hingga menabrak kendaraan mobil dari arah berlawanan.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi juga meminta para pemudik yang hendak berwisata agar tidak menggunakan bus pariwisata yang tidak layak.
Baca SelengkapnyaSeluruh korban dievakuasi ke RSU dr. Abdul Radjak Purwakarta.
Baca SelengkapnyaSaat ini, sopir bus SMK Lingga Kencana masih mendapat perawatan intensif di RSUD Subang.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Maut Bus di Ciater, DPR: Kemenhub Tahu Banyak Bus Tak Laik Jalan Tapi Tak Ada Sanksi Tegas
Baca Selengkapnya