Program SMKN Jateng Inisiasi Ganjar Sukses Bawa SDM Lokal Bekerja di Luar Negeri
Merdeka.com - Program SMKN Jawa Tengah (Jateng) yang diinisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sukses membawa SDM lokal bekerja di luar negeri. Salah satunya Rafli Saputro (25) yang sukses bekerja di Jepang.
Awalnya, pria asal Kudus itu tak pernah berpikir bisa bekerja karena perekonomian keluarga belum dapat mengantarkannya ke jenjang pendidikan. Namun, Rafli pun akhirnya punya harapan setelah berhasil diterima di sekolah gratia untuk siswa kurang mampu, SMKN Jateng Kampus Pati.
Bagi Rafli, SMKN Jateng adalah awal dari pengembaraan hidupnya di Negeri Sakura bermula. Rafli mengatakan, dirinya tak mungkin bisa seperti bekerja di Jepang jika tidak bersekolah di SMKN Jateng.
-
Kenapa Rafly Aziz kuliah di Jepang? Bicara soal pendidikan, Rafly Aziz kini sedang berkuliah di Jepang. Dia belajar di jurusan Bisnis Digital dan Inovasi di Tokyo International University.
-
Dimana Raden Rakha sekolah? Rakha diketahui masih menjadi siswa di SMA PESAT Kota Bogor.
-
Di mana Sakti bersekolah sekarang? Dalam foto ini, baru terungkap bahwa putranya sekarang bersekolah di Jakarta Intercultural School.
-
Dimana Raden Mochtar bersekolah? Raden Mochtar sendiri merupakan seorang keturunan Jawa. Ia menyandang pendidikan Taman Siswa di Bandung, Jawa Barat.
-
Kenapa Jaka merantau ke negeri orang? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa Satria merantau ke Solo untuk sekolah musik? Satria, salah satu siswa ABK di SMK Negeri 8 Surakarta, bercita-cita menjadi seorang musisi. Ia rela jauh-jauh merantau ke Kota Solo untuk bisa bersekolah di SMK Negeri 8 Surakarta karena tak banyak sekolah jurusan musik yang menerima siswa ABK seperti dirinya.
"Sebuah sekolah yang dibangun Bapak Gubernur Ganjar Pranowo, yang khususnya untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu seperti saya," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/12).
"Tanpa sekolah ini mungkin saya hanya jadi kuli dengan gaji pas-pasan. Tapi alhamdulillah, di SMKN Jateng yang semua ada di sini, masa depan kami cerah," sambung Rafli.
Dia mengaku tak pernah kesulitan mencari kerja, hingga kini bekerja di Jepang. Bahkan di usianya yang 25 tahun itu, Rafli telah menopang ekonomi keluarganya.
Rafli pun menitipkan rindunya untuk orang tua tercinta dan teman-teman sekolahnya yang juga telah bekerja di berbagai perusahaan. Dia juga berterima kasih kepada Ganjar yang telah mendirikan program SMKN Jateng itu.
"Matur nuwun (terima kasih) Pak, sudah membuat sekolah yang mengubah hidup saya dan keluarga saya selamanya. Matur nuwun juga untuk bapak ibu guru SMK Jateng, panjenengan luar biasa," tuturnya.
Sumiyatun, ibu dari Rafli pun tak kuasa menahan haru ketika melihat nasib sang anak. Sumiyatun mengaku senang dan bahagia melihat Rafli bisa bekerja di Jepang serta membantu kedua orang tua.
"Sekarang kerja di Jepang, alhamdulillah tiap bulan kirim uang, sudah beli tanah dan renovasi rumah. Terharu, bangga, bersyukur nikmat. Sudah mengubah kondisi keluarga," ujarnya di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kudus, Jateng.
Menurut Sumiyatun, SMKN Jateng adalah bukti bukti kepedulian Ganjar dalam bidang pendidikan. Bukan hanya sistem dan kurikulumnya, tapi juga memberi kesempatan bagi anak-anak kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan gratis.
"Ya tidak bisa ngomong, saya bangga. Wong, waktu lulus SMP itu bapaknya tidak kerja jadi tidak ada biaya. Dan, Rafli bisa sekolah di SMKN Jateng dari Pak Ganjar. Sekolahnya gratis tidak ditarik biaya apapun. Sekolahnya berhasil mendidik anak-anak dengan baik, kedisiplinannya juga baik," imbuhnya.
Sementara itu, Ganjar mengaku senang program SMKN Jateng bisa berjalan untuk siswa kurang mampu. Hal itu disampaikannya saat mengunjungi SMKN Jateng Kampus Pati.
"Mereka rata-rata orang tuanya buruh, petani, buruh tani, pedagang di pasar, pedagang keliling. Mudah-mudahan manfaat lah," kata Ganjar, Rabu (7/12).
Ganjar pun mengaku senang karena para siswa sudah punya gambaran masa depan. Ganjar berharap, semua siswa SMKN Jateng bisa sukses, bekerja di luar negeri, dan membanggakan orang tua serta bangsa Indonesia.
"Siswanya semangat, saya senang banget dia mengerti bagaimana dia harus menyiapkan dirinya untuk masa depannya," kata Ganjar.
Sebagai informasi, SMKN Jateng digagas Ganjar Pranowo sejak 2014. SMKN Jateng saat ini tersebar di Kota Semarang, Kabupaten Pati, dan Purbalingga. Pada tahun 2022 ini, Ganjar juga telah menambah 15 SMKN Jateng semi boarding school yang menjadi cikal bakal untuk diberlakukan penuh layaknya SMKN Jateng yang sudah ada saat ini.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mata Ganjar tampak berkaca-kaca saat mendengarkan kisah Dhimas Taufiq Widyanto, pemuda yang akrab disapa Dhimas ini merupakan alumni SMKN Jateng angkatan ke-2
Baca SelengkapnyaInisatif dalam bentuk program pembangunan SMK Negeri telah dilakukan di dua daerah lain yaitu Pati dan Purbalingga.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kehadiran SMKN Jateng ini mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGanjar telah mendirikan SMK/SMA berasrama, dan semua siswa dari keluarga tak mampu digratiskan tanpa biaya sepeserpun.
Baca SelengkapnyaGanjar harap SMK dapat menjadi salah satu pencetak lulusan-lulusan yang mahir dan berkompeten di bidang IT dan Informatika.
Baca SelengkapnyaKemnaker telah menyiapkan program pemagangan ke Jepang bagi pemuda Kabupaten Batang.
Baca SelengkapnyaKomitmen Ganjar untuk melanjutkan keberhasilan program SMKN Jateng ke tingkat nasional
Baca SelengkapnyaProgram sekolah Ganjar dipuji Presiden Jokowi karena dianggap bisa menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo berkomitmen untuk menghadirkan sekolah gratis se-Indonesia untuk masyarakat yang kurang mampu.
Baca SelengkapnyaWalaupun tak mudah, para siswa sangat antusias dalam belajar Bahasa asing.
Baca SelengkapnyaDalam konteks bonus demografi, Ganjar menyebut pilihan mengirimkan tenaga kerja terampil menjadi tepat.
Baca SelengkapnyaPanji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.
Baca Selengkapnya