Rabies di Bali: 19.035 Kasus, 300 Positif dan 4 Orang Meninggal
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, Nyoman Gede Anom menyampaikan, sepanjang tahun 2023 ada 19.035 kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR). Sebanyak 300 warga dinyatakan positif rabies dan empat orang meninggal dunia di Bali.
"Ada 300 kasus rabies dan empat orang di antaranya meninggal dunia. Itu artinya, hampir 296 divaksin dan empat orang ini memang belum (atau) tidak divaksin, entah alasan apapun dia, yang jelas dia tidak divaksin," kata Anom, di Denpasar, Bali, Selasa (27/6).
Data 2023, mulai Januari sampai Juni terdapat 19.035 kasus gigitan. 300 Orang dinyatakan positif.
-
Siapa yang paling sering menyebabkan kematian akibat rabies? Meskipun kematian akibat serangan hewan peliharaan jarang terjadi, WHO melaporkan bahwa sekitar 99% kasus kematian akibat rabies pada manusia disebabkan oleh anjing.
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Siapa yang rentan terkena rabies? Menurut data yang dilansir dari World Health Organization (WHO), sebanyak 59.000 penduduk di seluruh dunia meninggal akibat rabies, dan 99% di antaranya terkena gigitan anjing yang telah terinfeksi virus rabies.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Bagaimana rabies menular? Rabies disebabkan oleh virus rabies, yang dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, dan kelelawar.
-
Siapa yang rentan terinfeksi rabies? Terkena gigitan kucing yang terkena rabies menjadi hal yang berbahaya.
"Yang meninggal ada empat (orang) di (Kabupaten) Buleleng satu orang, Jembrana ada dua, dan Badung satu orang," imbuhnya.
Dia menyebutkan, kendati ada 300 gigitan warga dinyatakan positif atau terinfeksi rabies belum bisa melakukan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di Bali. Karena, kategori KLB adalah kasus rabies yang menyebabkan meninggal dunia.
"(Kategorinya) Kasus meninggal, dari awal tidak ada meninggal tiba-tiba meninggal itu masuk KLB, ini kalau (dibandingkan) tahun lalu (kaus rabies meninggal) menurun. Kalau gigitan positif, bukan menjadi indikasi untuk KLB tapi (yang) meninggal," jelasnya.
Dia menerangkan, di tahun lalu 2022 ada 22 orang yang meninggal dunia karena rabies. Apabila kasus meninggal naik dua kali lipat, kata dia, baru bisa disebut KLB rabies.
"Ada 22 kasus meninggal (tahun 2022). Artinya (dibandingkan tahun) kita masih kendalikan. (Kalau KLB) peningkatan dua (atau) tiga kali lipat baru KLB atau dari tidak ada menjadi ada (kasus meninggal)," jelasnya.
Sementara, untuk jumlah stok vaksin anti rabies atau VAR di Pulau Bali mencapai 63 ribu dosis dan kebutuhan VAR cukup sampai akhir tahun. ”Kita punya 63 ribu vaksin itu cukup sampai kebutuhan akhir tahun," ujarnya.
Pihaknya juga mengatakan, sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan berharap warga tidak menyelepekan dan jangan menganggap enteng kena gigitan anjing.
"Setiap ada gigitan anjing, anjing peliharaan atau anjing liar segera cuci dengan air sabun mengalir 10 (hingga) 15 menit. Kasih yodium setelah itu bawa ke Puskesmas terdekat. Di sana minta saja, di sana pasti dikasih vaksin anti rabies. Kita siapkan seluruh faskes untuk vaksin anti rabies, gratis. Dengan begitu tidak ada lagi kasus kematian di Bali," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Bali, I Wayan Sunada mengatakan, untuk menangani kasus rabies di Pulau Dewata, pihaknya sudah membentuk Tisira atau Tim Satgas Rabies yang sudah ada di beberapa kabupaten dan kota di Bali.
"Kita bentuk tidak cukup dengan di kabupaten saja, kita harus turun ke bawah, membentuk Tisira di desa-desa. Tisira ini, merupakan ganda terdepan untuk menuntaskan rabies di Bali," ujarnya.
Sementara, populasi anjing di Bali saat ini mencapai, 559.000 ekor. Termasuk anjing liar dan dipelihara, dan per hari kemarin 49,95 persen sudah tervaksin.
"Tadi 49,95 (sudah tervaksin) dan tinggal separuh lagi, itu tugas kita dan tahun 2022 hanya 35 persen (yang belum tervaksin). Mungkin itu dampaknya ke tahun sekarang," ujarnya.
Sementara, terkait untuk vaksin anti rabies (VAR) pihaknya juga mengaku dapat bantuan dari Australia dan Perancis. Total sudah ada 350 ribu dosis VAR di Bali. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaKasus DBD tertinggi yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaHingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.
Baca SelengkapnyaBila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca Selengkapnya