Sampah Laut dan Plastik jadi Seni Instalasi di Bali
Seniman Ari Bayuaji mengubah jaring ikan bekas nelayan serta tali plastik yang sudah tidak terpakai yang dikombinasikan dengan sampah laut lainnya.
Karya Ari Bayuaji
Sampah Laut dan Plastik jadi Seni Instalasi di Bali
Seniman Ari Bayuaji mengubah jaring ikan bekas nelayan serta tali plastik yang sudah tidak terpakai yang dikombinasikan dengan sampah laut lainnya untuk menjadi suatu karya instalasi dalam proyek seni komunitas bertajuk "Weaving the Ocean: Pieces of Hope".
-
Di mana sampah plastik mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Bagaimana sampah plastik bisa sampai ke lautan? Limbah plastik ini meliputi kantong plastik, botol, sedotan, dan kemasan makanan yang mengalir dari sungai, pantai, serta aktivitas industri dan perikanan.
-
Apa dampak sampah plastik bagi kehidupan laut? Kehidupan di dalam laut pun juga terancam. Sampah plastik yang terbuang ke laut dapat menyebabkan kematian hewan laut karena banyak hal, misalnya terjerat atau menelan plastik. Selain itu, mikroplastik yang terbentuk dari sampah plastik dapat masuk ke dalam rantai makanan manusia.
-
Apa yang dibangun di Bantul dengan sampah plastik? Di Bantul, tepatnya tak jauh dari TPST Piyungan, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah bangunan yang cukup unik bernama Monumen Antroposen.
-
Bagaimana sifat sampah plastik? Sifat sampah plastik tidak mudah terurai proses pengolahannya menimbulkan toksit dan bersifat karsinogenik, butuh waktu sampai ratusan tahun bila terurai secara alami.
-
Dimana sampah plastik diolah di Bandung? Berlokasi di Jalan Dago Pojok No 112, Dago, komunitas ini menggagas pengolahan sampah plastik menjadi karya seni wayang.
"Inspirasinya ini dari banyaknya sampah yang ditemukan di laut-laut di Bali. Saya lihat tali plastik ini kalau diuraikan benang-benangnya bisa dijadikan bahan untuk menenun seperti songket. Akhirnya pada masa pandemi lalu saya memulai poyek Weaving the Ocean ini,"
Ari Bayuaji.
Ari Bayuaji menjelaskan, dirinya bekerja sama dengan komunitas lokal dan para nelayan yang berada di pesisir pantai untuk mengumpulkan jaring ikan serta tali yang sudah tidak terpakai serta sampah laut lain yang kemudian didaur ulang untuk menciptakan karya seni ituAri Bayuaji juga terus melakukan penelitian mengenai bahan-bahan tersebut sehingga dapat menciptakan sebuah karya seni tenun kompleks yang menggambarkan kedua belah sisi kehidupan laut, yaitu keindahan yang menakjubkan dan juga sifat rapuh yang dimilikinya.
"Melalui penggunaan bahan ramah lingkungan yang digabung dengan teknik yang inovatif ini saya menyoroti adanya kebutuhan mendesak untuk melindungi lautan dan ekosistemnya yang beragam,"
Ari Bayuaji
Karya instalasi berbentuk alat tenun tradisional dan kain yang dijahit menggunakan benang daur ulang yang terbuat dari sampah plastik itu saat ini dipamerkan di Koral Restaurant, The Apurva Kempinski Bali, Kabupaten Badung, Bali.
Kerja sama dengan The Apurva Kempinski Bali itu dilakukan untuk mengedukasi para tamu hotel mengenai konservasi ekosistem laut melalui tampilan seni yang menggabungkan kesenian artistik dan kesadaran terhadap lingkungan yang berkelanjutan.Tidak hanya dapat menyaksikan karya itu, para tamu juga diberikan kesempatan untuk dapat mengikat benang daur ulang pada karang yang terbuat dari plastik ke karya seni instalasi alat tenun, sehingga memberikan kesan pribadi bagi seluruh pengunjung..
General Manager The Apurva Kempinski Bali Vincent Guironnet menambahkan kolaborasi dengan seniman Ari Bayuaji itu semakin memperkuat komitmen The Apurva Kempinski untuk memberikan pengaruh positif pada aspek lingkungan dan sosial, sekaligus memberikan pengalaman yang unik kepada setiap tamu."Kami mengundang para tamu untuk bergabung dalam program pariwisata dan pembangunan berkelanjutan, merayakan keharmonisan seni dan alam, serta bersama-sama dapat menenun masa depan yang lebih cerah,"
Ari Bayuaji