Resmikan Masjid Nurul Falah, Tito Minta Kajian Ibadah Paralel dengan Pancasila
Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, meresmikan Masjid Nurul Falah. Masjid itu berada di lingkungan kantor Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa dan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri.
Dalam sambutannya, Tito berpesan agar kegiatan ibadah di masjid mesti paralel dengan apa yang menjadi dasar-dasar Pancasila.
"Masjid ini dibangun dengan cukup megah, cukup indah, saya minta dirawat dan diisi dengan kajian-kajian ibadah yang paralel dengan dasar negara kita yang pluralistik yaitu Pancasila. Sesuai dengan nilai kemanusiaan, sesuai dengan nilai-nilai keberagaman, sesuai dengan nilai yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Tito di Gedung Ditjen Bina Kemendes dan Ditjen Duk Capil, Jakarta Selatan, Selasa (7/1).
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Siapa yang membangun Masjid Ciptomulyo? Masjid itu dibangun oleh Raja Keraton Surakarta, Pakubuwono X, sekitar tahun 1905 Masehi.
-
Gimana cara memakmurkan masjid? Dengan menerapkan cara memakmurkan masjid, masjid akan menjadi lebih makmur dan berfungsi sebagai pusat kegiatan yang bermanfaat bagi jamaah dan masyarakat sekitarnya.
-
Kenapa Mbah Muljadi mendirikan masjid? Tanpa merobohkan pondasi bangunan tersebut, Mbah Muljadi membangun tempat sederhana yang kemudian digunakan sebagai rumah ibadah sekaligus tempat berkumpul warga di sekitar pasar.
-
Dimana Mbah Mulyadi mendirikan masjid? Pada 1674, Mbah Mulyadi mendirikan masjid di Kampung Jetis dan diberi nama Masjid Jamik Al-Abror.
-
Siapa yang mendirikan Masjid Tiban? Masjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran
Tito juga berharap masjid tersebut membentuk karakter di lingkungan kantor Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa dan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri menjadi semakin baik.
"Peran masjid menjadi penting, ketika bicara spiritual question karena masjid tempat ibadah umat Islam. Di masjid ini minimal tantangan dan godaan yang sangat besar di Pemdes dan Dukcapil kita bisa intropeksi diri dan membangun karakter yang baik," ujarnya.
"Mudah-mudahan, dengan terbentuknya masjid ini, apalagi dengan swadaya bisa membentuk karakter yang baik," sambungnya.
Karakter yang baik, katanya, diharapkan menular pada keseharian PNS dalam melayani masyarakat.
"Dengan demikian mudah-mudahan dengan semua kegiatan itu akan terbantu karakter ASN di lingkungan Dukcapil dan Pemdes, ada masyarakat yang memanfaatkan tempat ini berkarakter Pancasilais, ketuhanan yang maha esa. Sehingga, dapat mendorong pelayanan publik yang lebih baik," jelas Tito.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai toleransi yang diamanahkan jika dipegang teguh bisa menjaga keutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenurut Paus Fransiskus, keberadaan Masjid Istiqlal menjadi anugerah bagi Bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaInilah desain masjid keempat dari AHHA yang dirancang dengan penuh kreativitas.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, masjid harus menjadi tempat mempersatukam keberagaman Indonesia.
Baca SelengkapnyaKedua tokoh besar tersebut menjadi contoh bagi umat beragama untuk menjalin hubungan di tengah perbedaan
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus memuji watak masyarakat Indonesia dan menyerukan menjaga Bhinneka Tunggal Ika.
Baca SelengkapnyaPancasila harus diterapkan secara menyeluruh baik di lingkungan masyarakat maupun pendidikan.
Baca SelengkapnyaMardiono mendorong para kader untuk terus dekat dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaat ini pembangunan Masjid Tjia Kang Hoo sudah mencapai 70 persen.
Baca SelengkapnyaKelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?
Baca SelengkapnyaMahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Jusuf Kalla saat memberikan sambutan di Muktamar Dewan Masjid Indonesia ke-8 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (1/3).
Baca Selengkapnya