Puluhan Anak SD di Garut Keracunan Es Krim
Merdeka.com - Puluhan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kersamenak 2, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat, Selasa (14/2) mengalami gejala keracunan. Gejala tersebut dirasakan mereka setelah mengonsumsi jajanan es krim yang dijual pedagang keliling di sekolah.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani membenarkan adanya dugaan keracunan yang menimpa puluhan siswa-siswi SD di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul.
"Ada 66 siswa-siswi yang mengalami gejala keracunan, diduga usai jajan es krim dari pedagang keliling di sekolah," katanya.
-
Bagaimana korban keracunan dirawat? Para korban keracunan massal tersebut saat ini sudah menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit seperti Rumah Sakit Mitra Kasih, Rumah Sakit Cibabat, Rumah Sakit Mal, Rumah Sakit Kasih Bunda, dan juga ke RSHS Bandung.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Bagaimana menangani keracunan makanan? Pada saat mengalami keracunan makanan, sejumlah tindakan penanganan bisa dilakukan. Mencegah dehidrasi juga merupakan cara utama agar gejala keracunan ini tidak memburuk.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Kapan keracunan terjadi? Keracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Ia mengatakan dari seluruh korban yang mengalami gejala keracunan, salah satunya sempat dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Setelah mendapat tindakan, setelah beberapa jam dirawat, korban keracunan itu pun diperbolehkan pulang.
"Kondisi setelah mendapat penanganan terus membaik, jadi diperbolehkan pulang namun tetap dalam pengawasan kami. Untuk sisanya yang 65 orang, semuanya sudah pulang ke rumah, dan juga dalam pengawasan kami," kata Leli.
Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, para siswa yang mengalami gejala keracunan diketahui membeli eskrim dari salah satu pedagang di pagi hari, tepatnya di jam istirahat. Sekitar 30 menit setelah membeli dan mengkonsumsi es krim itu, mereka diketahui merasa pusing, sakit perut, dan muntah.
Pihak sekolah ketika itu langsung melaporkan apa yang menimpa para siswa kepada puskesmas.
"Para tenaga kesehatan dari puskesmas langsung datang ke sekolah untuk memberikan pertolongan langsung di sekolah dan salah satu siswa sempat dibawa ke puskesmas untuk mendapat tindakan lanjutan," ungkapnya.
Dugaan sementara, menurut Leli, penyebab keracunan dari jajanan es krim yang dibeli oleh para siswa saat istirahat. Namun walau begitu, untuk memastikannya, pihaknya sudah mengambil sampel es krim tersebut untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Sampel es krim dari bekasnya sudah kami ambil dan kami kirimkan ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk proses lainnya, kasus ini sudah dalam penanganan pihak kepolisian," ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pedagang eskrim saat ini dalam pencarian kepolisian. Berdasarkan keterangan saksi kepada kepolisian, pedagang es krim tersebut baru pertama kali berjualan di sekitar sekolah.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaPermen semprot yang sebabkan keracunan juga terdaftar di BPOM
Baca Selengkapnya30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca SelengkapnyaSiswa dipulangkan pukul 10.00 yang seharusnya pukul 12.00
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang gejala keracunan makanan pada anak cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus dugaan kebocoran gas amonia dari pabrik es tersebut.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami peristiwa keracunan ini termasuk memanggil pengelola catering.
Baca SelengkapnyaKorban keracunan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit setelah hasil pemeriksaan diharuskan dirujuk.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca Selengkapnya