Sambut Hari Raya Nyepi, Belasan Ogoh-ogoh Diarak di Malioboro
Merdeka.com - Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941, masyarakat Hindu di Yogyakarta menyelenggarakan pawai ogoh-ogoh, Sabtu (2/3). Sebanyak 16 buah ogoh-ogoh diarak di sepanjang Jalan Malioboro.
Ogoh-ogoh berwujud raksasa ini dalam kepercayaan masyarakat Hindu dianggap sebagai perlambang dari angkara murka dan sifat jahat. Ogoh-ogoh ini biasanya diwujudkan dalam bentuk raksasa dengan wajah yang mengerikan.
Koordinator pawai Ogoh-ogoh I Nyoman Setiawan mengatakan ada 16 buah ogoh-ogoh dengan berbagai ukuran yang diarak untuk pawai di sepanjang Jalan Malioboro. Pawai ini dimulai dari depan Kantor DPRD DIY dan berakhir di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
-
Kenapa Banyuwangi Ethno Carnival dirayakan? “Ini tidak sekadar tontonan dan hiburan semata. Tapi, ini menjadi panggung bagi talenta-talenta Banyuwangi untuk merawat budaya yang kita miliki dan memperkenalkannya kepada dunia,“ ungkap Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi peringati Hari Pahlawan dengan upacara? Hari Pahlawan di Banyuwangi diperingatai dengan berbagai kegiatan. Salah satunya Upacara Tabur Bunga di Selat Bali di atas kapal KAL Rajegwesi II-5-40 yang dilaksanakan pada Jumat (10/11/2023).
-
Mengapa Nyepi dirayakan? Meskipun hari raya Nyepi sering diidentikkan dengan keheningan, namun Surabaya menawarkan beragam destinasi liburan yang tetap dapat dinikmati oleh para pengunjung.
-
Mengapa Muhibah Budaya di Banyuwangi diselenggarakan? “Muhibah Budaya ini tidak semata pertunjukkan, namun sebagai wadah saling silaturahmi dan memperkuat kebudayaan di daerah masing-masing,“ ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat hadir dalam acara tersebut.
-
Bagaimana tradisi Ayi Ayo Onam dirayakan? Biasanya, perayaan ini akan diadakan dengan penuh kemeriahan. Selama Ayi Ayo Onam ini turut dilaksanakan beberapa rangkaian acara lainnya yang masih dekat dan kental dengan unsur Islam.
-
Mengapa Banyuwangi menyelenggarakan Meras Gandrung? Selain menjadi atraksi wisata, Meras Gandrung juga upaya mempertahankan dan melestarikan budaya Banyuwangi.
"Ini merupakan pawai ogoh-ogoh kelima yang kami gelar di Malioboro. Pawai ini merupakan bagian dari menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941," ujar Nyoman.
Nyoman mengatakan selain menyambut Hari Raya Nyepi, pawai ogoh-ogoh juga untuk mengenalkan dan melestarikan budaya. Selain itu pawai ogoh-ogoh juga untuk meramaikan wisata di Yogyakarta.
"Acara ini juga bertujuan untuk melestarikan kebudayaan dan mendorong pariwisata di Yogyakarta. Adanya pawai ini agar masyarakat bisa ikut terhibur dan senang," urai Nyoman.
Nyoman menambahkan untuk pawai ogoh-ogoh kali ini pihaknya melibatkan berbagai Komunitas Mahasiswa Hindu Budha (KMHD) dan juga komunitas seni budaya yang ada di Yogyakarta.
"Ke depan kami berharap pawai ini akan diselenggarakan bersama-sama dengan masyarakat lintas iman. Tak hanya umat Hindu saja tapi juga umat lainnya juga bisa ikut terlibat," pungkas Nyoman.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu di sejumlah wilayah Indonesia pada Minggu (10/3/2024) lalu telah melakukan serangkaian ritual.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Bali mengadakan parade tarian Ogoh-Ogoh untuk menyambut merayakan Hari Raya Nyepi tahun 2024 pada 11 Maret 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMemperingati Hari Jadi ke-167 Desa Kemiren, warga setempat merayakannya dengan menggelar beragam atraksi yang kental budaya Osing.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam budaya dari seluruh Indonesia yang telah bermukim di Tarakan ini akan ikut tampil, dengan mempertontonkan keunikan dan kekhasan masing-masing.
Baca SelengkapnyaAda beragam atraksi seni dan budaya yang dihelat dalam sepekan Lebaran di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaGandrung Sewu Payung Agung adalah cerminan keelokan dari keragaman budaya yang ada di Banyuwangi, tempat dimana tradisi dan nilai hidup saling berinteraksi.
Baca SelengkapnyaFestival Gandrung Sewu menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan budaya lokal ke publik global.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai membuat patung raksasa untuk tradisi pawai ogoh-ogoh persiapan perayaan Hari Raya Nyep
Baca SelengkapnyaTradisi itu juga bisa menjadi potensi wisata karena banyak menyedot perhatian warga.
Baca SelengkapnyaDalam waktu singkat, isi gunungan tumpeng habis diserbu masyarakat yang tampak sangat antusias.
Baca SelengkapnyaTradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir
Baca SelengkapnyaTahun Baru Islam dirayakan dengan berbagai cara oleh masyarakat di berbagai daerah, salah satunya adalah pawai obor.
Baca Selengkapnya