Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Raker dengan Komisi IX DPR, Menkes dicecar lagi soal vaksin palsu

Raker dengan Komisi IX DPR, Menkes dicecar lagi soal vaksin palsu Menkes di KPK. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Kesehatan Nila Juwita Moeloek kembali dicecar anggota DPR terkait kasus vaksin palsu. Kali ini dalam Rapat Kerja (Raker) tindak lanjut penanggulangan vaksin palsu yang digelar di Komisi IX DPR.

Dalam paparan awalnya, Nila mengatakan pihaknya akan segera menuntaskan kasus ini secara hukum. Dia juga berujar sudah berupaya memutus jaringan vaksin palsu yang sudah beredar di RS seluruh Indonesia.

"Melakukan pengungkapan seluruh jaringan tindak pidanan vaksin palsu," kata Nila dalam Raker dengan komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/7).

Orang lain juga bertanya?

‎‎Sedangkan Anggota Komisi IX DPR Siti Masrifah sepakat ada pengungkapan peredaran vaksin palsu. Dia berharap segera diungkap ke publik fasilitas kesehatan mana saja yang mengedarkan vaksin tersebut.

"Saya setuju bahwa kami mohon pada ibu menteri membuka faskes apa saja yang terlibat peredaran vaksin palsu. Kalau tidak mau menyampaikan itu, kami ingin tahu alasannya apa. Kami minta penjelasan dari ibu menteri dan seluruh jajaran," kata Politikus PKB tersebut.

Sedangkan Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay kecewa Menkes seolah melindungi fasilitas kesehatan yang mengedarkan vaksin palsu. Hal tersebut lantaran data yang dipaparkan Nila hanya bersifat inisial dari fasilitas kesehatan.

"Nama-nama faskes yang terlibat sudah disebut tapi inisial. Ini kok seperti pelaku pencuri ayam. Padahal maling ayam dan koruptor saja namanya lengkap, dipermalukan. Kenapa orang yang mengancam nyawa anak Indonesia malah ditutup-tutupi. Mengapa kok faskes semacam ini seakan-akan dilindungi. Saya minta hari ini diungkap," ungkap Saleh.

‎Politikus PAN tersebut juga mendesak Nila mengungkap titik sentral dari jaringan tersebut. "Siapa yang bertanggung jawab, distribusinya siapa, kok ada limbah kesehatan itu bisa didaur ulang lagi. Minimal ada penjelasan yang membuat kita yakin pemerintah bekerja soal ini," ujarnya.

Dia juga meminta Nila menjelaskan, seperti apa langkah pemerintah dalam memutuskan mata rantai peredaran vaksin palsu. Selain itu harus bisa memastikan seperti apa dan di mana saja ada vaksin yang legal.

‎"Bidan, dokter yang terlibat belum dijelaskan. Limbah kesehatan kalau tidak ada yang tampung orang bekerja di situ, tidak akan mungkin keluar," pungkasnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Temuan KPK Bongkar Rumah Sakit Nakal Klaim Fiktik BPJS Kesehatan & Rugikan Negara
VIDEO: Temuan KPK Bongkar Rumah Sakit Nakal Klaim Fiktik BPJS Kesehatan & Rugikan Negara

Mengetahui masalah tersebut, Pahala Nainggolan tak segan-segan menempuh jalur hukum

Baca Selengkapnya
KPK Telaah Dugaan Korupsi Klaim Fiktif BPJS Bermoduskan Baksos
KPK Telaah Dugaan Korupsi Klaim Fiktif BPJS Bermoduskan Baksos

Setelahnya KPK baru bisa menyelidiki dugaan klaim fiktif di kasus tersebut.

Baca Selengkapnya
Rumah Sakit Swasta di Jateng Ajukan Klaim BPJS Palsu Rp29 Miliar
Rumah Sakit Swasta di Jateng Ajukan Klaim BPJS Palsu Rp29 Miliar

Pihak BPJS berupaya melakukan tuntutan perdata terhadap managemen rumah sakit untuk segera mengembalikan dana kerugian tersebut.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Kejari Depok Endus Dugaan Korupsi UPN Veteran, Pihak Kampus Buka Suara
Kejari Depok Endus Dugaan Korupsi UPN Veteran, Pihak Kampus Buka Suara

Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta diterpa isu korupsi. Bagaimana duduk perkaranya?

Baca Selengkapnya
3 RS Klaim Fiktif ke BPJS, Kemenkes Ancam Putuskan Kerja Sama dan Cabut Izin Praktik Dokter Terlibat
3 RS Klaim Fiktif ke BPJS, Kemenkes Ancam Putuskan Kerja Sama dan Cabut Izin Praktik Dokter Terlibat

Tiga rumah sakit itu berada di Sumatera Utara dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Waspada Penipuan Berkedok Surat Kemenkes Soal Bantuan Biaya Fellowship Dokter Spesialis
Waspada Penipuan Berkedok Surat Kemenkes Soal Bantuan Biaya Fellowship Dokter Spesialis

Kemenkes tidak pernah menerbitkan surat undangan Sosialisasi SE Rekrutmen Bantuan Biaya Fellowship Dokter Spesialis

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak, Ini Daftarnya
Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak, Ini Daftarnya

Total jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.

Baca Selengkapnya
Komisi IX DPR Minta Kemenkes Serius Tangani Kenaikan Kasus DBD
Komisi IX DPR Minta Kemenkes Serius Tangani Kenaikan Kasus DBD

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
Tagih Janji Kemenkes, DPR Kecewa PP 28 Nomor 2024 tentang Kesehatan Minim Pelibatan Publik
Tagih Janji Kemenkes, DPR Kecewa PP 28 Nomor 2024 tentang Kesehatan Minim Pelibatan Publik

Kemenkes dianggap tidak menepati janjinya dalam memastikan terciptanya keterlibatan publik dan legislatif secara menyeluruh dalam penyusunan aturan ini.

Baca Selengkapnya