Raker dengan Komisi IX DPR, Menkes dicecar lagi soal vaksin palsu
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Nila Juwita Moeloek kembali dicecar anggota DPR terkait kasus vaksin palsu. Kali ini dalam Rapat Kerja (Raker) tindak lanjut penanggulangan vaksin palsu yang digelar di Komisi IX DPR.
Dalam paparan awalnya, Nila mengatakan pihaknya akan segera menuntaskan kasus ini secara hukum. Dia juga berujar sudah berupaya memutus jaringan vaksin palsu yang sudah beredar di RS seluruh Indonesia.
"Melakukan pengungkapan seluruh jaringan tindak pidanan vaksin palsu," kata Nila dalam Raker dengan komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/7).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Mengapa isu hoaks kesehatan banyak ditemukan? Berdasarkan kategori, sejak Agustus 2018 hingga Desember 2023, isu hoaks paling banyak berkaitan dengan sektor kesehatan. Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan. Isu yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19 masih mendominasi dalam kategori ini. Selain itu ada banyak informasi yang menyesatkan berkaitan dengan obat-obatan dan produk kesehatan.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
Sedangkan Anggota Komisi IX DPR Siti Masrifah sepakat ada pengungkapan peredaran vaksin palsu. Dia berharap segera diungkap ke publik fasilitas kesehatan mana saja yang mengedarkan vaksin tersebut.
"Saya setuju bahwa kami mohon pada ibu menteri membuka faskes apa saja yang terlibat peredaran vaksin palsu. Kalau tidak mau menyampaikan itu, kami ingin tahu alasannya apa. Kami minta penjelasan dari ibu menteri dan seluruh jajaran," kata Politikus PKB tersebut.
Sedangkan Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay kecewa Menkes seolah melindungi fasilitas kesehatan yang mengedarkan vaksin palsu. Hal tersebut lantaran data yang dipaparkan Nila hanya bersifat inisial dari fasilitas kesehatan.
"Nama-nama faskes yang terlibat sudah disebut tapi inisial. Ini kok seperti pelaku pencuri ayam. Padahal maling ayam dan koruptor saja namanya lengkap, dipermalukan. Kenapa orang yang mengancam nyawa anak Indonesia malah ditutup-tutupi. Mengapa kok faskes semacam ini seakan-akan dilindungi. Saya minta hari ini diungkap," ungkap Saleh.
Politikus PAN tersebut juga mendesak Nila mengungkap titik sentral dari jaringan tersebut. "Siapa yang bertanggung jawab, distribusinya siapa, kok ada limbah kesehatan itu bisa didaur ulang lagi. Minimal ada penjelasan yang membuat kita yakin pemerintah bekerja soal ini," ujarnya.
Dia juga meminta Nila menjelaskan, seperti apa langkah pemerintah dalam memutuskan mata rantai peredaran vaksin palsu. Selain itu harus bisa memastikan seperti apa dan di mana saja ada vaksin yang legal.
"Bidan, dokter yang terlibat belum dijelaskan. Limbah kesehatan kalau tidak ada yang tampung orang bekerja di situ, tidak akan mungkin keluar," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengetahui masalah tersebut, Pahala Nainggolan tak segan-segan menempuh jalur hukum
Baca SelengkapnyaSetelahnya KPK baru bisa menyelidiki dugaan klaim fiktif di kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaPihak BPJS berupaya melakukan tuntutan perdata terhadap managemen rumah sakit untuk segera mengembalikan dana kerugian tersebut.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaUniversitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta diterpa isu korupsi. Bagaimana duduk perkaranya?
Baca SelengkapnyaTiga rumah sakit itu berada di Sumatera Utara dan Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKemenkes tidak pernah menerbitkan surat undangan Sosialisasi SE Rekrutmen Bantuan Biaya Fellowship Dokter Spesialis
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaKemenkes dianggap tidak menepati janjinya dalam memastikan terciptanya keterlibatan publik dan legislatif secara menyeluruh dalam penyusunan aturan ini.
Baca Selengkapnya